Nasional

Jumlah Nahdliyin Meningkat, Ketum PBNU Perkuat Manajemen Organisasi dengan Platform Digital

Rabu, 24 Juli 2024 | 08:07 WIB

Jumlah Nahdliyin Meningkat, Ketum PBNU Perkuat Manajemen Organisasi dengan Platform Digital

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Chalil Staquf pada pembukaan Pelatihan Digital Leadership Academy bertema Transformasi Digital di Lingkungan Nahdlatul Ulama, di Gedung Kemenkominfo, Jakarta, Senin (22/7/2024) (Foto: Humas Kemenkominfo)

Bandung, NU Online Jabar
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Chalil Staquf tengah menggencarkan manajemen organisasi di lingkungan NU melalui sistem platform digital. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pengelolaan seluruh warga NU yang semakin hari semakin bertambah.


"Transformasi digital atau lebih spesifik lagi saya katakan manajemen organisasi melalui platform digital adalah keniscayaan ketika kita menghadapi perkembangan demografis yang membuat ukuran dari organisasi itu tidak mungkin dikelola kecuali dengan platform digital," ujar Gus Yahya saat membuka Pelatihan Digital Leadership Academy Transformasi Digital di Lingkungan Nahdlatul Ulama, di Gedung Kemenkominfo, Jakarta, Senin (22/7/2024).


Gus Yahya mengungkapkan bahwa pembentukan manajemen digital ini merupakan hasil kerja sama antara PBNU dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Meski Memorandum of Understanding (MoU) telah ditandatangani sejak 2022, implementasinya baru dapat direalisasikan pada 2024.


"Namun memang proses transformasi digital ini harus menempuh jalan yang tidak sederhana dan tidak linear. Ada sejumlah hal yang harus kami lakukan terlebih dahulu sebelum sampai kepada hal-hal yang lebih teknis yang bersifat teknologi," tambahnya.


Lebih lanjut, Gus Yahya menilai bahwa NU perlu menerapkan sistem platform digital untuk mengelola anggotanya. Menurut survei, warga NU saat ini mencapai 56,9 persen atau sekitar 180 juta jiwa, sehingga pengelolaan yang efektif hanya dapat dilakukan melalui teknologi digital.


"Karena melihat mengelola demografi yang ukurannya besar itu tidak mungkin bisa efektif kecuali melalui platform digital. Kami sudah merasakan hal itu sejak lama dan melihat realitas semakin membesarnya ukuran NU ini, karena NU semakin membesar dan prosentasenya terus bertambah dari waktu ke waktu," jelasnya.


Dengan transformasi digital ini, diharapkan pengelolaan organisasi NU akan menjadi lebih efektif dan efisien, sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan demografis.


Maka dari itu, Gus Yahya mengatakan, seluruh pengurus NU yang hadir dalam acara tersebut harus memiliki usaha untuk mentransformasikan layanan digital itu. Sehingga dari PBNU sendiri, kata Gus Yahya, bertekad untuk memaksa seluruh jajaran NU masuk ke dalam ekosistem digital ini di dalam pengelolaan organisasi. 


"Para peserta saya minta membuka pikiran selebar-lebarnya untuk menyerap materi-materi yang diberikan dalam digital Leadership Academy ini karena segera sesudah ini anda semua akan bertanggung jawab untuk menjadi lokomotif transformasi digital di lingkungan Nahdlatul Ulama, dan itu bukan pekerjaan kecil," jelasnya.


Lebih lanjut, Gus Yahya mengatakan jumlah kader dalam struktur NU sendiri itu ada jajaran kepengurusan pusat PBNU, provinsi yaitu PWNU, kabupaten/kota yaitu PCNU, kecamatan yaitu MWCNU, kemudian desa yaitu PRNU. Jumlah pengurusnya saja sudah mencapai 2 juta orang.


"Padahal di NU juga masih punya badan otonom (banom) yang dulu disebut sebagai organisasi-organisasi underbow, seperti Muslimat, Ansor, Fatayat, IPNU, dan IPPNU, kita punya 14 organisasi semacam itu dengan sebagian besar struktur yang sama dengan NU menjadi mild structure dari NU," katanya. 


"Jadi kalo NU personelnya 2 juta nah itu masing-masing personelnya itu 2 juta juga. Jadi tinggal menghitung 19 kali 2 juta. Ini organisasi yang raksasa. Ini peserta digital Leadership Academy ini menjadi yang pertama dari angkatan kepemimpinan NU yang akan memimpin permulaan dari strategi transformasi digital kita," terangnya