• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Senin, 29 April 2024

Kota Bandung

Penjelasan Medis terkait Larangan Meniup Makanan dan Minuman Panas dalam Hadits Rasulullah Saw

Penjelasan Medis terkait Larangan Meniup Makanan dan Minuman Panas dalam Hadits Rasulullah Saw
Penjelasan Medis terkait Larangan Meniup Makanan dan Minuman Panas dalam Hadits Rasulullah Saw. (Foto: NU Online Jabar)
Penjelasan Medis terkait Larangan Meniup Makanan dan Minuman Panas dalam Hadits Rasulullah Saw. (Foto: NU Online Jabar)

Bandung, NU Online Jabar
Tahukah kamu jika meniup atau mengipas makanan atau minuman yang panas ternyata tidak diperbolehkan dalam Islam. Keterangan tersebut bisa kita dapati dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud At-Tirmidzi berikut ini,


وعن ابن عباس رضي اللّه عنهما أن النبي نهى أن يتنفس في الإناء أو ينفخ فيه


Artinya, “Dari Ibnu Abbas RA, bahwa Nabi Muhammad SAW melarang pengembusan nafas dan peniupan (makanan atau minuman) pada bejana,” (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi).


Ternyata, hal ini ada penjelasannya secara medis. Itulah kemudian mengapa Rasulullah Saw melarang kita untuk melakukan yang demikian. 


dr Muhammad Fadli Ashari menjelaskan bahwa ketika kita meniup makanan atau minuman panas tersebut berarti secara tidak langsung kita mentransfer kuman, bakteri dan hal lainnya dari mulut kita ke makanan atau minuman yang ditiupkan. Hal ini tentu membuat makanan atau minuman menjadi terkontaminasi atau terkena mikrobakteri dari organisme tersebut. 


“Bahayanya adalah tatkala bakteri yang sudah terjebak dalam makanan tersebut dan dimakan oleh orang lain sudah tentu di sini terjadi penularan penyakit kepada orang lain,” terang dr Fadli dalam sebuah tayangan Youtube yang dilihat NU Online Jabar, Senin (17/4/2023). 


dr Fadli menerangkan, meniup makanan atau minuman yang panas juga dapat meningkatkan tingkat keasaman pada makanan dan minuman tersebut. Hal ini disebabkan karena reaksi antara H2O dan Co2 yang membentuk senyawa baru yakni senyawa asam bikarbonat. 


“Senyawa asam bikarbonat inilah yang dapat meningkatkan tingkat keasaman bagi makanan atau minuman tersebut, dan tatkala seseorang mengonsumsinya secara terus menerus hal ini dapat mengganggu keseimbangan PH atau keasaman dalam tubuh seseorang,” ujarnya. 


Dari penjelasan di atas sebaiknya kita mulai mengurangi atau bahkan menghindari kebiasaan untuk meniup makanan dan minuman panas karena hal itu dapat mengganggu kesehatan, terlebih itu juga merupakan perintah Rasulullah Saw. 


Pewarta: Agung Gumelar


Kota Bandung Terbaru