• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Daerah

Lipsus Covid-19

RMINU Indramayu: Perhatian Pemerintah terhadap Penanganan Covid-19 di Pesantren Sangat Kurang

RMINU Indramayu: Perhatian Pemerintah terhadap Penanganan Covid-19 di Pesantren Sangat Kurang
Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Kabupaten Indramayu H Ahmad Fauzan Bilal (Foto: NU Online Jabar/Iing Rohimin)
Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Kabupaten Indramayu H Ahmad Fauzan Bilal (Foto: NU Online Jabar/Iing Rohimin)

Indramayu, NU Online Jabar
Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Kabupaten Indramayu H Ahmad Fauzan Bilal menegaskan, saat ini bantuan pemerintah untuk penanganan Covid-19 terhadap pesantren masih sangat kurang. Bahkan, menurutnya, bantuan dari Pemerintah Kabupaten Indramayu boleh dikatakan belum ada sama sekali. 

H Ahmad Fuazan Bilal ketika dihubungi NU Online Jabar, Senin (23/11) melalui telepon selulernya sangat prihatin melihat adanya sebuah pesantren di Indramayu yang terpaksa harus menjual kendaraan demi keberlangsungan kehidupan para santri. Hal itu menunjukkan bahwa perhatian pemerintah terhadap pesantren tidak ada sama sekali. 

“Pemerintah Kabupaten Indramayu dan Pemprov Jabar seharusnya benar-benar memperhatikan pesantren, karena pesantren sangat terdampak Covid-19. Jika kelompok masyarakat lain seperti UMKM dan lain sebagainya mendapat bantuan langsung dari pemerintah, kenapa pesantren tidak mendapatkan bantuan? Seharusnya pesantren jangan dianak tirikan, para kiai memang tidak pernah meminta-minta atau memohon-mohon pada pemerintah, tetapi seharusnya pemerintah ya ngerti sendiri lah,” ujarnya.

Ditegaskan oleh Fauzan, memang ada beberapa bantuan yang telah diterima oleh pesantren, tetapi itu bukan dari pemerintah kabupaten maupun pemerintah provinsi, di antaranya bantuan alat cuci tangan dan masker dari pihak industri migas yang ada di Indramayu, juga ada bantuan dari Kanwil Kemenag Jawa Barat berupa bantuan Covid-19 sebesar Rp15 juta dan bantuan operasional pesantren.

“Alhamdulillah beberapa pesantren mendapat bantuan dari pihak Pertamina, juga mendapat bantuan Covid-19 dari Kanwil Kemenag Jabar melalui Kemenag Indramayu, per pesantren sebesar Rp15 Juta dan biaya operasional pesantren yang varitaif disesuaikan dengan jumlah santri, mulai dari 25 Juta hinggga 50 Juta. Tetapi perhatian secara langsung dari Pemkab Indramayu belum ada sama sekali, kami berharap agar hal ini menjadi perhatian serius pemerintah,” tegas alumnus Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir ini.

Ditambahkkan Fauzan, hingga saat ini belum ada pesantren di Indramayu yang menjadi klaster penyebaran covid-19. Hal ini menunjukkan bahwa pesantren sangat taat dalam penerapan protokol kesehatan untuk pencegahan penyebaran virus mematikan tersebut.

“Kami dari RMINU Indramayu terus melakukan koordinasi dengan seluruh pengasuh pesantren di Indramayu agar penerapan protokol kesehatan benar-benar diterapkan, Alhamdulillah hingga saat ini pesantren masih aman dan semoga hingga sampai nanti pun pesantren akan tetap aman dari Covid-19. Pesantren sangat ketat menjaga pergerakan santri juga sangat ketat mengarahkan santri untuk tetap menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak, pelajaran tatap mukapun menerapkan prokes sehingga pesantren tetap bisa menjalankan pengajaran secara efektip,” tambahanya.

Sementara Kepala Kemenag Indramayu, H Sopandi, kepada NU Online Jabar menjelaskan, jumlah pesantren di Indramayu sebanyak 73 dengan total santri sebanyak 19.671 dan para ustadz serta ustadzah sebanyak 1.855 orang. Hingga saat ini pihaknya telah menyalurkan bantuan kepada pesantren untuk penanganan Covid-19 sebesar Rp 15 juta per pesantren dan bantuan operasional yang bervariatif.

“Alhamdulillah kami telah menyalurkan bantuan dari Kanwil Kemenag Jabar kepada pesantren di Indramayu, semoga bantuan tersebut dapat bermanfaat. Selain itu kami tetap mengimbau kepada seluruh santri, ustadz dan ustadzah serta para kiai pengasuh pesantren untuk tetap menerapkan prokes agar pesantren terhindar dari penyebaran covid-19,” tutur H Sopandi.

“Semoga pesantren di Indramayu tidak menjadi klaster penyebaran Covid-19 dan kami yakin jika kita semua waspada, maka pesantren akan menjadi tempat paling aman. Sementara terkait bantuan dari pemerintah terhadap pesantren, saya tidak bisa berkomentar karena hal itu bukan ranah kami, tetapi dalam berbagai kesempatan saat rapat dengan pemerintah, kami selalu mengingatkan agar pesantren benar-benar mendapatkan perhatian,” pungkas Kepala Kemenag Indramayu, H Sopandi.

Sementara, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Indramayu, Dokter Deden Koswara saat dikonfirmasi NU Online Jabar, Senin (23/11) melalui telepon selularnya berjanji akan memberikan penjelasan lengkap terkait penanganan di pesantren. 

“Sebentar Kang, saya sedang ada rapat dulu, silakan pertanyaan disampaikan lewat chat WA saja, nanti akan saya jelaskan jika sudah ada kesempatan,” kata Deden menjawab pertanyaan NU Online Jabar.

Pewarta: Iing Rohimin
Editor: Abdullah Alawi 


Daerah Terbaru