Oleh Atik Bintoro
Purnama diantara rimbun trembesi, temaram pun menembus teras
Dua lelaki bertukar suara
Nak, mengapa engkau
masih setia menjelajahi angka angka yang tak kunjung reda?
Puluhan kemarau
telah engkau lewati
Ijinkan aku
menjawab, ya
Akulah putramu
Putra rakyat biasa
bukan pendiri bangsa
bukan juga pewarisnya
Putramu hanyalah
penerima wakaf
dari para pendiri
Cerdaskan bangsamu
Makmurkan rakyatmu
Lindungi seluruh negerimu
Itulah kenapa, aku masih setia menghitung angka angka, pondasi teknologi
Penerbangan dan Antariksa
Hanya restumu yang
aku punya, aku bukan
siapa siapa
Bapak, ibu,
doa dan harapanmu
memperkuat tekadku
Rimbun daun bergoyang,
cahaya tumpah di dada
Baiklah putraku
Bapak ibumu memang renta
Seribu mimpimu akan kami bawa mampir di luar jaman
menjadi buah tangan dambaan di sana
Suara tokek, dan cicak berlomba mencuri rasa
Dua lelaki itu masih asyik menyeruput kopi, hidangan perempuan renta. hm
---
Garut, 05 Des 2020
Penulis sering dipanggil Kek Atek, pecinta puisi, tinggal di Rumpin, Kabupaten Bogor
Terpopuler
1
Lafal Niat Puasa Asyura Puasa Sunah pada 10 Muharram
2
Perkuat Ukhuwah dan Semangat Dakwah di Masyarakat, GP Ansor Cigerenem Gandeng Latansa 2 Gelar Pengajian Syahriahan
3
Ranting NU Teluk Pucung Bekasi Utara Fasilitasi Proses Dua Warga Masuk Islam: Ibu dan Anak Resmi Jadi Mualaf
4
Agar Hati Tak Mati, Inilah Doa-doa Pilihan di Hari Asyura 10 Muharram
5
Koperasi Merah Putih, Koreksi dan Harapan Baru bagi Ekonomi Rakyat
6
Model Bisnis NU Cirebon Dilirik PCNU Magelang untuk Kolaborasi Strategis
Terkini
Lihat Semua