Tingkatkan Kapasitas Da’iyah, PW Fatayat NU Jabar Gelar Dakwah School dan MKDM
Bandung, NU Online Jabar
Pimpinan Wilayah (PW) Fatayat NU Jawa Barat menggelar kegiatan Joint Activities Dakwah School, dan Madrasah Kader Da’iyah Mahmudah (MKDM) selama tiga hari, Kamis-Sabtu (18-20/5/23) di Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Jl. Jendral Gatot Subroto No.170 Kota Bandung.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program Joint Initiative for Strategic Religious Action (JISRA) PW Fatayat NU Jabar yang bekerjasama dengan Institut Dialog Antar Iman di Indonesia (Institut DIAN/Interfidei).
Dengan mengusung tema “Da’iyah Mahmudah untuk Persaudaraan dan Toleransi Beragama,” Fatayat NU Jabar mempunyai misi menguatkan ketahanan keluarga melalui peningkatan kapasitas diri da’iyah yang dapat berperan aktif mengusung tema-tema dakwah yang mengedepankan kemaslahatan umum, berkemanusiaan, adil, berimbang, taat konstitusi, berwawasan dan berkomitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, serta menghormati tradisi.
Ketua Forum Daiyah Fatayat NU Jawa Barat, sekaligus Ketua Panitia Hj Yenni Ainul Widad menjelaskan pelaksanaan MKDM ini sebagai upaya untuk menghasilkan kader-kader da’iyah yang dapat menjadi agen-agen penggerak moderasi untuk mewujudkan persaudaraan dan toleransi beragama sebagai tindak lanjut dari kegiatan “Nyantri Keren” yang sudah dilaksanakan di PC Fatayat NU se-Jawa Barat.
Program ‘Nyantri Keren’ merupakan rangkaian kegiatan yang mengulas persoalan radikalisme dan intoleransi yang menyasar kaum perempuan, penguasaan fiqih perempuan, hak-hak politik dan reproduksi bagi perempuan, serta penguatan wawasan kebangsaan.
“Menyusul program ‘Nyantri Keren’ yang sudah terlaksana, maka MKDM menjadi jenjang berikutnya, di mana para da’iyah diberikan pemahaman, kesadaran, dan peningkatan pengetahuan mengenai tantangan serta strategi dakwah dalam konteks hari ini,” terang Yenni
Menurut Yenni, akhir-akhir ini di Indonesia masih terjadi kasus-kasus pelanggaran intoleransi yang cukup tinggi, baik pada tataran masyarakat maupun pemerintah. Kaum minoritas masih diintimidasi, serta masih banyak terjadi pengrusakan dan penghancuran rumah ibadah.
“Dalam hal ini, pemerintah dianggap gagal karena tidak bisa mencegah kelompok-kelompok intoleran tersebut melancarkan aksinya, serta belum mampu menyelesaikan kasus yang terjadi. Dalam konteks ini, penguatan wawasan kebangsaan menjadi keniscayaan dalam upaya moderasi beragama di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujarnya
Sementara itu, Ketua PW Fatayat NU Jawa Barat, Hirni Kifa Hazefa berharap kegiatan ini dapat menjadi ruang untuk memperkuat kapasitas para da’iyah. “Karena Da’iyah merupakan agen perubahan untuk menciptakan kehidupan beragama yang damai dan toleran,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Neneng Yanti K Lahpan selaku Program Manager JISRA-PW Fatayat menjelaskan bahwa Joint Activities ini merupakan kegiatan bersama antar-lembaga partner JISRA di Indonesia.
“Tujuannya adalah untuk meningkatkan kerja sama dan kesepahaman antar-lembaga partner JISRA dalam merespon isu-isu yang dianggap penting untuk menjadi sebuah gerakan bersama. DIAN/Interfidei yang menjadi partner dalam kegiatan ini memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun dalam hal pengelolaan perbedaan dan aktivitas dialog antar-iman,” tuturnya
“Harapannya, melalui pengalaman panjang tersebut Interfidei dapat turut berbagi kepada para daiyah Fatayat bagaimana mengelola perbedaan dan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan para daiyah atas isu toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan dalam aktivitas dakwah mereka,” pungkasnya
Sebagai kegiatan bersama, Dakwah School ini tidak hanya diikuti oleh para da’iyah Fatayat NU Jawa Barat yang merupakan sasaran program JISRA, tetapi juga melibatkan kepesertaan dari partner JISRA lainnya. Partner JISRA yang mengirimkan perwakilannya sebagai peserta kegiatan ini, di antaranya Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiah, dan Fahmina Institute.
Adapun materi kegiatan ini mencakup wawasan kebangsaan, wawasan keaswajaan, metodologi dan strategi dakwah di era digital, psikologi dakwah, kebebasan beragama dan berkeyakinan, public speaking, dan lain-lain. Para narasumber kegiatan ini merupakan profesional dari berbagai latar belakang dan keahlian, termasuk narasumber dari kalangan aktivis dialog antar-iman seperti Pdt. Obertina M. Johanis, M.Th. dan Valerianus B. Jehanu, SH. MH. dari Universitas Katolik Parahyangan.
Pewarta: Chodijah Fanaqi
Editor: Abdul Manap