Relevansi Tema Harlah NU ke 102 dengan Nilai-Nilai Keindonesian
Jumat, 17 Januari 2025 | 09:00 WIB
Nahdlatul Ulama (NU) akan merayakan Hari Lahir (Harlah) ke-102 pada 16 Januari 2025, bertepatan dengan 16 Rajab 1446 H. Tema yang diangkat adalah "Bekerja Bersama Umat untuk Indonesia Maslahat".
Tema ini menekankan pentingnya kolaborasi antara NU dan umat Islam dalam mewujudkan kemaslahatan bagi Indonesia. Kolaborasi ini mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, sosial, ekonomi, dan keagamaan, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Logo Harlah ke-102 NU terdiri dari dua komponen utama: sorban kiai berwarna hijau dan tali tambang. Sorban hijau melambangkan keulamaan, religiusitas, serta pembawa rahmat dan keselamatan bagi umat. Sementara itu, angka 102 diadopsi dari tali tambang yang menjadi salah satu inti dari logo NU, menggambarkan ikatan kuat dan persatuan dalam organisasi.
Melalui tema dan rangkaian acara tersebut, NU berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam pembangunan bangsa, bekerja sama dengan umat demi tercapainya kemaslahatan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Tema "Bekerja Bersama Umat untuk Indonesia Maslahat" secara mendalam terhubung dengan nilai-nilai yang dijunjung Nahdlatul Ulama (NU) dan landasan ideologi bangsa Indonesia. Relevansi ini dapat dijelaskan melalui beberapa poin berikut:
1.Nilai-Nilai NU
A. Islam Rahmatan lil 'Alamin
NU selalu menekankan Islam sebagai agama yang membawa rahmat dan kebaikan bagi seluruh alam. Prinsip ini relevan dengan semangat "Indonesia Maslahat," di mana seluruh program kerja NU bertujuan untuk kesejahteraan bersama tanpa membedakan agama, suku, dan status sosial.
B. Ukhuwah sebagai Pilar Kebersamaan
Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama Muslim), Ukhuwah Wathaniyah (persaudaraan kebangsaan), dan Ukhuwah Basyariyah (persaudaraan kemanusiaan) adalah nilai utama NU. Tema ini merepresentasikan kerja sama lintas sektor dan lintas agama untuk mewujudkan masyarakat yang harmonis dan maslahat.
C. Moderasi Beragama
NU mengajarkan sikap tawassuth (moderat), tasamuh (toleran), dan i'tidal (adil), yang mendorong keseimbangan dalam kehidupan beragama dan bernegara. Relevansi tema terlihat pada fokus NU dalam menjaga harmoni sosial dan menolak ekstremisme yang merusak persatuan.
D. Gotong Royong dan Kepedulian Sosial
NU sangat menekankan prinsip gotong royong sebagai bagian dari tradisi Islam Nusantara. Bekerja bersama umat dalam tema ini mencerminkan semangat gotong royong untuk menyelesaikan persoalan sosial dan meningkatkan kesejahteraan umat.
2.Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia
A. Pancasila sebagai Dasar Negara
Tema ini selaras dengan sila ke-5, "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia." Semangat kemaslahatan sejalan dengan visi NU yang mendukung Pancasila sebagai panduan kehidupan berbangsa dan bernegara.
B. Kebhinekaan sebagai Kekuatan Bangsa
Indonesia adalah negara yang kaya akan keragaman agama, budaya, dan etnis. Tema ini menegaskan bahwa kolaborasi antarumat adalah kunci menjaga kebhinekaan. NU selalu mengajarkan toleransi dan persatuan, sesuai dengan semboyan bangsa Bhinneka Tunggal Ika.
C. Semangat Gotong Royong dalam Konstitusi
UUD 1945 menekankan pentingnya kerja sama dalam mencapai kesejahteraan umum. Tema ini mencerminkan cita-cita konstitusi untuk bekerja bersama demi kemajuan bangsa.
3.Relevansi dalam Konteks Kekinian
A. Meningkatkan Persatuan di Tengah Polarisasi Sosial
Di era modern, perpecahan sering muncul akibat perbedaan agama, politik, dan pandangan sosial. NU, melalui tema ini, mengajak umat untuk bersatu demi kemaslahatan bangsa, menekankan pentingnya persatuan di atas kepentingan golongan.
B. Menjawab Tantangan Globalisasi
Globalisasi membawa dampak positif dan negatif, seperti ketimpangan ekonomi, degradasi moral, dan krisis lingkungan.
NU berperan sebagai penjaga nilai-nilai lokal dan agama yang relevan untuk menjawab tantangan global tersebut.
C. Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Kemaslahatan
Dengan kondisi ekonomi yang belum merata, NU melalui tema ini mendorong penguatan ekonomi berbasis komunitas, seperti koperasi syariah dan UMKM pesantren
4.Kontribusi NU terhadap Indonesia Maslahat
a. Pendidikan Berbasis Pesantren
NU mengelola ribuan pesantren yang tidak hanya mengajarkan agama, tetapi juga keterampilan hidup (life skills). Pendidikan pesantren menciptakan generasi yang berdaya saing dan berkontribusi bagi bangsa.
b. Program Sosial dan Kemanusiaan
NU melalui LazisNU dan NU Peduli telah memberikan kontribusi besar dalam mengatasi kemiskinan dan membantu korban bencana.
Kegiatan ini mencerminkan kerja nyata NU dalam mewujudkan masyarakat yang maslahat.
c. Moderasi Politik
NU selalu mengambil posisi netral dan bijaksana dalam menghadapi dinamika politik nasional. Sikap ini menunjukkan komitmen NU untuk menjaga stabilitas dan kemaslahatan bangsa.
5.Harapan dari Tema Ini
a. Persatuan Umat dan Bangsa
NU berharap semua elemen masyarakat dapat bersinergi untuk mengatasi berbagai persoalan nasional.
b. Terwujudnya Keadilan Sosial
Dengan prinsip maslahat, NU berkomitmen mendukung kebijakan yang pro-rakyat dan memerangi ketimpangan sosial.
c. Indonesia sebagai Model Islam Moderat
NU ingin menjadikan Indonesia sebagai contoh negara yang berhasil memadukan nilai agama, kebangsaan, dan kemanusiaan.
Tema harlah NU Ke 102 sebagai kontruksi peradaban untuk membangun manusia yang beradab dan berilmu dengan mental yang kuat lahir bathin, serta kemampuan skil untuk kemaslahatan dibangun komunikasi yang konstruktif dan solusi dalam ruang kerjasama untuk menuju indahnya dunia dan akherat.
Supendi Samian, Ketua STIDKI NU Indramayu
Terpopuler
1
Pelunasan Haji Khusus 2025 Memasuki Hari Keempat, Kuota Terisi Hampir 50%, Masih Dibuka hingga 7 Februari
2
LAZISNU Depok Resmi Jadi Percontohan dalam Program Koin Digital NU
3
3 Peristiwa Penting di Bulan Syaban, Bulan Pengampunan dan Rekapitulasi Amal
4
IPNU-IPPNU Kabupaten Tasikmalaya Gelar Diklat Aswaja, Perkuat Pemahaman Keaswajaan Pelajar NU
5
Hasil Bahtsul Masail Kubro Putri se-Jabar di Pesantren Sunanulhuda 2025 terkait Hukum Sungkem dan Mushofahah kepada Guru, Download di Sini
6
Menjaga Warisan Gus Dur: Alisa Wahid dan Tantangan Toleransi di Indonesia
Terkini
Lihat Semua