• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 9 Mei 2024

Nasional

PWNU Jawa Barat: Ini Kriteria Pemimpin yang Harus Dipilih di Pilkada

PWNU Jawa Barat: Ini Kriteria Pemimpin yang Harus Dipilih di Pilkada
Ilustrasi (NU Online)
Ilustrasi (NU Online)

Bandung, NU Online Jabar 
Ketua PWNU Jawa Barat KH Hasan Nuri Hidayatullah mengajak Nahdliyin agar memilih calon bupati dan wakil bupati yang mempunyai kriteria dekat dengan sifat-sifat yang Allah berikan kepada para nabi yaitu shiddiq (menjunjung kebenaran, red.), amanah (dapat mengemban kepercayaan masyarakat sebaik-baiknya, red.), tabligh (transparansi, red.), dan fathanah (memiliki kecerdasan, red.). 
“Saya yakin ini adalah suatu yang berat dan sulit, minimal dekat dengan sifat-sifat tersebut,” katanya, Senin, (7/12), “sebaiknya di antara yang sudah ada istikharah dahulu sebelum menentukan pilihan. Orang yang istikharah insyaallah tidak pernah akan rugi,” lanjutnya.

Kiai yang akrab disapa Gus Hasan ini mengatakan untuk mengetahui pemimpin dengan kriteria seperti itu, setidaknya mencari tahu latar belakang dan sepak terjangnya selama kampanye yang berlangsung beberapa minggu sebelumnya. 

Gus Hasan mewanti-wanti Nahdliyin jangan sampai Nahdliyin memilih calon pemimpin yang ditengarai melakukan politik uang. Pasalnya, selain hal itu dilarang dalam agama dan undang-undang, efek jangka panjangnya akan melahirkan pemimpin yang koruptif juga. 

“Ditolak (politik uang) dengan baik-baik karena memang agama tidak mengajarkan hal ini. Bahkan politik uang jika merajalela akan dapat merusak sistem demokrasi yang dampaknya adalah melahirkan pemimpin yang kurang berkualitas bahkan cenderung koruptif,” katanya. 

PWNU prihatin, kasus tangkap tangan pejabat publik terkait dengan korupsi oleh KPK masih ada, bahkan dalam waktu yang berdekatan seorang menteri dan seorang wali kota di Jawa Barat tertangkap tangan oleh KPK. 

“Ini menandakan bahwa hukuman dan sangsi moral dari masyarakat bahkan belum cukup untuk membuat para pejabat jera dalam melakukan korupsi,” katanya. “Mari bersama kita berusaha untuk menentukan pilihan kita kepada calon siap komitmen dan bisa di pegang janjinya untuk tidak melakukan korupsi. Karena korupsi sangat merugikan tidak hanya masyarakat tapi secara kelembagaan negara juga sangat di rugikan,” ajaknya. 

Pengasuh Pondok Pesantren Asshidiqiyah 3 Cilamaya Kabupaten Karawang ini juga menegaskan agar Nahdliyin yang memiliki hak pilih agar memperhatikan betul protokol kesehatan. 

“Semua sama-sama tahu tentang situasi pandemi ini. Karenanya dalam rangka menjaga keselamatan bersama kami mengimbau untuk semua baik masyarakat yang menggunakan hak pilihnya maupun para petugas di TPS agar taat kepada aturan protokol kesehatan dan jangan diabaikan,” tegasnya. 

Pada tanggal 9 Desember ada delapan daerah di Jawa Barat yang menggelar pemilihan kepala daerah. Daerah tersebut yakni Kabupaten Bandung, Cianjur, Sukabumi, Karawang, Indramayu, Tasikmalaya, Pangandaran, dan Kota Depok. Pesta demokrasi lima tahunan ini tak hanya berlangsung di Jawa Barat, tapi di 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota.

Pewarta: Abdullah Alawi
 


Nasional Terbaru