• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Senin, 6 Mei 2024

Kota Bandung

Menag Yaqut Buka Kick-Off Pemasangan Spanduk GKMNU di 4500 Desa se-Jabar

Menag Yaqut Buka Kick-Off Pemasangan Spanduk GKMNU di 4500 Desa se-Jabar
Menteri Agama Republik Indonesia (Menag RI) Yaqut Cholil Qoumas secara resmi membuka kick-off pemasangan spanduk di 4500 desa dan stiker di 2,7 juta rumah di Jawa Barat. Kegiatan ini digelar secara daring (dalam jaringan) melalui Zoom Meeting pada Jumat (15/12/2023). (Foto: Tangkapan layar NU Jabar Channel)
Menteri Agama Republik Indonesia (Menag RI) Yaqut Cholil Qoumas secara resmi membuka kick-off pemasangan spanduk di 4500 desa dan stiker di 2,7 juta rumah di Jawa Barat. Kegiatan ini digelar secara daring (dalam jaringan) melalui Zoom Meeting pada Jumat (15/12/2023). (Foto: Tangkapan layar NU Jabar Channel)

Bandung, NU Online Jabar
Menteri Agama Republik Indonesia (Menag RI) Yaqut Cholil Qoumas secara resmi membuka kick-off pemasangan spanduk Gerakan Keluarga Maslahah Nahdlatul Ulama (GKMNU) di 4500 desa dan stiker di 2,7 juta rumah di Jawa Barat. Kegiatan ini digelar secara daring (dalam jaringan) melalui Zoom Meeting pada Jumat (15/12/2023).


Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) itu menjelaskan, pemasangan spanduk dan stiker ini merupakan bagian dari petunjuk demarkasi kepada siapa pun yang berkontestasi di dalam tahun politik ini. Menurutnya, NU seringkali hanya dijadikan sebagai objek untuk memperoleh suara.


“Jadi tidak boleh warga NU itu hanya didatangi politisi baik yang nyalon sebagai anggota legislatif, maupun mungkin tim sukses calon presiden tertentu, hanya dianggap sebagai bagian dari pemilik suara saja, tapi tidak ada perhatian yang lain,” ujarnya. 


Menurutnya, hal ini selaras pernyataan Ketua Umum PBNU yakni KH Yahya Cholil Staquf bahwa NU tidak boleh hanya dimanfaatkan saja. “Kalau dalam bahasa Gus Dur, NU itu setiap momentum politik seperti orang yang disuruh dorong mobil mogok, begitu mobilnya jalan, orang NU-nya ditinggal,” katanya.


Oleh karena itu, lanjutnya, Demarkasi menjadi penting bahwa siapa pun yang ingin mengajak warga NU akan berurusan dengan NU secara umum. “Jadi apapun yang dirasakan oleh satu warga NU tentu akan dirasakan oleh seluruh warga NU yang lainnya. Kita harus merasa senasib dan sepenanggungan dan bertanggung jawab bersama terhadap organisasi,” ucapnya.


Selanjutnya, pemasangan spanduk dan stiker sekaligus menjadi penanda bagi jam’iyah NU untuk bisa berkontribusi dalam setiap kegiatan jam’iyah. Hal ini juga selaras dengan keinginan Ketum PBNU yang menginginkan cara-cara kerja organisasi yang berbeda, yang lebih mengedepankan asas kebermanfaatan bagi umat secara langsung.


“Oleh karena itu, spanduk dan stiker ini menjadi penting karena setiap satuan tugas (Satgas) GKMNU di semua tingkatan ketika akan menyelenggarakan kegiatan tidak perlu lagi bingung untuk mengajak siapa, tinggal lihat di rumahnya ada stiker tersebut atau tidak,” terang Gus Yaqut.


Pria yang kerab disapa Gus Men itu mengungkapkan, stiker ini juga berfungsi sebagai penanda keanggotaan warga NU sebagaimana Kartanu. Sehingga, secara teknik pemasangan stiker di setiap rumah ini akan terekam jelas dalam data digital yang sudah terintegrasi.


Kegiatan ini merupakan tindak lanjut program Gerakan Keluarga Maslahah Nahdlatul Ulama (GKMNU) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bersama Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) yang meliputi di antaranya Bimbingan Keluarga, Bimwim Catin, Berkah Keuangan, Cegah Stunting Perspektif Agama melalui Penguatan Posyandu, Pendidikan sebaya siswa SMA untuk cegah stunting, Perhutanan Sosial, dan Bimbingan Anak dan Remaja.


Pewarta: Agung Gumelar


Kota Bandung Terbaru