• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Minggu, 28 April 2024

Kota Bandung

Cerita Ajengan Anwar Terinspirasi dari Kitab Alfiyah Hingga Dapat Penghargaan dari Gubernur Jabar

Cerita Ajengan Anwar Terinspirasi dari Kitab Alfiyah Hingga Dapat Penghargaan dari Gubernur Jabar
Cerita Ajengan Anwar Terinspirasi dari Kitab Alfiyah Hingga Dapat Penghargaan dari Gubernur Jabar. (Foto: NU Online Jabar)
Cerita Ajengan Anwar Terinspirasi dari Kitab Alfiyah Hingga Dapat Penghargaan dari Gubernur Jabar. (Foto: NU Online Jabar)

Bandung, NU Online Jabar

KH Ahmad Anwar Nasihin atau akrab disapa ajengan Anwar ialah sosok kiai muda inspiratif. Ia baru saja meraih penghargaan kategori Ulama Penggerak Ormas dan Penggerak Ekonomi Masyarakat dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. 


Hal ini tidak terlepas dari peran pimpinan pondok pesantren Raudlatut Tarbiyyah tersebut dalam melakukan dakwah dan kepeduliannya terhadap pengembangan ekonomi masyarakat sekitar. 


Dalam berdakwah, kiai yang akrab disapa ajengan Anwar ini rutin menggelar pengajian bersama dengan ormas-ormas yang lain. Ia dikenal sebagai pribadi yang luwes dalam bergaul. Tidak memandang golongan, kelompok, atau etnis dan agama apapun dalam berteman dan berdialog. 


Bahkan ajengan yang saat ini diberi amanah untuk menjadi Katib Syuriyah PCNU Kabupaten Purwakarta itu pernah diundang langsung oleh Komandan Laskar FPI Purwakarta ustadz Zainal Aripin Pasar Rebo untuk ceramah di majelsinya. Sementara di bidang ekonomi, ajengan Anwar memiliki usaha konveksi dan penggemukan sapi. 


Bercerita kepada NU Online Jabar, ajengan Anwar mulai merintis usaha konveksinya pada tahun 2015, saat itu ia hanya memiliki tujuh unit mesin jahit dan mempekerjakan tiga orang karyawan dengan hanya menerima pesanan-pesanan lokal dari daerah sekitar pesantren. 


Usahanya kemudian mulai maju di tahun 2020 hingga saat ini bisa memiliki 100 unit mesin jahit dengan berbagai tipe dan mempekerjakan puluhan karyawan, bahkan dirinya sudah menjalin kerja sama dengan berbagai brand.


“Saat ini kita sudah bekerja sama setidaknya dengan enam brand baju anak. Kemudian kami juga mempekerjakan masyarakat di sekitar pondok pesantren untuk bekerja di konveksi,” terang ajengan Anwar, Kamis (19/1/2023). 


Selain bergerak di bidang konveksi, ajengan Anwar yang saat ini juga menjabat sebagai ketua Majelis Dzikir dan Sholawat GP Ansor Jabar ini memiliki usaha lain di bidang peterkanakan yakni penggemukan sapi. Saat ini, jumlah sapinya bahkan sudah mencapai kisaran 200 dari yang awalnya hanya 14 sapi. 


Ia kemudian memberdayakan para santrinya yang tertarik di bidang peternakan untuk mengelola sapi tersebut dengan sistem bagi hasil di akhir. Dari setiap dua puluh santri diberi tanggung jawab untuk mengurus sekitar 100 sapi.


“Di penggemukan sapi ini saya ingin memberdayakan para santri yang memang tertarik di bidang tersebut. Penggumakan sapi ini kita bermitra dengan bank Jabar dengan program Gubernur Jabar Petani Milenial, maka saya di sana menawarkan bagaimana kalau yang menjadi petani itu santri,” tuturnya. 


Ketika ditanya oleh NU Online Jabar tentang apa yang membuatnya termotivasi sampai akhirnya mendapat penghargaan ini. Ajengan Anwar menjawab bahwa ia terinspirasi dari salah satu maqolah dalam kitab Al Fiyah karangan Ibnu Malik yang berbunyi:


لاَ أَقْعُدُ الْجُبْنَ عَنِ الْهَيْجَاءِ #   وَلَوْ تَوَالَتْ زُمَرُ الأَعَدَاءِ


“Jangan duduk karena rasa takut, bergeraklah karena musuh paling utama adalah kemalasan dia yang datang dengan bertubi-tubi.”


Ajengan Anwar kemudian menafsirkan hal ini untuk terus bergerak menjalankan usahanya. Memberikan manfaat bagi orang lain di sekitarnya meski dalam raung lingkup kecil sekalipun.


“Menggerakkan itu tidak meski dalam sekala nasional atau provinsi, tapi kita lihat banyak masyarakat di sekitar kita yang perlu digerakkan ke arah yang lebih baik, ke arah yang mashlahat,” tuturnya. 


“Kita ini jangan hanya tinggal diam, kita harus bangkit.  Semua orang punya dua sisi, sisi keberanian dan sisi ketakutan oleh karena itu harus dibarengi dengan ilmu, karena ilmu itu akan memberikan kita keyakinan. Orang tidak akan bertambah keyakinan kalau tidak punya ilmu. Mau ilmu apa pun itu,” tuturnya.


“Semoga ini menjadi motivasi bagi saya sendiri dan kader-kader yang lainnya dan harus lebih bertanggung jawab lagi terhadap warga Nahdliyin,” tandasnya.


Pewarta: Agung Gumelar


Kota Bandung Terbaru