• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 2 Mei 2024

Nasional

PBNU Bersama Kemenkes Realisasikan Program GKMNU Cegah Stunting di Jabar dan Jatim

PBNU Bersama Kemenkes Realisasikan Program GKMNU Cegah Stunting di Jabar dan Jatim
Tumbuh kembang anak (Ilustrasi: freepik)
Tumbuh kembang anak (Ilustrasi: freepik)

Bandung, NU Online Jabar
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah menjalin kemitraan strategis dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk melaksanakan program Cegah Stunting Perspektif Agama (CSPA) dalam lingkup Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU).

 

Upaya tersebut bertujuan memitigasi stunting di Jawa Barat dan Jawa Timur dengan landasan agama sebagai dimensi utama.


Pada 14 Desember 2022 lalu, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyepakati Memorandum of Understanding (MoU) tentang Peningkatan Upaya Kesehatan untuk Mewujudkan Indonesia Sehat. Inisiatif ini melibatkan organisasi Islam terbesar di Indonesia, NU, yang memiliki pengaruh signifikan dengan 108 juta anggota, atau 49,5 persen dari populasi umat Islam.


Sebagai langkah awal, PBNU dan Kemenkes menyusun program CSPA yang diintegrasikan ke dalam GKMNU, menempatkan Keluarga Sehat sebagai dimensi utama. Melalui CSPA, PBNU bertujuan melibatkan keluarga dalam mencegah stunting dengan perspektif agama sebagai pedoman.


Dalam Halaqah Pencegahan Stunting dalam Perspektif Maqashid as-Syari'ah, Katib 'Aam PBNU KH Akhmad Said Asrori menekankan bahwa pencegahan stunting adalah sebuah kewajiban fundamental, bukan sekadar pilihan. Tujuan utama gerakan ini adalah melibatkan remaja putri, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita (0-59 bulan).


Pada tahun 2023, program CSPA yang dikelola oleh GKMNU telah diterapkan di sembilan kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur. Dimulai dari Desa Galanggang Kabupaten Bandung Barat dan Desa Giripurno Kota Batu sebagai lokasi percontohan, program ini selanjutnya diterapkan di 20 desa di berbagai wilayah, termasuk Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bogor, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Sumedang, Kota Batu, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Bondowoso, dan Kabupaten Situbondo.


CSPA menargetkan pelaksanaan serangkaian pelatihan, seperti Pelatihan Kader Desa untuk Penguatan Keluarga, Pelatihan Penguatan Kelembagaan Posyandu, Pelatihan Peningkatan Kapasitas Kader Posyandu, Pelatihan Peer Educator untuk Remaja, dan Bimbingan Perkawinan Calon Pengantin. Dengan melibatkan warga desa, program ini memperkuat peran keluarga sebagai fondasi utama dalam mencegah stunting di tingkat lokal.


Hingga Desember 2023 ini, program CSPA telah memiliki 600 kader desa untuk penguatan keluarga, 600 kader Posyandu, 600 stakeholder untuk penguatan Posyandu, dan 100 kepala sekolah yang terlatih untuk mencegah stunting  di semua wilayah sasaran. 


Selain itu, telah didistribusikan sebanyak 4.800 porsi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada keluarga yang berisiko stunting di 20 desa tersebut.


Alissa Wahid, Wakil Ketua Satgas Nasional GKMNU, berharap kolaborasi dengan Kementerian Kesehatan ini dapat menjadi terobosan inovatif dalam mengatasi problem stunting yang menjadi program prioritas pemerintah dalam menciptakan generasi Indonesia yang lebih sehat dan berkualitas. Target pemerintah menurunkan prevalensi stunting menjadi 14% pada tahun 2024 melalui program CSPA ini diharapkan tercapai.
 


Nasional Terbaru