Nasional

PBNU Akan Bentuk Kerjasama Internasional Multilateral untuk Perjuangkan Kemerdekaan Palestina

Selasa, 6 Agustus 2024 | 17:00 WIB

PBNU Akan Bentuk Kerjasama Internasional Multilateral untuk Perjuangkan Kemerdekaan Palestina

Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun dan Ketua Umum PBNU KH Yahya C. Staquf di gedung PBNU, Jakarta Senin (5/8/2024) (Foto: Suwitno/NU Online)

Bandung, NU Online Jabar
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengumumkan rencana pembentukan platform kerja multilateral yang melibatkan kerjasama internasional antara tiga negara atau lebih. 


Hal tersebut disampaikan Gus Yahya dalam jumpa pers bersama Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al-Shun, di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, pada Senin (5/8/2024) seperti dikutip dari laman NU Online.


"Kami melihat masalah Palestina ini harus diperjuangkan melalui platform-platform multilateral di dalam konteks sistem global atau sistem internasional tersebut," ujar Gus Yahya pada akhir sesi tanya jawab.


Gus Yahya menegaskan bahwa PBNU masih menaruh kepercayaan pada sistem peradilan internasional, yang dianggapnya mampu memberikan solusi atas permasalahan global.


"Kami percaya kepada sistem internasional, karena sistem internasional inilah satu-satunya yang kita punya untuk memelihara stabilitas relatif dari dinamika global saat ini," jelasnya.


Menurut Gus Yahya, pengakuan terhadap pemerintahan Palestina di bawah kepemimpinan Presiden Mahmoud Abbas sangat penting sebagai representasi otoritatif rakyat Palestina.


"Langkah-langkah politik internasional yang ditempuh di kemudian hari ini harus melibatkan pihak pemerintah negara Palestina yang ada saat ini," tambahnya.


Lebih lanjut, Gus Yahya mengatakan bahwa program PBNU dalam beberapa hari ke depan ini adalah untuk berkontribusi
membantu pemerintah negara Palestina untuk mendapatkan platform tersebut.


"Dan menyampaikan suaranya kepada masyarakat Indonesia dan kepada para tokoh yang menjadi simpul pengambilan kebijakan di Indonesia ini," jelasnya.


"Mudah-mudahan dengan program ini nanti akan ada tindak lanjut yang lebih intensif dan lebih pasti dan menentukan langkah dalam rangka memperjuangkan nasib dan masa depan dari rakyat Palestina," tambahnya. 


Di samping itu, menyoal situasi dunia internasional, Zuhair Al-Shun menegaskan bahwa saat ini kekuatan dunia internasional sudah semakin terlihat. tetapi pemimpin politik, khususnya dari negara-negara yang setia kepada Israel seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, dan negara-negara Eropa lainnya, belum menunjukkan tindakan yang berarti. 


"Apa akhir dari semua ini, dan siapa yang akan menjadi pihak yang kalah? Tanah Palestina untuk perdamaian," katanya. 


"Ini adalah ketidakadilan. Jika ada keadilan, seharusnya tidak perlu ada pendudukan. Saya yakin tidak ada yang ingin rumahnya dicuri atau diambil oleh orang lain. Itulah yang terjadi di Palestina," jelasnya.