Empat Pesan KH Musthofa Aqiel Siradj untuk Para Calon Jamaah Haji
Kamis, 9 Juni 2022 | 11:00 WIB
Musim haji telah tiba. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, di mana pandemi covid-19 membatalkan keberangkatan haji Indonesia selama dua tahun. Dan tahun ini perjalanan ibadah rukun Islam yang kelima ini dimulai kembali.
Mengenang perjalanan haji, saya teringat dengan 4 pesan KH Musthofa Aqiel Siradj pada para calon jamaah haji. Beliau sampaikan pesan tersebut ketika menyampaikan tausiyah khutbah Wukuf pada tahun 2019 silam, ketika momen manasik massal seluruh calon jamaah haji Kabupaten Indramayu di Sport Center. Karena di tahun inilah, saya dan suami melangsungkan perjalanan spiritual ibadah haji ke tanah suci.
Ada empat pesan yang disampaikan oleh pengasuh Ponpes KHAS Kempek Cirebon itu. Pertama, agar calon jamaah haji memperbanyak membaca kalimat tauhid ‘La Ilaaha Ilallah Muhammad Rasulullah’ di Makkah. Kemudian memperbanyak membaca istighfar di Padang Wukuf Arafah, dan memperbanyak membaca selawat di Madinah. Tiga hal Ini tentu ada kaitan dengan peristiwa bersejarah, tentang kisah Nabi Adam AS di Arafah, Nabi Ibrahim AS di Makkah, dan Nabi Muhammad SAW di Madinah.
Kedua, belilah Al-Qur’an. Jika mampu membaca Al-Qur’an dengan baik, maka bacalah sebaik dan setartil mungkin, baca beberapa ayat. Lalu wakafkan di Masjidil Haram, dan Masjid Nabawi. Al-Qur’an yang bagus, menurut Kiai Musthofa Aqiel, harganya sekitar 70 riyal. Lalu setelah membaca Al-Qur’an niatkan wakaf itu untuk kedua orang tua, mertua, atau saudara yang sudah berpulang mendahului kita. Pahalanya akan terus mengalir hingga hari akhir.
Lalu yang ketiga, di setiap tempat yang mustajab agar kita selalu berdoa. Seperti Masjidil Haram, Masjid Nabawi, Jabal Rahmah, Arafah, Mina, Sai dan sebagainya. Kita dianjurkan membaca kalimat syahadat, dan memohon agar tempat mustajab itu bersaksi di akhirat nanti untuk kita, jika kita telah membaca syahadat. Anjuran demikian ini tidak ada dalam Al-qur’an maupun hadits. Tetapi tuntunan para wali dan ulama.
Dan terakhir atau yang keempat, jika berziarah ke makam Baginda Nabi, lepaskan alas kaki kita di depan pintu masjid. Jangan meniru orang Arab yang tetap memakai sandal meski di dalam masjid. Ini kaitannya dengan adab. Di bawah masjid, bersemayam jasad Nabi yang mulia, kita wajib menghormatinya. Malah dikisahkan Imam Malik r.a ketika berziarah ke makam Nabi, baru memandang kubah atau cungkup hijaunya saja sudah melepaskan alas kaki. Padahal terik matahari panas menyengat kaki. Kata Imam Malik, itu sebagai bentuk penghormatan terhadap Baginda Rasulullah SAW dan para sahabat yang dimakamkan di areal Masjid Nabawi. Semoga bermanfaat.
Wallahu ‘alam bishawab.
Baca Juga
Persinggungan Gus Dur dengan Filsafat
Penulis: Zahra Amin
Editor: Duljani
Terpopuler
1
Saat Kata Menjadi Senjata: Renungan Komunikasi atas Ucapan Gus Miftah
2
Susunan Kepanitiaan Kongres JATMAN 2024: Ali Masykur Musa Ditunjuk sebagai Ketua Pelaksana
3
Sungai Cikaso Meluap Akibat Tingginya Intensitas Hujan, Ratusan Rumah Terendam hingga Sejumlah Kendaraan Terbawa Arus
4
STKQ Al-Hikam Depok Gelar Lomba MHQ dan Debat Internasional, Ini Cara Daftarnya
5
Tanah Bergerak di Kadupandak Cianjur: LPBINU Jabar Turun Tangan Bantu Korban
6
Keabsahan Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Ibadah Shalat
Terkini
Lihat Semua