• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Opini

Islam Menjaga Nilai Kemanusiaan 

Islam Menjaga Nilai Kemanusiaan 
Islam Menjaga Nilai Kemanusiaan. (Ilustrasi/frrepik)
Islam Menjaga Nilai Kemanusiaan. (Ilustrasi/frrepik)

Oleh Bambang Melga suprayogi

Peristiwa bom di Polsek Astana Anyar yang menewaskan satu aparat negara dan 10 korban terluka sangat menyayat hati umat Muslim Indonesia. Kembali radikalisme dengan melakukan bom bunuh diri, dilakukan oleh seorang Muslim yang tercuci otaknya, hingga ia nekad meledakkan dirinya dengan tujuan mencelakakan manusia lainnya yang ia anggap layak untuk dibunuh.

 

Kata kunci 'bisa membunuh, mencelakai' orang lain di luar golongannya yang ia anggap thogut (musuh) dan anshor thogut, yakni pengikut thogut merupakan doktrin yang ditanamkan pada Muslim militan pelaku teror atau teroris sebagai sasarannya untuk dibinasakan.

 

Sungguh luar biasa doktrin, cuci otak dari perintah ustadz yang ia ikuti untuk melakukan pembunuhan ini! Padahal jelas Allah sendiri bahkan sangat membenci manusia yang melakukan pembunuhan. 

 

Hingga peristiwa Qobil sebagai pelaku pembunuhan pertama di bumi, sampai harus Allah ingatkan di Al-Qur'an agar manusia paham, membunuh dan menumpahkan darah manusia lainnya merupakan kekejian yang tak terampuni hingga hukumnya adalah mendapat laknat Allah, dan Neraka Jahanam.

 

"Dan barang siapa membunuh seorang yang beriman dengan sengaja, maka balasannya ialah neraka Jahanam, dia kekal di dalamnya. Allah murka kepadanya, dan melaknatnya serta menyediakan azab yang besar baginya." (QS An-Nisa' : 93).

 

Umat Muslim dihadapkan pada realitas sekelompok saudaranya yang berpandangan radikal yang sanggup mencelakakan dirinya, bahkan berani mati, dengan tujuan membunuh sesama muslim yang di anggap tak sejalan.

 

Lalu dimana nilai-nilai Islam yang mulia ditempatkan? Mengapa Islam dicoreng oleh perilaku yang jauh dari nilai kemanusiaan?

 

Lantas bagaimana kita menyikapi perilaku menyimpang yang mencoreng spirit agama kita, yang mengedepankan dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan itu sendiri. Pekerjaan rumah umat Islam dunia, khususnya di Indonesia, terlebih di Jawa Barat, sangat berat!

 

Perlu kerja sama para ulama lintas organisasi keagamaan untuk bahu membahu menanamkan ajaran Islam yang damai, teduh, toleran, dan menyuarakan nilai-nilai spirit kemanusiaan. Umat Muslim Indonesia adalah umat Muslim yang paling merasakan kedamaian stabilitas negerinya, dibanding negara Islam lainnya yang seringkali berkonflik, bergejolak, dan berperang antar sesamanya.

 

Dan Muslim Radikal ini kadang terpengaruh konflik di luar wilayah negerinya hingga gaung itu dibawa ke tanah airnya dan pertiwinya sendiri akhirnya ia sakiti. Ingat Islam datang sebagai pencerah nurani, pencerah kesadaran, pencerah logika, dan jiwa.

 

Islam menguatkan arti kesadaran berpikir untuk umatnya! Islam membangun kesadaran bernalar dan kecerdasan IQ pada umatnya. Umat di ajak berpikir kritis oleh Allah dan Nabi nya. Hingga dibekali Qu'ran agar pikiran umat Muslim tercerahkan! Dan dengan pegangan itu, umat tidak diajarkan menjadi bodoh dengan ia beragama, dan tidak pula ia diajarkan untuk berbuat hina, apalagi terjerat dosa yang tidak termaafkan, hingga Allah melaknatnya.

 

Sebaiknya dari adanya peristiwa bom bunuh diri ini, umat kembali harus waspada, semua komponen organisasi keagamaan harus turun mengutuk, mengecam peristiwa ini, dan melakukan statement bersama, menyuarakan Islam itu  damai, Islam itu mencerahkan, dan Islam itu memuliakan kehidupan dan kemanusiaan.

 

Gaungkan dan suarakan terus pernyataan bersama itu. Hingga Allah hadirkan kesadaran pada para pelaku radikalisme, dan memberi hidayah padanya, bahwa jalan yang ia pilih adalah jalan salah yang harus segera ia koreksi, dan segera kembali pada jalan Islam yang menjadi rahmat bagi seluruh alam.

 

Indonesia adalah rumah bersama, rumah keberkahan seperti halnya tanah suci Mekkah, menghormati Negerinya berarti mencintai seluruh keberagaman didalamnya, tak ada thogut (musuh) dan anshor thogut di sini, ke depan hati kita supaya cahaya Islam benar-benar merasup ke Sukma.

 

Islam penting kita jaga kemuliaannya, merusak nama baik Islam berarti merusak kebenaran, mencoreng agama Allah, dan khianat pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang begitu menjaga nilai-nilai memuliakan kemanusiaan.

 

Kita harus bangga pada piagam Madinah yang diakui sebagai prasasti terbaik dalam membangun kehidupan berbangsa yang didalamnya beragam kepercayaan, di mana jaminan hak asasi manusia dalam menetapkan adanya kebebasan beragama, kebebasan menyatakan pendapat, jaminan atas keselamatan harta-benda, dan larangan orang melakukan kejahatan, merupakan ajaran dan semangat Islam membangun kehidupan yang madinah, yang harmonis, damai, bertoleransi, dan saling mengisi kebermanfaat buat Negerinya, yakni Indonesia.

 

Semoga terwujud kesadaran bagi kita semua para warga bangsa, Indonesia butuh para para pemuda pemudi kritis yang Nasionalis, dan patriotis, juga agamis. Hubbul Wathon Minal Iman, adalah ajakan para kiai kita untuk mencintai tanah airnya, dan NKRI bagi kita adalah harga mati.

 

Ingat, Islam kita adalah agama suci yang membawa persatuan dan kedamaian, untuk itu, mari kita jaga bersama persaudaraan dan nilai-nilai kemanusiaannya, sehingga Indonesia menjadi rumah besar yang aman, nyaman dan tentram untuk kita semua, aamiin.

 

Penulis adalah Ketua Lembaga LTNNU Kabupaten Bandung sekaligus Ketua Bidang PD DMI di Badan Potensi Dewan Kemakmuran Masjid kabupaten Bandung.


Opini Terbaru