• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Ngalogat

Nabiku yang Tajir (2)

Nabiku yang Tajir (2)
Nabiku yang Tajir (2). (Ilustrasi/freepik)
Nabiku yang Tajir (2). (Ilustrasi/freepik)

Menurut data yang valid, istri nabi itu 11 orang. Pernikahan dengan perempuan sebanyak ini berikut kebutuhan yang menyertainya, seperti biaya pernikahan, maskawin dan mencukupi kebutuhan rumah tangga, maka tidak akan mampu menanggung kecuali orang kaya. 


1. Perkiraan anggaran mahar/maskawin Nabi

 

a. Mahar untuk Khadijah
Ibnu Hisyam dalam sirahnya menyatakan:


وَأَصْدَقَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِشْرِينَ بَكْرَةً، 


“Rasulullah SAW memberi mahar kepada Khadijah sebanyak 20 unta muda."


Sedangkan menurut Husain al-Nuri dalam kitab Mustadrak al-Wasail wa Mustanbad al-Masail maskawin Nabi untuk Khadijah adalah 


وَ هُوَ قَدْ خَطَبَهَا مِنْ أَبِيهَا خُوَيْلِدٍ عَلَى مَا تُحِبُّ مِنَ الْمَالِ ثُمَّ نَهَضَ وَرَقَةُ ، وَ كَانَ إِلَى جَانِبِ أَخِيهِ خُوَيْلِدٍ وَ قَالَ : يَزِيدُ مَهْرُهَا الْمُعَجَّلُ دُونَ الْمُؤَجَّلِ أَرْبَعَةَ آلَافِ دِينَارٍ ذَهَباً ، وَ مِائَةَ نَاقَةٍ سُودِ الْحَدَقِ حُمْرِ الْوَبَرِ ، وَ عَشْرَ حُلَلٍ ، وَ ثَمَانِيَةً وَ عِشْرِينَ عَبْداً وَ أَمَةً ، وَ لَيْسَ ذَلِكَ بِكَثِيرٍ عَلَيْكُمْ . قَالَ لَهُ أَبُو طَالِبٍ : رَضِينَا بِذَلِكَ . فَقَالَ خُوَيْلِدٌ : قَدْ رَضِيتُ ، وَ زَوَّجْتُ خَدِيجَةَ بِمُحَمَّدٍ صلى الله عليه و آله فَقَبِلَ النَّبِيُّ صلى الله عليه و آله عَقْدَ النِّكَاحِ


Abu Thalib melamar Sayidah Khadijah kepada bapaknya, Khuwailid, berdasarkan mahar yang dikehendaki oleh Sayidah Khadijah. Kemudian Waraqah berdiri di samping saudaranya, Khuwailid, sambil berkata; Mahar Khadijah yang disegerakan, bukan ditunda, adalah 4.000 dinar emas, 100 unta yang matanya hitam dan bulunya merah, 10 perhiasan, dan 28 budak, dan itu tidak banyak bagi kalian. Abu Thalib berkata kepada Waraqah; Kami ridha dengan mahar itu. Khuwailid kemudian berkata; Aku ridha dan aku menikahkan Khadijah dengan Muhammad Saw, dan beliau menerima akad nikah tersebut.

 


b. Mahar untuk Shafiyah

Imam Bukhari dan imam Muslim menyampaikan riwayat dalam shahihnya bahwa mahar Nabi untuk Shafiyah binti Huyai al-Akhthab adalah dengan memerdekakannya.


c. Mahar untuk istri-istri yang lain (berjumlah 9 orang)

Saat ditanya Abu Salamah tentang berapa jumlah mahar Rasulullah. Aisyah menjawab:  


كانَ صَدَاقُهُ لأَزْوَاجِهِ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ أُوقِيَّةً وَنَشًّا، قالَتْ: أَتَدْرِي ما النَّشُّ؟ قالَ: قُلتُ: لَا، قالَتْ: نِصْفُ أُوقِيَّةٍ، فَتِلْكَ خَمْسُمِئَةِ دِرْهَمٍ، فَهذا صَدَاقُ رَسولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وَسَلَّمَ لأَزْوَاجِهِ


 "Mahar Rasulullah kepada para istri beliau adalah 12 uqiyah dan satu nasy." Aisyah berkata, "Tahukah engkau apakah nasy itu?" Abu Salamah berkata, "Tidak". Aisyah berkata, "Setengah uqiyah". Jadi semuanya 500 dirham. Inilah mahar Rasulullah SAW kepada para istri beliau."(HR. Muslim)


Satu dirham itu setara dengan 0,425 gram emas murni (24 karat), jadi mahar Nabi untuk 9 istri beliau 500 x 9 x 0,425 gram emas yakni 1.912,5 gram (Abdul Fattah as-Samman, Amwal an-Nabi, hlm. 521). 


Bila melihat harga emas murni ANTAM pada tanggal 23 Februari 2022 satu gramnya senilai 969.000 rupiah, maka total maskawin nabi ini senilai Rp. 1.853.212.500.


2. Anggaran walimah al-'urusy/pesta pernikahan Nabi


a. Walimah dengan Khadijah

Sayid A. A Razwy dalam bukunya Khadijah al-Kubra, A Short Story of Her Life menginformasikan bahwa pesta pernikahan Muhammad dengan Khadijah sangat istimewa yang tiada seorang pun penduduk Mekah pernah melihat kemewahan tersebut sebelumnya.


b. Walimah pernikahan dengan Shafiyah

Diriwayatkan oleh Anas bin Malik bahwa Nabi menyuruhnya mengundang kaum muslimin untuk mendatangi walimah pernikahan Nabi dengan Shafiyah. Nabi memerintahkan membawa tikar dari kulit lalu membentangkannya dan menghidangkan di atasnya kurma, susu yang dipadatkan dan minyak samin. (HR. Bukhari)


c. Walimah pernikahan dengan Zainab

"Rasulullah menjadi mempelai pengantin dengan Zainab binti Jahsy. Beliau menikahinya di Madinah, kemudian beliau mengundang manusia menghadiri jamuan pesta pernikahan pada siang hari"(HR. Bukhari)


d. Walimah pernikahan dengan istri-istri lainnya

Diriwayatkan Syafiyah binti Syaibah dia berkata: "Nabi melaksanakan walimah atas sebagian istri beliau dengan dua mud gandum sya'ir"(HR. Bukhari)


3. Kisaran harga rumah Nabi

Rasulullah telah membeli tanah untuk mendirikan masjid Nabawi, dimana di sebagian tanah tersebut Nabi membangun rumah beliau, semua ini bukan berasal dari pemberian siapa pun tapi murni dari uang beliau SAW.


Nabi juga memberikan rumah untuk istri-istri beliau di Madinah, setiap istri satu rumah sebagai tempat tinggal dan beliau wasiatkan untuk mereka. (Al-Mawardi, al-Ahkam as-Sulthaniyah, hlm 202 dan 296).


Diriwayatkan oleh Ibnu Sa'ad bahwa Muawiyah telah membeli rumah Shafiyah (setelah beliau wafat) seharga 100.000 dirham. Muawiyah juga telah membeli rumah Aisyah seharga 180.000 dirham dan mensyaratkan Aisyah untuk menempati rumah tersebut sepanjang hidupnya. (Nuruddin Ali as-Samanhudi,Wafa' al-Wafa bi Akhbari Dar al-Mustafa, 2/465).


As-Suhaili berkata, "Rumah Nabi SAW ada sembilan. Di antara rumah-rumah tersebut ada yg dibangun dari bata tanah beratapkan pelepah kurma, dan yang lainnya dibangun dari batu yang disusun membentuk tembok beratapkan pelepah kurma. Setiap rumah memiliki beberapa ruangan dengan penyekat papan yang diikat dengan kayu ar'ar"(as-Suhaili,ar-Raudh al-Anf, 2/338).


Fakta ini rasanya cukup untuk membantah anggapan bahwa rumah-rumah Nabi itu berukuran kecil dan sempit, padahal kamar Aisyah saja mampu menampung untuk mengubur jasad Nabi yang mulia dan kedua sahabat beliau terpilih yang letaknya tidak sejajar.


Struktur rumah yang demikian ditambah ruang rehat, seperti dijelaskan oleh Aisyah, beliau berkata, "Tidak ada yang lebih disukai kaum Quraisy di Mekah dari ranjang di ruang tidur. Tatkala Rasulullah hijrah ke Madinah dan singgah di rumah Abu Ayub, beliau bersabda, "Apakah kamu tidak memunyai ranjang? Abu Ayub memjawab,"Demi Allah saya tak punya, ya Rasul".


Ketika berita tersebut disampaikan kepada As'ad bin Zurarah, dia segera mengirimkan ranjang berpenyangga kayu jati ke rumah Abu Ayub. Rasulullah tidur di ranjang itu sampai beliau pindah ke rumahnya sendiri dan ranjang itu pun dipindahkan ke rumah beliau.


Nabi biasa tidur di ranjang itu sampai wafat, jasad beliau diletakkan dan dishalati di atasnya. Dengan ranjang itu pula jasad Abu Bakar dan Umar dibawa ke makam. Kaum muslimin sering menggunakannya untuk mengantarkan jenazah berharap mendapat keberkahan dari Allah dengan peninggalan Nabi SAW  (Al-Baghdadi,Tarikh an-Nabi, 1/63).


Tim Aswaja Center PWNU Jabar 
 


Ngalogat Terbaru