Opini

Perbedaan Itu Rahmat

Kamis, 22 September 2022 | 11:00 WIB

Perbedaan Itu Rahmat

Perbedaan Itu Rahmat.

Perbedaan itu sunnatullah. Kita semua berbeda baik soal selera ataupun bendera. Tidak perlu hendak menyeragamkan semua rasa ataupun karsa.


Seringkali berbeda itu justru membuat hidup terasa mudah dan indah. Allah pun menciptakan perbedaan agar kita saling mengenal satu sama lain. Karena kalau semuanya sama dan seragam, kita tidak akan mengenali yang lain. Allah bahkan tidak mau menjadikan semua manusia itu beriman dan berislam kepada-Nya.


Lantas kenapa kita harus memaksakan bahkan meneror agar orang lain tunduk dan patuh pada apa yang kita yakini? Berjamaah itu bukan artinya semua harus seragam dalam beribadah. Pergilah ke Baitullah dan lihat perbedaan umat saat shalat di rumahNya.


Berjamaah itu artinya apapun mazhab kita, semuanya berada dalam satu barisan menuju Dzat yang Ahad.


Selepas shalat berjamaah lihatlah betapa kocar kacirnya kita. Keluar pintu masjid saling berebutan dan berdesakan. Sendal dan sepatu pun berserakan di pintu Masjid. Kita hanya pandai berjamaah, kita belum terlatih untuk berjam’iyah.


Kita belum pandai mengelola perbedaan. Kita masih senang berbeda bukan untuk dikenal tetapi agar terkenal. Kita menganggap yang berbeda telah keluar dari jamaah.Kita menjadikan perbedaan sebagai perpecahan. 


Mari kita memanusiakan kembali kemanusiaan kita. Mari kita menganggap mereka yang berbeda itu juga sebagai manusia yang pantas diperlakukan sebagai manusia. Tidak patut kita bertindak selaku Tuhan.


Pesan ini disampaikan oleh seorang manusia, anak dari seorang manusia, kepada para manusia lainnya: perbedaan itu adalah rahmat dan perpecahan adalah laknat.


Nadirsyah HosenRais Syuriah PCINU Australia-New Zealand dan Dosen Senior Monash Law School