NU Masuki Fase Keempat, Gus Yahya: Kepengurusan Makin Solid dan Dihormati
Kamis, 27 Februari 2025 | 09:46 WIB
Bandung, NU Online Jabar
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengungkapkan bahwa kepengurusan NU saat ini telah memasuki fase keempat dalam pengembangan sistem organisasi yang menyerupai sistem pemerintahan (governing system).
Menurut Gus Yahya, tahapan pembangunan organisasi ini telah berlangsung secara panjang dan terstruktur. Ia menegaskan bahwa langkah ini semakin memperkuat eksistensi Nahdlatul Ulama sebagai organisasi yang solid, terorganisir, dan dihormati banyak pihak.
"Alhamdulillah, sekarang kita sudah menemukan gambaran tentang bagaimana strategi dan agenda yang kita rancang dapat diimplementasikan dengan lebih akseleratif, artinya ada percepatan," ujarnya dalam acara Tarhib Ramadhan 1446 H yang digelar secara virtual, Selasa (25/2/2024).
Empat Fase Penguatan NU
Gus Yahya menjelaskan bahwa fase pertama dalam pembangunan organisasi NU berfokus pada penyusunan desain sistem organisasi, termasuk perumusan peraturan, pembagian tugas dan wewenang, prosedur, hingga sistem pelatihan kader.
Pada fase kedua, PBNU berupaya membangkitkan semangat dan moral para pengurus serta jamaah NU. Momentum puncaknya terjadi pada peringatan Harlah 1 Abad NU, yang berhasil memperkuat rasa kebersamaan dan mendorong kontribusi lebih besar dari seluruh elemen organisasi.
Fase ketiga dilakukan dengan konsolidasi organisasi melalui implementasi program yang telah dirancang. Langkah ini mencakup validasi dan verifikasi kepengurusan, penataan konferensi di tingkat wilayah dan cabang, serta pelatihan kader yang lebih intensif.
Kini, NU memasuki fase keempat yang difokuskan pada percepatan konsolidasi dengan tiga aspek utama.
Penguatan Tata Kelola Organisasi – Memastikan sistem organisasi berjalan lebih efektif dan efisien.
Konsolidasi SDM, Budaya, dan Pembiayaan – Meningkatkan daya dukung organisasi agar lebih optimal.
Harmonisasi Agenda Organisasi – Menyelaraskan program di semua tingkatan agar lebih terstruktur dan terarah.
Dalam proses ini, PBNU juga mengumpulkan data kinerja dari setiap unit organisasi serta mengidentifikasi kisah sukses dan kendala yang dihadapi di berbagai wilayah untuk evaluasi ke depan.
“Implementasi yang dapat kita jadikan landasan untuk bergerak lebih progresif ke depan maka kita laksanakan, misalnya validasi dan verifikasi kepengurusan,” kata Gus Yahya dalam pertemuan yang dihadiri oleh PWNU dan PCNU dari seluruh Indonesia.
Hasil dari konsolidasi ini, lanjutnya, menunjukkan peningkatan soliditas organisasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Legitimasi NU di mata pemerintah dan masyarakat semakin kuat, ditandai dengan berbagai kerja sama yang terjalin melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan sejumlah kementerian dan lembaga.
“NU saat ini jauh lebih solid, terorganisir, dan dihormati. Konsolidasi ini menjadi modal penting untuk mempercepat pencapaian tujuan organisasi sekaligus memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat,” tegas Gus Yahya.
Tarhib Ramadhan: NU Hormati Keputusan Pemerintah
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Rais Aam PBNU KH M Anwar Iskandar menyampaikan bahwa pertemuan ini juga merupakan bagian dari Tarhib Ramadhan, yaitu penyambutan bulan suci Ramadhan.
Kiai Anwar menekankan pentingnya menghormati perbedaan dalam penetapan awal Ramadhan serta menegaskan bahwa hak penetapan (isbat) awal Ramadhan berada pada pemerintah. NU, sebagai organisasi, akan mengikuti keputusan resmi yang ditetapkan pemerintah.
"Ramadhan adalah momen untuk mengenali jati diri dan melatih pengendalian diri. Puasa mengajarkan kita menahan diri dari hal-hal yang halal seperti makan dan minum di siang hari, guna membentuk keseimbangan antara hati dan nafsu," jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa Ramadhan adalah sarana untuk meraih kemuliaan dunia dan akhirat dengan meningkatkan kemampuan diri serta mengontrol hawa nafsu.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, NU berharap dapat terus memperkuat eksistensi dan peran strategisnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menghidupkan Malam di Bulan Suci Ramadhan dengan Amal Saleh
2
Inilah Rincian Zakat Fitrah Tahun 2025 di Kota dan Kabupaten se-Jawa Barat
3
Libur Lebaran 2025 untuk Sekolah Madrasah Diperpanjang 20 Hari, Menag: Bisa Kurangi Kemacetan
4
Operasi Pasar Murah PCNU Kabupaten Cirebon: Upaya Kendalikan Harga Bahan Pokok Jelang Idulfitri
5
RMINU Jabar Gelar Safari Ramadhan Volume 4 Bersama LDNU dan LPBHNU
6
Al-Hiyam: Cinta yang Mengembara Tanpa Akhir
Terkini
Lihat Semua