Dua Cucu Tokoh NU Sumedang Raih Penghargaan Pers Nasional 2021
Bandung, NU Online Jabar
Dua cucu tokoh NU dari Kabupaten Sumedang, KH Muhammad Syatibi mendapat penghargaan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat. Penghargaan tersebut diserahkan PWI Pusat pada monetum di Hari Pers Nasional 2021 di Candi Bentar Putri Duyung Ancol, Jakarta Utara, Selasa, (9/2).
Dua cucu KH Muhammad Syatibi tersebut adalah, wartawan senior yang besar bersama Harian Umum Pikiran Rakyat, Muhammad Baedarus dan Bupati Kabupaten Sumedang H. Dony Ahmad Munir.
Muhammad Baedarus menerima Penghargaan Press Card Number One (PCNO) sebagaimana ditulis Mikrofon.id dengan judul Wartawan Senior Jawa Barat Muhammad Baedarus Terima Anugerah Kartu Pers Nomor Satu. Ia bersama belasan wartawan senior lainnya, karena pengabdiannya dinilai layak menerimanya.
Sementara H.Dony Ahmad Munir, pada momentum yang sama, meraih Trofi Anugerah Kebudayaan sebagaimana disampaikan Galamedianews.com dengan judul Alhamdulillah, Bupati Sumedang Raih Anugerah Kebudayaan PWI Pusat.
Bupati Dony dinilai memiliki komitmen dalam membangun strategi dan kinerja dalam menerapkan dan memelihara nilai-nilai lama yang baik, dan menggali nilai-nilai baru yang lebih baik, untuk menjawab tantangan masa kini.
Ketua Umum PWI Atal S. Depari, mengatakan, penghargaan ini merupakan apresiasi insan pers terhadap para bupati/wali kota yang peduli kebudayaan dan literasi media.
Dikutip dari media yang sama, Bupati Dony mengaku bahagia dan terhormat, mendapat anugerah Kebudayaan dari PWI Pusat yang dinilainya cukup bergengsi. Pasalnya, dari ratusan kepala daerah se-Indonesia, hanya 10 bupati dan wali kota yang menerima penghargaan tersebut.
"Alhamdulillah, ini suatu kehormatan dan kebahagiaan bagi saya, karena diberikan kepercayaan mendapat anugerah Kebudayaan yang cukup bergengsi ini," katanya.
Untuk diketahui, KH Muhammad Syatibi memiliki 14 putra-putri, di antaranya adalah Hj. Ikah Mumsikah (almarhumah), ibu dari H.Dony Ahmad Munir. Dari putrinya yang lain, Hj Maemunah melahirkan Muhammad Baedarus, yang berprofesi sebagai wartawan selama 30 tahun.
Pewarta: Abdullah Alawi
