• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Minggu, 28 April 2024

Nasional

Rais Syuriah PWNU Jabar Ungkap Tiga hal Penting Agar Hidup Baik dan Meninggal Husnul Khatimah

Rais Syuriah PWNU Jabar Ungkap Tiga hal Penting Agar Hidup Baik dan Meninggal Husnul Khatimah
Rais Syuriah PWNU Jabar Ungkap Tiga hal Penting Agar Hidup Baik dan Meninggal Husnul Khatimah
Rais Syuriah PWNU Jabar Ungkap Tiga hal Penting Agar Hidup Baik dan Meninggal Husnul Khatimah

Purwakarta, NU Online Jabar

Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat KH Abun Bunyamin mengatakan, setiap muslim harus punya kesadaran untuk merawat dunia dengan baik agar hidup penuh berkah, termasuk merawat kehidupan berbangsa dan bernegara. Ia menilai, sebuah negara akan penuh berkah sepanjang ulama dan umara bergandengan tangan.  

 

Kiai Abun menjelaskan bahwa negara ini rusak karena saking banyaknya kejelekan dan kerusakan yang dilakukan para umara, sehingga kehidupan rakyat pun berlangsung dalam kondisi yang tidak baik. 

 

Ia juga menambahkan, harus diingat pula bahwa rusaknya umara justru akibat ulama yang diam saja ketika melihat umara melakukan penyimpangan, tidak pernah berani memberikan masukan, pandangan dan nasehat tentang kebaikan. 

 

“Jadi, rusaknya umara karena ulama dan rusaknya ulama karena cinta terhadap dirinya. Padahal, wibawa ulama bukan pada harta, tetapi pada kesederhanaannya,” tuturnya saat memberikan tausiah pada Rapat Kerja Wilayah Kanwil Kementerian Agama Jawa Barat Tahun 2023 di Hotel Prime Plaza Purwakarta, Rabu (22/2/2023) dengan tema Kerukunan Umat Beragama Menuju Indonesia Hebat.

 

Kiai yang juga merupakan Pimpinan Pondok Pesantren Al-Muhajirin Purwakarta tersebut menegaskan, bahwa sebaik-baiknya manusia ialah yang paling banyak kontribusi dan manfaatnya untuk umat, bangsa dan negara. 

 

“Kita bukan hanya hidup sebagai muslim, tetapi ingin hidup dan mati sebagai muslim. Kata Nabi. banyak orang yang hidupnya muslim, baik , beriman dan beramal saleh. Hanya sedikit dari mereka akhirnya meninggal su’ul khatimah. Naudzubillah,” katanya. 

 

"Jangan sampai di awal hidupnya baik, namun berakhir tidak baik. Syukur kalau ada orang yang tadinya tidak baik dan berakhir menjadi baik atau husnul khatimah," sambungnya.  

 

Lalu, kiai Abun mengutip salah satu pendapat Ibnu Katsir yang menerangkan bahwa ada tiga hal yang sangat penting untuk agar bisa hidup baik dan meninggal husnul khatimah. 

 

Pertama, sikap taat. Ia menjelaskan, muslim itu bukan hanya seseorang yang menganut Islam, melainkan dalam bentuk ketaatan terhadap Allah SWT. 

 

“Ketaatan kita yang utama adalah melaksanakan ketaatan pada rukun iman, Islam, serta Ihsan. Iman, Islam, dan Ihsan ini harus di tata dengan baik mengikuti ulama untuk konsisten,” ujarnya.  

 

Menurutnya, ketaatan bukanlah sekadar melaksanakan, tetapi harus benar dan harus belajar. Belajar bukan berarti langsung kepada Rasulullah SAW, namun melalui para ulama. Sedangkan ulama adalah warisan para nabi. Nabi mengatakan, setiap muslim harus selalu duduk bersama ulama, banyak mendengarkan fatwa ulama. 

 

Kedua, harus banyak bersyukur. Kiai Abun mengatakan, setiap muslim harus bersyukur sebab kalau bersyukur pasti rezeki bertambah. “Kalau kita bersyukur pada Allah, berarti kita sudah mengikat rezeki. Tetapi jika kita tidak bersyukur berarti kita tidak mengikat rezeki tersebut,” ungkapnya.

 

Kegiatan dzikir tidak boleh berhenti, lanjut kiai Abun. Menurutnya, dzikir yang pokok memang di hati, tetapi perlu juga diucapkan, seperti halnya membaca Al Qur'an kemudian menghapalkannya dan membacakan shalawat. Dengan cara itu akan mendapatkan ketenangan, kesembuhan, rahmat dan keselamatan.  

 

Makanan dan minuman juga harus menjadi perhatian. Eefeknya tidak hanya pada pribadi, tetapi juga secara lahiriah dan batiniah. Misalnya shalat dan mengaji menjadi susah. “Itu biasanya akibat pengaruh makanan dan minuman yang tidak halal,” katanya. 

 

Ketiga, harus memiliki sikap toleransi. Mengenai hal tersebut, kiai Abun menilai tidak termasuk kategori orang beriman kalau tidak baik dengan tetangga. Bahkan، saking harus baiknya kita ke tetangga Rasulullah SAW hampir mewajibkan tetangga sebagai ahli waris, baik yang muslim maupun nonmuslim seperti membangun toleransi dengan yang berbeda agama.

 

Menurutnya, sikap tersebut sebuah keharusan dan mempunyai dasar untuk membina kerukunan dan jika memiliki keinginan mewujudkan kerukunan hidupnya akan bahagia. 

 

“Apalagi kalau kita tidak punya kerukunan di rumah, kita menderita di dunia. Tidak ada yang lebih menyakitlan dan membahayakan kecuali mendapatkan kondisi yang tidak baik di rumah.Tapi kalau kita sudah baik dengan tetangga, baik di rumah tangga, suami dan istri, insyaAllah kita akan Bahagia,” tandasnya.

 

Editor: Muhammad Rizqy Fauzi


Nasional Terbaru