• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Senin, 6 Mei 2024

Nasional

Gus Yaqut Jadi Menteri Agama, Rijalul Ansor Jabar Optimis Radikalisme di Jabar Teratasi

Gus Yaqut Jadi Menteri Agama, Rijalul Ansor Jabar Optimis Radikalisme di Jabar Teratasi
KH Anwar Nasihin, Ketua MDS Rijalul Ansor Jabar (NU Online Jabar/Foto: Iqbal)
KH Anwar Nasihin, Ketua MDS Rijalul Ansor Jabar (NU Online Jabar/Foto: Iqbal)

Bandung, NU Online Jabar
Pengangkatan Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Yaqut Cholil Qoumas atau biasa disapa Gus Yaqut sebagai Menteri Agama merupakan langkah tepat. Gus Yaqut, yang oleh Presiden Jokowi disebut sebagai tokoh Islam ketika memperkenalkannya sebagai Menteri Agama tentu tahu betul perkembangan radikalisme sehari-hari di tanah air. Demikian disampaikan Ketua MDS Rijalul Ansor Jawa Barat, H. Ahmad Anwar Nasihin, pada Rabu (23/12/2020), melalui pesan Whatsapp.

“Dia tentu lebih memahami bagaimana pola penyelesaiannya, karena ketua Umum PP GP Ansor, ia pasti lebih faham medan dan basis basis perkembangan radikalisme terutama di Jawa Barat,” ujarnya.

“Sebagaimana kita ketahui, bahwa Gus Yaqut seorang penggerak Hubbul Wathon Minal Iman, ia tidak kenal lelah memberikan arahan dan pemahaman kepada kadernya soal kebangsaan dan ke Indonesian, ia selalu berbicara bahwa agama jangan di jadikan alat kekuasaan dan alat untuk mengelabui masyarakat,” tambah Kiai Anwar yang juga pengasuh Pondok Pesantren Roudlotut Tarbiyah Liung Gunung Plered ini.

Menurut Kiai Anwar, Rijalul Ansor awalnya berharap Ridwan Kamil bisa menyelesaikan persoalan radikalisme dan intoleransi di Jawa Barat. Namun, lanjutnya, hingga hari ini pihaknya mengaku tak melihat adanya keseriusan dari Ridawan Kamil.

“Permasalahan Radikalisme harus segera dibereskan dan di mbil langkah-langkah yang tepat demi perdamaian NKRI dan dunia, sehingga di Indonesia tidak ada lagi orang yang mengatasnamakan agama hanya untuk mengelabui masyarakat,” tegasnya.

Menurutnya, saat ini banyak masyarakat yang terjebak dengan slogan dan ajakan tokoh-tokoh yang tidak bertanggung jawab. Tokoh yang selalu arogan dengan merasa dirinya paling benar. Ironisnya, tokoh-tokoh tersebut menganggap yang lain salah ketika berbeda pendapat dengannya, sehingga melibatkan massa besar untuk ikut-ikutan dan dihasut menuruti keinginannya.

Rijalul Ansor, sambung Kiai Anwar, sebagai lembaga semi otonom GP Ansor akan terus mengurus ideologi dan dakwah Islam ramah sekaligus menjadi jembatan pendekatan dan penyelesaian melalui lembaga madrasah dan pondok pesantren serta tokoh agama.

“Rijalul Ansor isinya para ajengan muda sehingga strategis untuk melakukan pendekatan, menyapa, dan mengajak pondok-pondok pesantren dalam mengkampanyekan Islam Ramah,” kata Kiai Anwar.

“Dengan ditunjuknya Ketua Umum sebagai Menteri Agama, adalah suntikan tenaga yang besar. Jika selama ini penyelesaian radikalisme hanya lewat jalur kultural, dengan Ketum menjadi Menteri Agama, kekuatan struktural akan memberi tenaga lebih untuk kita untuk menyelesaikan problem radikalisme di Jawa Barat,” tutup Kiai Anwar.

Pewarta: Muhyiddin


Editor:

Nasional Terbaru