Apa-apa dan Tidak Apa-apa di Rumah Ibadah Orang Lain
Bandung, NU Online Jabar
KH Abubakar Sidik mengungkapkan bahwa umat Islam masih sering mempertentangkan soal Muslim masuk gereja. Pada waktu yang sama, tidak pernah mempertentangkan seorang Muslim masuk ke Candi Borobudur.
“Masuk ke Candi Borobudur bayar lagi. Atau ke kuil dan pura di banyak daerah, terutama di luar Jawa,” ungkapnya melalui status Facebooknya, Rabu (5/5).
Padahal menurut Wakil Ketua PWNU Jawa Barat ini, gereja, candi, kuil, sinagoge, pura, dan sejenisnya adalah tempat para penganut agama yang bersangkutan beribadah kepada Tuhannya. Makanya disebut rumah ibadah.
“Kalau masuk, ya nggak apa-apa. Yang apa-apa itu kalau ikut ibadah mereka,” katanya.
Salah seorang ajengan di Pondok Pesantren Al-Masthuriyah Kabupaten Sukabumi ini, menambahkan, kalau pidato kebangsaan di rumah ibadah orang lain sebetulnya tidak apa-apa juga.
“Kalau shalat di rumah ibadah mereka? Ya, nggak apa-apa juga. Tapi, kalau saya lebih suka shalat di masjid, mushala, atau di rumah saya saja,” pungkasnya.
Pewarta: Abdullah Alawi