Opini

NU dan Tantangan Zaman: Menguatkan Agama, Membangun Ekonomi, Menjaga Kesehatan

Rabu, 26 Februari 2025 | 08:02 WIB

NU dan Tantangan Zaman: Menguatkan Agama, Membangun Ekonomi, Menjaga Kesehatan

Bendera NU (NU Online)

Nahdlatul Ulama (NU) adalah organisasi Islam terbesar di Indonesia yang memiliki peran besar dalam membimbing umat dalam aspek keagamaan. Namun, belakangan ini muncul pandangan bahwa NU harus meninggalkan fokus pada pengajian, tahlilan, muludan, dan rajaban demi mengutamakan ekonomi dan kesehatan. Pandangan ini mengasumsikan bahwa NU hanya unggul dalam bidang agama tetapi lemah dalam membangun sektor ekonomi dan kesehatan umat.


Penting untuk ditegaskan bahwa NU memahami bahwa fondasi utama dalam membangun ekonomi, kesehatan, dan kemajuan sains adalah kualitas pendidikan agama yang kuat. NU tidak hanya mengajarkan ibadah, tetapi juga membentuk karakter, mental, dan moralitas umat, yang menjadi modal utama dalam bidang ekonomi, kesehatan, dan ilmu pengetahuan.


Pendidikan Agama sebagai Fondasi Peradaban
Majelis taklim, pesantren, dan lembaga pendidikan di NU bukan hanya mengajarkan ritual ibadah, tetapi juga membentuk manusia yang jujur, amanah, berilmu, dan berdaya saing. Tanpa landasan moral dan akhlak yang kuat, pembangunan ekonomi hanya akan menghasilkan keserakahan dan ketidakadilan. Oleh karena itu, NU tetap menjadikan pendidikan agama sebagai prioritas utama.
 

Ekonomi Tanpa Akhlak Akan Hancur
Banyak negara maju secara ekonomi tetapi hancur karena moralitasnya runtuh. Korupsi, ketidakadilan, dan eksploitasi terjadi karena ekonomi tidak ditopang oleh nilai-nilai agama yang kuat. NU tidak ingin membangun ekonomi yang serakah, tetapi ekonomi berbasis keberkahan dan kemaslahatan. Oleh karena itu, NU telah berkontribusi dalam sektor ekonomi dengan koperasi, BMT, dan berbagai program pemberdayaan masyarakat.


Kesehatan yang Berkualitas Dimulai dari Spiritualitas yang Kuat
Dalam sejarahnya, NU telah membangun rumah sakit, klinik, dan layanan kesehatan. Namun, NU memahami bahwa kesehatan yang baik tidak hanya soal infrastruktur medis, tetapi juga kesehatan mental dan spiritual. Banyak penyakit modern muncul karena gaya hidup yang tidak Islami—stres, keserakahan, dan hilangnya keseimbangan hidup. Oleh karena itu, NU mengajarkan pola hidup sehat berbasis nilai-nilai Islam.
 

NU Tidak Bodoh dalam Ekonomi, Tapi Tidak Akan Mengorbankan Agama Demi Dunia
NU sudah banyak berkontribusi dalam sektor ekonomi dengan koperasi, BMT, dan berbagai program pemberdayaan. Namun, NU tidak akan terjebak dalam pola pikir materialistis yang mengabaikan agama. Bagi NU, ekonomi harus berjalan bersama moralitas dan keberkahan, bukan hanya mengejar keuntungan duniawi. Oleh karena itu, NU tetap menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan nilai-nilai Islam.


Kemajuan NU Ada di Semua Sektor, Tapi Tetap Berbasis Nilai Keislaman
NU tidak anti-kemajuan. Pesantren-pesantren NU kini juga mengembangkan teknologi, sains, dan ekonomi berbasis syariah. Tetapi semuanya harus tetap berlandaskan akhlak, keberkahan, dan kepentingan umat. Tidak akan ada pembangunan NU yang mengorbankan nilai-nilai Islam demi kemajuan semu yang hanya bersifat material.


NU tetap akan fokus pada pendidikan agama dan moral karena hal tersebut merupakan fondasi utama dalam membangun ekonomi, kesehatan, dan ilmu pengetahuan yang berkah dan bermanfaat. Tanpa agama sebagai pedoman utama, semua sektor kehidupan akan kehilangan arah dan justru dapat membawa kehancuran.
 

Hal ini sejatinya telah terangkum dalam doa yang sering kita panjatkan:

 

اللهم إنا نسألك سلامة في الدين، وعافية في الجسد، وزيادة في العلم، وبركة في الرزق، وتوبة قبل الموت، ورحمة عند الموت، ومغفرة بعد الموت.

 

Artinya: "Ya Allah, kami memohon keselamatan dalam agama, kesehatan dalam jasad, tambahan ilmu, keberkahan dalam rezeki, taubat sebelum mati, rahmat saat mati, dan ampunan setelah mati."
Doa ini menjadi bukti bahwa Islam mengajarkan keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan, dan NU telah menjalankan prinsip ini dengan baik.
 

Keselamatan dalam Agama adalah Prioritas Utama
Agama adalah pedoman hidup yang menjaga manusia dari kesesatan. Jika agama lemah, sektor ekonomi dan kesehatan hanya akan menjadi alat eksploitasi dan ketidakadilan. NU tetap berpegang teguh pada pendidikan agama sebagai landasan moral yang kokoh.


Kesehatan Jasmani dan Rohani adalah Bagian dari Ajaran Islam
NU memahami bahwa kesehatan tidak hanya tentang tubuh, tetapi juga mental dan spiritual. Banyak penyakit modern muncul karena gaya hidup yang tidak Islami, seperti stres akibat keserakahan dan kurangnya keseimbangan hidup. Oleh karena itu, NU mengajarkan gaya hidup sehat berbasis nilai-nilai Islam.


Ilmu yang Bermanfaat adalah Kunci Kemajuan Umat
Islam mewajibkan umatnya menuntut ilmu, tetapi ilmu harus disertai keberkahan. NU tidak hanya mendidik umat dalam agama, tetapi juga ilmu pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat.
Pesantren NU kini berkembang menjadi pusat pendidikan yang mengajarkan teknologi, sains, dan ekonomi berbasis syariah. 


Keberkahan dalam Ekonomi Lebih Penting dari Sekadar Keuntungan
NU tidak menolak pembangunan ekonomi, tetapi harus berbasis keberkahan dan kemaslahatan. Korupsi, eksploitasi, dan keserakahan terjadi karena ekonomi tidak didasari moralitas agama. NU telah berkontribusi dalam sektor ekonomi dengan koperasi, BMT, dan berbagai program pemberdayaan masyarakat.


Taubat, Rahmat, dan Ampunan Menjadi Pengingat Akan Akhirat
Dunia bukan tujuan akhir, tetapi hanya tempat mencari bekal untuk kehidupan setelah mati. NU menekankan pentingnya keseimbangan antara dunia dan akhirat, agar umat tidak hanya mengejar duniawi tetapi juga mempersiapkan kehidupan setelahnya. Oleh karena itu, pendidikan agama tetap menjadi prioritas agar umat tidak terjebak dalam pola pikir materialistis.


Maka, anggapan bahwa NU harus meninggalkan aspek keagamaan untuk fokus pada ekonomi dan kesehatan adalah keliru. Justru dengan menguatkan pendidikan agama, NU memastikan bahwa pembangunan ekonomi dan kesehatan berjalan dengan prinsip yang benar, penuh berkah, dan jauh dari keserakahan serta ketidakadilan. Ngaji bukan hanya tradisi, tetapi fondasi dari segala aspek kehidupan yang harmonis dan penuh keberkahan.

KH Abdullah Nawawi Mdz (Ansor Kabupaten Bogor)