• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 4 Mei 2024

Nasional

Momentum Idul Fitri Menurut KH Muhammad Anshori Fudholi

Momentum Idul Fitri Menurut KH Muhammad Anshori Fudholi
Rais Syuriah PCNU Kabupaten Sukabumi KH Muhammad Anshori Fudholi. (Foto: Ss Yt PCNU Kabupaten Sukabumi).
Rais Syuriah PCNU Kabupaten Sukabumi KH Muhammad Anshori Fudholi. (Foto: Ss Yt PCNU Kabupaten Sukabumi).

Kabupaten Sukabumi, NU Online Jabar
Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Sukabumi KH Muhammad Anshori Fudholi mengatakan bahwa dalam momentum Idul Fitri, ada korelasi antara ibadah puasa yang pahalanya langsung diberikan oleh Allah SWT dengan perbuatan mulia memberikan maaf kepada orang lain saat hari raya Idul Fitri.


"Perbuatan seperti itu merupakan pekerjaan yang mulia," jelasnya saat ditemui NU Online Jabar pada Sabtu (20/4/2024) pasca kegiatan Halal Bihalal yang bertempat di Gedung PCNU Kabupaten Sukabumi.


Kiai yang akrab disapa Kang Ansor tersebut mengutip salah satu firman Allah SWT dalam surat As-Syura ayat 40:


وَجَزٰۤؤُا سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَاۚ فَمَنْ عَفَا وَاَصْلَحَ فَاَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِۗ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ ۝٤٠


Artinya: Balasan suatu keburukan adalah keburukan yang setimpal. Akan tetapi, siapa yang memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat), maka pahalanya dari Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang zalim.


"Jadi orang yang pemaaf itu tanggung jawab Allah, bukan hak kita lagi. Kalo menjadi orang pemaaf itu sangat untung. Makanya disini Faajruhu 'alallaah, dibebankeun ka Allah. Innahu laa yuhibbudz dzoolimiin, Allah tidak mau itu," tuturnya.

Kang Ansor juga menambahkan penjelasaan dari ayat tersebut dari 8 kitab yakni Tafsir Ruhul Bayan, Jaami'ul Ahadiits, Al Mustadrok, Jaami'ul Ahaadiits Al-Qudsiyyah, Ihya Ulumiddin, At-Tadzkiroh liQurtubi, At-Targhiibu wa At-Tarhiibu, dan Makaarimal Akhlaaq. 


وذكر أبو نعيم الحافظ عن علي بن الحسين - رضي الله عنهم - قال : إذا كان يوم القيامة نادى مناد أيكم أهل الفضل ؟ فيقوم ناس من الناس ، فيقال : انطلقوا إلى الجنة فتتلقاهم الملائكة ، فيقولون إلى أين ؟ فيقولون إلى الجنة ، قالوا قبل الحساب ؟ قالوا نعم قالوا من أنتم ؟ قالوا أهل الفضل ، قالوا وما كان فضلكم ؟ قالوا كنا إذا جهل علينا حلمنا وإذا ظلمنا صبرنا وإذا سيء إلينا عفونا ، قالوا ادخلوا الجنة فنعم أجر العاملين


Abu Nuaim Al-Haafidz meriwayatkan dari Ali bin Husen radliyallohu 'anhum, telah berkata: Dimanakah kalian hai orang-orang pilihan? Maka berdirilah beberapa orang. Kemudian dikatakan: Berangkatlah kalian ke surga, maka kalian semua dikawal para malaikat ke surga. Lalu mereka semua berkata: kemana? mereka berkata: ke surga.  Malaikat berkata: "Belum dihisab?" Mereka menjawab: "iya". Lalu Malaikat bertanya lagi: "Siapa kalian semua?" Mereka menjawab: "Orang-orang unggulan". Malaikat bertanya: "Apa yang menjadi keunggulah kalian semua?" Mereka menjawab: "Kami semua adalah dimana dibodohi kami tetap bijaksana, dan dimana kami didzolimi kami bersabar, dimana kami dijelekkan kami memaafkan". Maka Malaikat menjawab: "Masuklah kalian semua ke dalam surga. Sebaik-baiknya balasan masuk surga itu adalah sebaik-baiknya orang yang beramal sesuai dengan ilmu pengetahuannya".


"Kiai-kiai kita, mengajarkan tradisi memaafkan ini pada saat hari raya Idul Fitri. Tentu, saat berjumpa dengan orang yang pernah berbuat dzolim kepada kita akan berat untuk meminta atau memberi maaf. Kiai kita kreatif memiliki cara untuk saling bermaaf-maafan dengan salah satunya halal bihalal. Namun, ego itu dapat dikalahkan dan akhirnya pun saling bermaafan. Di momentum hari raya kita dapat mengalahkan nafsu pemarah, angkuh, dan sebagainya," paparnya.


Kang Ansor menyebutkan bahwa memberi maaf tidak hanya berlaku di dunia ini saja, namun di akhirat juga dapat memberi maaf dan pahalanya sangat besar. Ia mengutip salah satu hadits Nabi Muhammad SAW:


عن سعيد بن أنس، عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال:بينا رسول الله صلى الله عليه وسلم جالس إذ رأيناه ضحك حتى بدت ثناياه، فقال له عمر: ما أضحكك يا رسول الله بأبي أنت وأمي؟ قال: (رجلان من أمتي جثيا بين يدي رب العزة، فقال أحدهما: يا رب خذ لي مظلمتي من أخي. فقال الله تبارك وتعالى للطالب: كيف تصنع بأخيك ولم يبق من حسناته شيء؟ قال: يا رب فليحمل من أوزاري)؟ قال: وفاضت عينا رسول الله صلى الله عليه وسلم بالبكاء، ثم قال: إن ذلك ليوم عظيم يحتاج الناس أن يحمل من أوزارهم. فقال الله للطالب: ارفع بصرك فانظر فى الْجنان فرفع رأْسه فقال: يا رب أرى مدائن من ذهب وقصورا من ذهب مكللة باللؤلؤ لأي نبي هذا؟ أو لأي صديق هذا؟ أو لأي شهيد هذا؟ قال:هذا لمن أعطى الثمن!!. قال: يا رب ومن يملك ذلك؟ قال: أنت تملكه. قال: بماذا؟ قال: بعفوك عن أخيك. قال: يا رب فإني قد عفوت عنه. قال الله عَزَّ وَجَلَّ: فخذ بيد أخيك فأدخله الجنة. فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم عند ذلك: (اتقوا الله وأصلحوا ذات بينكم فإن الله يصلح بين المسلمين)


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : " بَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ جَالِسٌ إِذْ رَأَيْتُهُ ضَحِكَ حَتَّى بَدَتْ ثَنَايَاهُ ، فَقِيلَ لَهُ : مِمَّ تَضْحَكُ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ ، قَالَ : ( رَجُلانِ مِنْ أُمَّتِي جَثَيَا بَيْنَ يَدَيَّ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ ، فَقَالَ أَحَدُهُمَا : يَا رَبِّ خُذْ لِي مَظْلَمَتِي مِنْ أَخِي ، فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى : أَعْطِ أَخَاكَ مَظْلَمَتَهُ ، فَقَالَ : يَا رَبِّ مَا بَقِيَ مِنْ حَسَنَاتِي شَيْءٌ ، فَقَالَ : يَا رَبِّ فَلْيَحْمِلْ مِنْ أَوْزَارِي ) ، وَفَاضَتْ عَيْنَا رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، ثُمَّ قَالَ: ( وَإِنَّ ذَلِكَ الْيَوْمَ لَيَوْمٌ عَظِيمٌ يَوْمٌ يَحْتَاجُ فِيهِ النَّاسُ إِلَى أَنْ تُحْمَلَ عَنْهُمْ أَوْزَارُهُمْ ) ، ثُمَّ قَالَ  ( قَالَ اللَّهُ تَعَالَى لِلطَّالِبِ بِحَقِّهِ : ارْفَعْ رَأْسَكَ فَانْظُرْ إِلَى الْجِنَانِ ، فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَرَأَى مَا أَعْجَبَهُ مِنَ الْخَيْرِ وَالنِّعْمَةِ ، فَقَال : لِمَنْ هَذَا يَا رَبِّ ؟ قَالَ : لِمَنْ أَعْطَانِي ثَمَنَهُ ، قَالَ : وَمَنْ يَمْلِكُ ذَلِكَ يَا رَبِّ ؟ قَالَ : أَنْتَ ، قَالَ : بِمَاذَا ؟ قَالَ : بِعَفْوِكَ عَنْ أَخِيكَ ، قَالَ : يَا رَبِّ فَإِنِّي قَدْ عَفَوْتُ عَنْهُ ، قَالَ : خُذْ بِيَدِ أَخِيكَ فَادْخُلا الْجَنَّةَ ) ، ثُمَّ قَالَ : وَقَرَأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَصْلِحُوا ذَاتَ بَيْنِكُمْ فإن الله تَعَالَى يصلح بين المسلمين )


Artinya: Dari Anas bahwa Rasulullah SAWsedang berkumpul dengan para sahabatnya. Di tengah perbincangan dengan para sahabatnya, tiba-tiba Rasulullah SAW tertawa ringan sampai-sampai terlihat gigi depannya. Umar yang berada disitu bertanya: "Demi Engkau, ayah dan ibuku sebagai tebusannya, apa yang membuatmu tertawa, wahai Rasulullah?" Rasulullah SAW menjawab: "Aku diberitahu Malaikat, bahwa pada hari kiamat nanti, ada dua orang yang duduk bersimpuh sambil menundukkan kepala mereka dihadapan Allah". Salah satunya mengadu kepada Allah sambil berkata: "Yaa Rab, ambilkan kebaikan dari orang ini untukku karena dulu ia pernah berbuat dzalim kepadaku". Allah SWT berkata: "Bagaimana mungkin Aku mengambil kebaikan saudaramu ini, karena tidak ada kebaikan di dalam dirinya sedikitpun?" Orang itu berkata: "Yaa Rab, kalau begitu, biarlah dosa-dosaku dipikul olehnya".


Sampai di sini, Rasulullah tidak mampu menahan tetesan air matanya. Beliau menangis. Lalu, Rasulullah melanjutkan: "Hari itu adalah hari yang begitu berat, di mana setiap manusia ingin agar ada orang lain yang memikul dosa-dosanya". Lalu Allah berkata kepada orang yang mengadu tadi: "Sekarang angkat kepalamu". Orang itu mengangkat kepalanya, lalu berkata: "Yaa Rabb, aku melihat di depanku ada istana-istana yang terbuat dari emas, dengan puri dan singgasananya yang terbuat dari emas & perak bertahtakan intan berlian. Istana-istana itu untuk Nabi yang mana? Untuk orang Shiddiq yang mana? Untuk Syuhada yang mana Yaa Rabb?"


Allah menjawab: Istana itu diberkan kepada orang yang mampu membayar harganya,". Orang itu berkata: "Siapakah yang bakal mampu membayar harganya, Yaa Rabb?,". Allah berkata: "Engkau mampu membayar harganya,". Orang itu terheran-heran, sambil berkata: "Dengan cara apa aku membayarnya?".


Allah berkata: "Caranya, engkau memaafkan saudaramu yang duduk di sebelahmu, yang kau adukan kedzalimannya kepada-Ku,". Orang itu berkata: "Yaa Rabb, kini aku memaafkannya". Allah berkata: "Kalau begitu, gandeng tangan saudaramu itu dan ajak ia masuk surga bersamamu".


Setelah menceritakan kisah itu, Rasulullah SAW bersabda: "Bertaqwalah kalian kepada Allah dan hendaknya kalian saling berdamai dan memaafkan. Sesungguhnya Allah mendamaikan persoalan yang terjadi di antara kaum muslimin,". (HR Hakim).


"Di Nusantara ini, momentum Idul Fitri dimanfaatkan oleh kiai-kiai kita untuk saling memaafkan. Itulah yang dinamakan Islam Nusantara ada budaya Halal Bihalal, dan itu kerennya Ulama Nusantara," tandasnya.


Editor:

Nasional Terbaru