• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Selasa, 16 April 2024

Ngalogat

Pengarang Maulid Ad-Diba' Di Mata Sayyid Alawi Al-Maliki

Pengarang Maulid Ad-Diba' Di Mata Sayyid Alawi Al-Maliki
Foto: NUO
Foto: NUO

Berbicara mengenai bulan Rabiul Awal, tentu tidak terlepas membicarakan mengenai sosok Kanjeng Nabi Muhammad SAW, baik sejarah kelahiran, maupun hikmah dibalik kelahirannya. Secara sastrawi, pujian terhadap Nabi pun telah banyak dituliskan, salah satunya didalam Maulid Ad-Diba'.

Maulid Ad-Diba' tersebut istilahnya diambil dari nama pengarangnya, yakni Al-Imam Wajihuddin Abdurrahman bin Muhammad bin Umar bin Ali bin Yusuf bin Ahmad bin Umar Ad-Diba'i Asy-Syaibani Al-Yamani Az-Zabidi Asy-Syafi'i. Beliau wafat di kota Zabid pada pagi hari, tepatnya pada hari Jumat tanggal 12 Rajab 944. 

Sayyid Alawi Al-Maliki menyebutkan didalam karyanya kitab Maulid al-Hafidz ibn Ad-Daiba'i mengenai sosok Ad-Diba'i:

هووجيه الدين عبدالرحمن بن علي بن محمد الشيباني اليمني الزبيدي الشافعي (المعروف بابن الديبع , والديبع بمعنى الأبيض بلغة السودان هولقب لجده الأعلى بن يوسف ) ولدفى المحرم سنة 866 ه وتوفي يوم الجمعة ثاني عشر من رجب الفرد سنة 944 ه. وكان صدوق اللسان حسن اللهجة حلوالحديث (مولد الحافظ ابن الديبع , ص 5)

“Dia adalah Wajihuddin ‘Abdurrahman bin ‘Ali bin Muhammad al-Syaibani al-Yamani al-Zubaidi al-Syafi’I (yang dikenal dengan Ibn al-Daiba’i. al-Daiba’ menurut bahasa Sudan artinya putih. Itu julukan kakeknya yang agung Ibn Yusuf). Beliau dilahirkan pada bulan Muharram tahun 866 H dan wafat pada hari jum’at tanggal 12 Rajab tahun 944 H. (Jadi usia beliau kurang lebih 76 tahun). Beliau seorang yang jujur, lemah lembut tutur katanya dan indah bahasanya. (Maulid al-Hafidz ibn al-Daiba’, hal 5)

Beliau dilahirkan pada 4 Muharram 866 H (8 Oktober 1461 M) dan wafat hari Juma’at 12 Rajab 944 H (15 Desember 1537 M). Beliau adalah seorang ulama hadits yang terkenal dan tiada bandingnya pada masa hayatnya. Beliau mengajar kitab Shahih Al-Bukhari lebih dari 100 kali khatam. Beliau mencapai derajat Hafiz dalam ilmu hadits, yaitu seorang yang menghafal lebih dari 100,000 hadits dengan sanadnya. Setiap hari beliau mengajar hadits dari masjid ke masjid.

Diantara guru-gurunya ialah Al-Imam Al-Hafiz As-Sakhawi, Al-Imam Ibnu Ziyad, Al-Imam Jamaluddin Muhammad bin Ismail, mufti Zabid, Al-Imam Al-Hafiz Tahir bin Husain Al-Ahdal dan lain-lain.

Selain itu, beliau juga masyhur sebagai seorang muarrikh (ahli sejarah) yang teliti. Di antara kitab-kitab karangan beliau ialah: Dalam bidang fiqih, beliau bermadzhab Syafi’i. oleh sebab itu, beliau termasuk golongan Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah, karena masih mengakui dan mengikuti salah satu madzhab empat. Banyak hal yang bisa dijadikan bukti bahwa beliau termasuk golongan Sunni. Antara lain, di dalam shalawat yang dikarang, beliau mengatakan:

يارب وارض عن الصحابة * يارب وارض عن السلالة * (مجموعة مولد وأدعية , ص 66)

“Ya  Rabbi, ridlailah para sahabat Nabi SAW, Ya Rabbi ridlailah keturunan Nabi SAW.” (Majmu’ Mawalid wa Ad’iyah, hal 66).

Ibn Diba` termasuk ulama yang produktif dalam menulis. Hal ini dibuktikan dengan karya-karya beliau yang sangat banyak baik dalam bidang hadis ataupun sejarah. Karyanya yang paling dikenal adalah syair-syair sanjungan (madah) atas Nabi Muhammad SAW, yang terkenal dengan sebutan Maulid Diba`i. Diantara buah karyanya yang lain : Qurrotul `Uyun yang membahas tentang seputar Yaman, kitab Mi`roj, Taisiirul Usul, Bughyatul Mustafid dan beberapa bait syair. Beliau mengabdikan dirinya hinga akhir hayatnya sebagai pengajar dan pengarang kitab.

Editor: Muhammad Rizqy Fauzi
Sumber: NU Online

 


Ngalogat Terbaru