• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Minggu, 5 Mei 2024

Kota Bandung

Jawaban Gus Mus Saat Ditanya Jemaah Bagaimana Menjadi Manusia yang Dikehendaki Tuhan

Jawaban Gus Mus Saat Ditanya Jemaah Bagaimana Menjadi Manusia yang Dikehendaki Tuhan
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Thalibin, Rembang, Jawa Tengah KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus. (Foto: NU Online)
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Thalibin, Rembang, Jawa Tengah KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus. (Foto: NU Online)

Bandung, NU Online Jabar
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Thalibin, Rembang, Jawa Tengah KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus mendapat sebuah pertanyaan saat mengisi ceramah Peringatan Maulid Nabi di Politeknik Perkapalan Surabaya, Jawa Timur.


Pertanyaan tersebut datang dari salah seorang jemaah perempuan yang hadir dalam acara tersebut. “Gus, bagaimana agar menjadi manusia yang dikehendaki Tuhan?” ujar jemaah tersebut.


Gus Mus kemudian menjawab bahwa cara paling gampang menjadi manusia adalah banyak berkumpul dengan manusia lainnya. Menurutnya, berkumpul dengan sesama manusia dalam arti lain yakni silaturahmi merupakan hal yang penting. 


“Kumpul itu penting sekali, kedelai itu kalau kumpul jadi satu lalu disebut tempe nilainya bisa ratusan bahkan ribuan, tapi kalau tidak mau kumpul atau hanya mau sendirian paling nasibnya ditotol sama pitik,” kata Gusmus di Youtube NU Online, dikutip Jumat (27/10/2023).


“Jadi kumpul dengan orang-orang yang masih manusia, jangan kumpul dengan orang yang tidak begitu manusia, ini penting sekali,” sambungnya.


Kemudian, Gus Mus menerangkan bahwa cara menjadi manusia selanjutnya adalah dengan menjadi manusia yang tidak berlebih-lebihan dalam segala hal. 


Gus Mus menuturkan, Rasulullah Saw telah memberikan contoh kepada umatnya dengan tidak berlebih-lebihan dalam segala sesuatau, contohnya makan dan minum.


“Sampean kalau makan dan minum berlebih-lebihan, silahkan tanyakan pada dokter, mesti kalau yang berlebih-lebihan itu buruk,” tuturnya.


Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu mengatakan, berlebih-lebihan itu juga tidak baik dalam hal kesenangan contohnya dalam mendukung salah satu Capres-Cawapres.


“Dukung calon juga begitu, puji saja setinggi langit tapi ngga usah moyoki dukungannya orang lain, itu yang bikin tukaran kan itu,” katanya.


Gus Mus mengatakan bahwa senang dan memiliki kesenangan itu merupakan sifat manusia, tapi tidak dengan berlebih-lebihan. “Itu ukuran manusia,” pungkasnya.


Pewarta: Agung Gumelar


Kota Bandung Terbaru