Dokumentasikan Kepemimpinan Perempuan dalam Membangun Perdamaian, JISRA Gelar Workshop Penulisan
Ahad, 7 Juli 2024 | 17:19 WIB
Bandung, NU Online Jabar
Perempuan memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dalam membangun masyarakat yang lebih inklusif dan toleran. Untuk mengapresiasi dan mendokumentasikan peran penting ini, JISRA (Joint Initiative for Strategic Religious Action) menggelar workshop penulisan dengan tema Perempuan Penebar Damai: Suara Perempuan, Suara Kemanusiaan.
Workhop tersebut diinisiasi oleh Fatayat NU Jawa Barat dan berkolaborasi dengan Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, serta Institut Mosintuwu. Acara berlangsung di Bandung pada 5-6 Juli 2024 dengan total 38 peserta termasuk enam peserta yang hadir secara daring.
Program Manager JISRA Fatayat NU Jawa Barat, Neneng Yanti Khozanatu Lahpan, menjelaskan tujuan dari dokumentasi ini. "Dengan mendokumentasikan kisah-kisah perempuan yang memimpin gerakan untuk kebebasan beragama atau berkeyakinan, kami berharap dapat berkontribusi pada terwujudnya masyarakat yang lebih toleran, inklusif, dan adil bagi semua," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa workshop ini adalah pertemuan pertama dari rangkaian kegiatan yang akan berlangsung selama delapan bulan, di mana setiap lembaga partner JISRA Indonesia diminta mengirimkan minimal tiga tulisan.
Ketua Pimpinan Wilayah Fatayat NU Jawa Barat, Hirni Kifa Hazefa, menegaskan pentingnya kontribusi perempuan dalam perdamaian. "Kerja-kerja perempuan yang memberikan kontribusi terhadap perdamaian perlu diangkat ke permukaan," katanya.
Sementara itu, Mutiara Pasaribu, Country Coordinator JISRA Indonesia, menyoroti pentingnya pendokumentasian pengalaman perempuan dalam isu perdamaian. "Pengalaman perempuan sering kali terlewatkan. Melalui workshop ini, kita menginginkan pengalaman perempuan menjadi produk pengetahuan yang bisa menjadi rujukan ilmiah," ujarnya.
Workshop ini difasilitasi oleh tiga penulis profesional dan pegiat media: Susi Ivvaty (Alif.id, Asosiasi Tradisi Lisan Indonesia), Iip D Yahya (NU Online Jabar), dan Zahra Amin (Mubadalah.id). Mereka berbagi pengetahuan tentang teknik penulisan deskriptif, menentukan lead atau teras tulisan, serta menggali makna di balik fakta.
Susi Ivvaty menekankan pentingnya gaya bercerita yang menarik dan akurasi dalam penulisan. "Perubahan diri yang dialami seseorang selalu layak untuk diceritakan. Akurasi adalah hal yang paling utama bagi tulisan yang akan dicetak," katanya.
Iip D Yahya mengingatkan bahwa menulis dan mengedit adalah dua proses yang berbeda. "Kalau Anda menulis dan mengedit sekaligus, tulisan nggak akan jadi-jadi," ujarnya. Sementara, Zahra Amin menambahkan bahwa menulis adalah seni merangkai kata dan menjahit tulisan agar enak dibaca.
Peserta workshop, seperti Kristina Damayanti dari Surakarta dan Ani Farhani dari Peace Generation, merasakan manfaat besar dari kegiatan ini. Kristina merasa lebih memahami struktur penulisan yang benar, sementara Ani mengungkapkan tantangan dan keindahan dalam menulis pengalaman pribadi menjadi sebuah tulisan.
JISRA, yang merupakan konsorsium lintas agama internasional, berupaya membangun jembatan antar komunitas yang berbeda di tujuh negara, termasuk Indonesia. Di Indonesia, JISRA bekerja sama dengan 10 organisasi mitra, seperti Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Jaringan Gusdurian, Fatayat NU Jawa Barat, dan lain-lain, untuk mendukung dan memperkuat suara serta kebijakan inklusif.
Workshop ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis para peserta dan menghasilkan dokumentasi yang bermanfaat bagi generasi mendatang, sekaligus menunjukkan bagaimana perempuan di Indonesia menjadi role model bagi negara-negara lain di mana JISRA mengimplementasikan programnya.
Kontributor: Dzikrina Farah Adiba
Terpopuler
1
Dikukuhkan Rais 'Aam PBNU, Inilah Susunan Struktur Idaroh Aliyah JATMAN 2025-2030
2
DPR RI Setujui Usulan Kemenag soal Tambahan Anggaran untuk BOS Madrasah dan Tunjangan Profesi Guru
3
Pererat Ukhuwah, PCNU Kabupaten Bogor Gelar Istighotsah dan Silaturahmi Pendekar Pagar Nusa
4
Ketika 14 Siswa Tak Diakui Negara: Kebijakan Tambah Rombel 50 Siswa Mengandung Bom Waktu
5
Aklamasi, Nyai Hj Minyatul Ummah Terpilih Pimpin Fatayat NU Jawa Barat 2025–2030
6
Peringati Tahun Baru Islam 1447 H, Muslimat NU Pangandaran Gelar Pengajian dan Santunan
Terkini
Lihat Semua