• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Nasional

Menanti Kehadiran Kader NU dari Pesantren An-Nahdliyah Maleber Kuningan

Menanti Kehadiran Kader NU dari Pesantren An-Nahdliyah Maleber Kuningan
Wakil Rais Syuriyah PWNU Jabar KH Dr Abun Bunyamin memimpin doa setelah peletakan batu pertama Pesantren An-Nahdliyah Maleber Kuningan. (Foto: NU Online Jabar/Fahmi)
Wakil Rais Syuriyah PWNU Jabar KH Dr Abun Bunyamin memimpin doa setelah peletakan batu pertama Pesantren An-Nahdliyah Maleber Kuningan. (Foto: NU Online Jabar/Fahmi)

Kuningan, NU Online Jabar
Hamparan tanah yang dibelah oleh jalan kabupaten dengan aspal bagus ini berada di antara perkampungan penduduk. Sebagian tanah masuk wilayah desa Padamulya dan sebagian masuk Maleber. Tegalan  bertanah merah yang rata itu masih ditumbuhi beragam pohon seperti jati, nangka, dan mangga. Sebagian tanahnya sementara ini dimanfaatkan warga sekitar untuk menanam singkong. Hembusan angin dari pepohonan cukup untuk mengurangi panas yang menyengat menjelang siang. Di tanah itulah berdiri Masjid An-Nahdloh dan tak lami lagi akan menyusul pesantren An-Nahdliyah.

Banyak yang bertanya tentang Masjid dan Pesantren PBNU di Kuningan. Masjid An-Nahdloh dan Pesantren An-Nahdliyah. Masjdinya baru saja diresmikan oleh PBNU pada Ahad (22/11), dilanjutkan dengan peletakan batu bertama pembangunan asrama santri. Dalam sambutannya, Ketua Umum Tanfidziyah PBNU Prof. KH. Dr. Said Aqil Siraj menjelaskan bahwa pesantren ini merupakan keinginan yang sudah lama. Nantinya akan diasuh oleh KH Abdul Manan Ghani. Siapakah yang mewakafkan tanah tegalan seluas 48.800 m2 itu?

“Tanah ini merupakan wakaf dari H Sahal Suhana. Dalam sertifikatnya tertulis untuk pembangunan pondok pesantren,” terang KH Abdul Manan Ghani. “Maka di atas tanah ini mulai dibangun masjid dan asrama santri, di bawah pengelolaan PBNU," lanjut Ketua PBNU itu. 

Kiai Manan menjelaskan, pada tahun 2011 bangunan awal sudah ada baru pondasi. Kemudian pada tahun September 2019, PBNU mengeluarkan SK untuk pengelolaan lahan tersebut. Pada November 2019, lanjutnya, dimulai pembangunan kembali dengan dana dari PBNU sebesar 150 juta rupiah untuk pematangan lahan. 

Pembangunan masjid dan seluruh lingkungan pesantren telah menelan biaya Rp. 3.107.000.000. Untuk bangunan masjid seluas 605 m2, menghabiskan biaya  2, 25 M, bangunan rumah pengasuh seluas 169 m2  sebesar 288 juta rupiah. Sementara beaya lainnya untuk jalan lingkungan pesantren sepanjang 735 m2, dan pemasangan pagar.

Pesantren An-Nahdloh akan menjadi sejarah karena merupakan pesantren pertama milik PBNU. Pesantren ini akan mempunyai ciri khas tersendiri yang tidak sama dengan pesantren pada umumnya.

Ketua PCNU Kuningan KH Aam Amiruddin menyambut baik kehadiran Pesantren An-Nahdloh ini.

“Pembangunan masjid dan pesantren ini merupakan janji dari Buya Said di Muktamar Jombang,” ujar Abah Aam. “Semoga pesantren ini menjadi sentral pendidikan kader ulama di Kuningan,” lanjutnya.

Abah Aam seolah “menantang” percepatan pembangunan pesantren An-Nahdloh. Menurutnya, PCNU Kuningan memiliki 32 MWC dan 367 ranting. Jika setiap ranting dan MWC mengirimkan satu orang per tahun, maka akan tersedia 500 orang santri.

“Insyaallah pesanten ini tidak akan kekurangan santri,” tegas Abah Aam.

Bupati Kuningan H Acep Purnama juga menyambut gembira pembangunan masjid dan pesantren ini.  Kehadiran Buya Said baginya dapat mengobati rasa rindu keluarga besar warga nahdliyin yang selalu mendambakan bimbingan dan arahan, apalagi di tengah-tengah situasi keprihatinan Covid-19 ini. 

“Insyaallah, sikap kami tegak lurus, selalu patuh taat kepada anjuran dan arahan dari Buya Said,” ujar Acep.

Pada kesempatan yang sama, ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran pengurus NU dan semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembangunan masjid ini. Atas nama pemerintahan daerah, ia menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada keluarga besar NU. Juga kepada semua pihak yang telah memiliki prakarsa dalam melaksanakan dan menuntaskan pembangunan masjid An-Nahdloh dan Pesantren An-Nahdliyah ini..

Bupati Acep juga berharap, pembangunan masjid dan pesantren  ini dapat memupuk nilai persatuan dan kesatuan.

“Saya berharap masjid dan pesantren yang terletak di dusun Babakan desa Padamulya ini, dapat memancarkan sinar, menyebarkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan umat, serta persaudaraan. Juga kerukunan umat yang dapat dijadikan sebagai sarana pemberdayaan dan menggali potensi keumatan,” pungkasnya.

Pewarta: Sri Melynda & M Rizqy Fauzi
Editor: Iip Yahya


Editor:

Nasional Terbaru