NU Online

IMANU dan Transformasi Gerakan Mahasiswa NU Menjadi PMII

Kamis, 17 April 2025 | 09:00 WIB

IMANU dan Transformasi Gerakan Mahasiswa NU Menjadi PMII

Surat Edaran IMANU. (Foto: dokumentasi Ajie Najmuddin)

Sebelum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) resmi berdiri pada tahun 1960, sebenarnya telah ada beberapa inisiatif dari kalangan mahasiswa Nahdlatul Ulama (NU) untuk membentuk organisasi serupa. Salah satu upaya awal tersebut adalah pendirian Ikatan Mahasiswa Nahdlatul Ulama (IMNU/IMANU) di Jakarta.


Sesuai namanya, IMANU didirikan oleh mahasiswa NU di Jakarta. Menurut buku Fragmen Seperempat Abad PMII (DSC PMII Solo, 1985) yang mengutip makalah Ke-PMII-an karya A. Chalim dari tahun 1977, IMANU mulai diinisiasi sejak tahun 1955.


Keinginan untuk mendirikan organisasi mahasiswa Islam berhaluan Ahlusunnah wal Jamaah ini sudah lama muncul. Karena Partai NU dianggap sebagai representasi dari paham tersebut, maka organisasi IMANU pun diarahkan untuk menjadi bagian dari perjuangan NU. Organisasi ini resmi dideklarasikan pada Desember 1955 di Jakarta.


Selain IMANU Jakarta, di waktu yang hampir bersamaan juga muncul organisasi serupa di Surakarta bernama Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU atau KEMANU), yang digagas oleh H. Mustahal Ahmad dan rekan-rekannya.


Surat Edaran dan Struktur Awal


IMANU sempat mengeluarkan Surat Edaran No. 1 pada 17 November 1955, yang ditujukan kepada para pengurus sementara. Dalam surat tersebut diinformasikan bahwa pada 14 November 1955 telah dilakukan pertemuan antara IMANU dan IPNU wilayah Jakarta, dengan kesepakatan akan bersama-sama menemui Ketua Umum PBNU KH M. Dachlan.


Sebelum pertemuan tersebut, ketua IMANU HBS Amin dan sekretaris Bunjamin Ahmad telah mengirimkan surat kepada PBNU di Jalan Menteng Raya No. 24, berisi Anggaran Dasar IMANU yang disahkan dalam rapat tanggal 11 November 1955—tanggal ini kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran IMANU.


Anggaran Dasar IMANU memuat 12 pasal, mencakup nama, waktu pendirian, asas, tujuan, serta keanggotaan. IMANU berasaskan Islam, dengan misi menegakkan ajaran Islam menurut mazhab Ahlusunnah wal Jamaah, dan memiliki orientasi keilmuan sekaligus sosial. Organisasi ini juga membuka keanggotaan luar biasa bagi pihak yang bersimpati terhadap perjuangan mereka, meskipun bukan Muslim.


Transformasi IMANU menjadi PMII


Namun demikian, kehadiran IMANU dianggap belum matang karena hanya berselang setahun dari berdirinya IPNU pada 1954. Banyak aktivis IPNU yang juga merupakan mahasiswa, sehingga dikhawatirkan pendirian IMANU akan mengganggu stabilitas IPNU yang baru terbentuk. Akibatnya, IMANU tidak mendapat dukungan luas dan akhirnya terhenti sebelum berkembang.


Baru pada tahun 1958, gagasan pendirian organisasi mahasiswa NU kembali muncul dalam Muktamar III IPNU di Cirebon, dengan dibentuknya Departemen Perguruan Tinggi IPNU yang dipimpin Ismail Makky.


Kemudian, dalam Konferensi Besar I IPNU di Yogyakarta pada 14-17 Maret 1960, muncul dorongan kuat untuk membentuk organisasi mahasiswa NU yang berdiri sendiri, terpisah dari IPNU secara struktural dan administratif. Maka diputuskan bahwa dalam waktu satu bulan akan diadakan musyawarah mahasiswa NU di Surabaya—yang akhirnya menjadi tempat kelahiran PMII.


Penulis: Ajie Najmuddin
Sumber: NU Online