• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Pangandaran

Majelis Taklim Al-Muqni Masawah Adakan Pengajian Tematik di Sela-sela Ngalogat

Majelis Taklim Al-Muqni Masawah Adakan Pengajian Tematik di Sela-sela Ngalogat
Majelis Taklim Al-Muqni Masawah Adakan Pengajian Tematik di Sela-sela Ngalogat. (Foto: NUJO/Muslim)
Majelis Taklim Al-Muqni Masawah Adakan Pengajian Tematik di Sela-sela Ngalogat. (Foto: NUJO/Muslim)

Pangandaran, NU Online Jabar
Meski sudah memasuki separuh bulan Muharam 1444 H, suasana tahun baru Islam di Masawah, Cimerak, Kabupaten Pangandaran masih nampak meriah dan menyala. Desa yang terkenal dengan Pantai Madasari ini hampir saban Jumat menyelenggarakan pengajian di setiap dusun-dusunnya. 

 

Tepat di Dusun Masawah berdiri sebuah Majelis Taklim Al-Muqni yang mewadahi semangat para bapak dan ibu dusun serta beberapa pemuda untuk mengaji dengan metode ala ulama NU, yakni ngalogat. Rutinan pengajian Majelis Taklim Al-Muqni ini dilaksanakan selepas Maghrib pada Ahad malam di sebuah saung milik majelis dengan beberapa kajian kitab klasik, seperti I’anatul Thalibin, Hikam, Sulamut Taufiq, Jam’ul Mughni, dan Tafsir Jalalain. 

 

Namun berbeda dengan Ahad malam (14/8/22) kemarin, pengajian diselenggarakan dengan meriah sembari memperingati Tahun Baru Hijriyah 1444 H. Kali ini, pengajian diselenggarakan secara tematik dengan mengangkat tema seputar Muharram.

 

Sebelum pengajian dimulai, tradisi khas Masawah yakni ngaliwet mengawali acara ini. Tentunya para warga yang hendak ikut pengajian dipersilakan untuk makan-makan terlebih dahulu. Pengajian dimulai dan dibuka bada Maghrib oleh ustadz Subari, anggota Majelis Taklim Al-Muqni, adapun warga yang berpartisipasi tidak sebatas warga lingkungan saung, tetapi juga ikuti oleh warga desa sebelah. 

 

“Pengajian malam ini tidak seperti biasanya, karena dilaksanakan untuk memperingati Muharraman 1444 H, diharapkan ke depannya kita bisa semakin istikamah dan mendapat berkah dari perayaan ini,” ujar ustadz Subari.

 

Memasuki acara inti, pengajian disampaikan oleh Ajengan Jajang, salah satu kiai desa yang rutin mengisi di majelis tersebut. Ia menyampaikan peristiwa hijrah Nabi Muhammad Saw sebagai awal dimulai tahun hijriyah. 

 

“Pengertian hijrah yang sebenarnya adalah berpindah dari pengarai buruk ke pengarai baik, jadi tidak hanya berpindah tempat saja,” cuplikan kalimat yang beliau sampaikan sebagai pembuka pengajian. 

 

Tidak melulu seputar hijrah, ia juga menyampaikan perumpamaan lafal Baqiyatus Shalihah yang saling bersambungan. Lafal tasbih sebagai batang, tahmid sebagai cabang, tahlil sebagai buah, takbir sebagai buah jatuh yang telah matang.

 

Unu, salah satu warga yang istikamah mengikuti majelis ini mengutarakan, “pengajian malam dikonsep terlihat lebih besar dari biasanya karena kami bersyukur bisa menikmati kembali tahun baru Islam, dengan mengambil tema Muharram tapi untuk hari biasa, kami akan tetap mengkaji seputar fikih, tafsir, dan tasawuf,” katanya.

 

Sebelum pengajian berakhir dan dipungkasi salat Isya berjamaah, sebagai penutup, Ajengan Jajang menyampaikan pula hubungan antara syariah, tarekat, dan hakikat yang tidak dapat dipisahkan dengan Islam, iman, dan ihsan. Ketiganya itu akan berlangsung mulus bila diiringi dengan ketulusan hati yang paling dalam (sarirah).

 

Pewarta: Muhammad Muslim Azizi
Editor: Agung Gumelar


Pangandaran Terbaru