Kota Bandung

Hadiri Silaturahmi Fakultas Syariah UIN Bandung Angkatan 1983, H Imron Rosyadi Ajak Alumni Isi Jabatan Strategis Publik

Ahad, 19 Mei 2024 | 10:22 WIB

Hadiri Silaturahmi Fakultas Syariah UIN Bandung Angkatan 1983, H Imron Rosyadi Ajak Alumni Isi Jabatan Strategis Publik

Bupati Cirebon H Imron Rosyadi saat berbicara dihadapan Alumni Angkatan 1983 Fakultas Syariah UIN SGD Bandung. (Foto: NU Online Jabar/Rudi Sirojudin A).

Kota Bandung, NU Online Jabar
Bupati Kabupaten Cirebon yang juga sebagai A'wan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat H Imron Rosyadi menghadiri acara silaturahmi, reuni dan halal bihalal alumni fakultas syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung angkatan 1983 di Rumah Makan Saung Pabrik Badjoe Jl Soekarno-Hatta 571 Batununggal-Bandung, Sabtu (18/5/2024). 


Dalam kesempatan tersebut, H Imron demikian akrab disapa, mengajak kepada seluruh alumni baik yang masih berdinas, sudah purnabakti, atau pun yang berwira usaha agar dapat mengisi jabatan strategis di ruang publik. Menurutnya jabatan strategis di ruang publik itu bisa berupa menjadi tokoh masyarakat hingga menjadi kepala daerah atau anggota dewan sekalipun. 


H Imron menilai jabatan strategis di ruang publik perlu diminati mengingat pada era sekarang hukum atau keputusan-keputusan yang disepakati bersama lebih ampuh dari pada keputusan sekelompok orang.


"Misalnya dalam hal larangan judi dan minuman keras. Ketika menemukan pelaku judi dan miras, seseorang yang menjadi kiai atau ustaz hanya bisa menghukumi secara lisan dan sosial. Namun ketika seseorang menjadi kepala daerah misalnya bupati, maka perbup atau perda yang dibuat jelas akan menjadi landasan kuat untuk menghukumi atau memenjarakan pelaku maksiat tersebut. Itulah kiranya salah satu ampuhnya hukum yang dibuat secara kesepakatan, selain memuat hukum agama juga memuat hukum sosial," ucapnya. 


"Jabatan strategis di ruang publik juga kadangkala dapat menentukan berhasil tidaknya suatu kebijakan. Misalnya, apa pun program yang direncanakan dan diajukan seorang kepala daerah kalau tidak disetujui oleh anggota dewan, maka tak ada artinya dan sulit terealisasikan. Demikianlah pentingnya kita menduduki jabatan strategis di ruang publik," tutur pria yang pernah menjadi kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bandung Barat dan Cirebon itu. 


Tiga Jenis Kekuasaan


Pada kesempatan yang sama, H Imron menjelaskan tiga jenis kekuasaan yang mesti dimiliki oleh seseorang yang akan terjun ke dalam jabatan strategis di ruang publik. Tiga jenis kekuasaan itu yakni kekuasaan alami, kekuasaan politik, dan kekuasaan agama.


"Kekuasaan alami dan politik itu hubungannya dengan penduduk. Penguasa alami bertugas memikirkan bagaimana caranya agar masyarakat dapat sejahtera. Sementara dalam kekuasaan politik, kesejahteraan masyarakat hanya dapat terwujud oleh masyarakat itu sendiri, dalam artian kesejahteraan hasil kesepakatan bersama. Adapun untuk kekuasaan agama merupakan kekuasaan yang tidak hanya diorientasikan untuk kehidupan dunia saja, melainkan juga untuk kehidupan akhirat," jelas H Imron. 


Lebih lanjut H Imron menekankan pentingnya penguasaan multidisiplin ilmu yang harus dipahami oleh seseorang, terlebih bagi orang yang terjun di ruang publik. Menurutnya, multidisiplin ilmu itu terdiri dari penguasaan ilmu kitab kuning, kitab putih, dan kitab abu-abu. 


"Ilmu kitab kuning itu adalah ilmu terkait dengan keagamaan produk pendidikan pesantren. Kalau ilmu kitab putih itu seperti ilmu sosial, hukum, politik, ekonomi, teknologi dan ilmu yang sifatnya kekinian. Sementara ilmu dalam kitab abu-abu seperti seni dan budaya," terangnya. 


Pentingnya pemahaman atas ketiga jenis pengetahuan itu, tambah H Imron mengingat kompleksitasnya permasalahan pada jaman sekarang sangat heterogen. "Kalau kita mengacu pada kejayaan peradaban umat Islam masa lalu, kejayaan itu tidak hanya didukung oleh sate asfek saja, melainkan oleh beberapa asfek ilmu pengetahuan," tandasnya. 


Untuk diketahui, kegiatan rutin alumni Fakultas Syariah UIN Sunan Gunung Djati Bandung angkatan tahun 1983 itu selalu digelar minimal setiap satu tahun sekali. H Imron sendiri merupakan bagian dari alumni bersama ketua Tanfidziyah PCNU Kota Cimahi KH Enjang Nasrullah. 


Hadir pula dalam kegiatan tersebut dosen sepuh UIN Bandung Prof KH Nur Wajah.