• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Obituari

Innalillahi, KH Mahmud Mudrikah Hanafi Meninggal Dunia

Innalillahi, KH Mahmud Mudrikah Hanafi Meninggal Dunia
KH Mahmud Mudrikah Hanafi
KH Mahmud Mudrikah Hanafi

Sukabumi, NU Online Jabar
Innalillahi wa Inna ilaihi Roojiun. Kabar duka kembali menyelimuti warga Nahdliyin. Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sukabumi KH Mahmud Mudrikah Hanafi atau yang akrab disapa Pangersa Ama Mudrikah atau Pangersa Ama Salajambu, meninggal dunia pada Jumat (7/4/2023) malam. 

Menurut kabar yang beredar, almarhum meninggal setelah melaksanakan shalat tarawih.

KH Mahmud Mudrikah Hanafi merupakan salah seorang ulama yang alim. Ia dikenal memiliki keluasan ilmu, tidak hanya menurut para santrinya, tapi para kiai yang lain. Tak sedikit para kiai mengikuti pengajian rutin yang diampunya setiap bulan.

Kiai yang juga pengasuh Pondok Pesantren Siqoyaturrahmah ini lahir di Sukabumi Selatan atau Jampang Kidul, tepatnya di Desa Cibadak, Pabuaran pada tanggal 8 Agustus 1945 dari pasangan KH Hasbulloh dan Ibu Hj Syamsiah. 

Sejak lahir dan tumbuh besar, Ama Salajambu berada di lingkungan pesantren yang kental tradisi keilmuan Ahlussunah wal Jamaah. 

Menurutnya, kakek dari pihak ibunya bernama KH Hanafi berhasil mendidik keturunannya menjadi pemuka agama dan mampu mendirikan pondok pesantren. Kiai pertama yang mendirikan pesantren di wilayah Jampang adalah ayahnya. 

Sementara kakek dari pihak bapaknya bernama KH Ahmad Soleh, merupakan keturunan Dalem Cikundul Cianjur, generasi kesepuluh dari R. Aria Wiratanudatar. 

KH Ahmad Soleh, semasa hidupnya sampai wafat menjalankan tirakat puasa sunah selama 30 tahun. Tirakat itu sebagai upaya dirinya agar mendapatkan anak cucu yang siap mengurusi pendidikan ajaran Islam Ahlussnah wal Jama'ah.


Riwayat Pendidikan
Ama Salajambu pernah menimba ilmu di beberapa pesantren di antaranya di Pesantren Darul Hikam Cibeureum kepada Mama Ajengan KH Mahmud Zamakhsari. Kemudian melanjutkan ke Pesantren Cikaret. Lalu ia berguru kepada Mama Ajengan KH Tubagus Ahmad Bakri As-Sampuri Purwakarta (Mama Sempur), salah seorang ulama karismatik Sunda, dan produktif menulis sejumlah kitab.. 

Kemudian, Ama Salajambu juga berguru kepada KH Ahmad Syuja’i yang dikenal dengan panggilan Mama Ciharashas, Cianjur. Mama Ciharashas merupakan ulama terkemuka yang banyak melahirkan tokoh ulama di Jawa Barat. Ia wafat di Makkah saat menjalankan ibadah pada tahun 80-an. 

Selain berguru di ulama-ulama Jawa Barat, Ama Salajambu juga pernah berguru ke salah satu ulama Makkah, yaitu Sayyid Alwi Al-Maliki selama 6 Bulan, sewaktu dirinya menunaikan ibadah haji bersama istrinya Hj. E. Kuraesin pada 1982. 

Sementara riwayat pendidikan formalnya, Ama Salajambu hanya pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Rakyat (SR).

Penulis: Muhammad Rizqy Fauzi


Obituari Terbaru