Khutbah Jumat Singkat: Agar Rezeki Halal dan Pahala Melimpah, Jadikan Pekerjaan sebagai Jalan Ibadah
Kamis, 24 April 2025 | 22:03 WIB
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ، أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ، وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَام، أَمَّا بَعْدُ
فَيَا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ، اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَاشْكُرُوْهُ عَلَى مَا هَدَاكُمْ لِلإِسْلاَمِ، وَأَوْلاَكُمْ مِنَ الْفَضْلِ وَالإِنْعَامِ، وَجَعَلَكُمْ مِنْ أُمَّةِ ذَوِى اْلأَرْحَامِ. قَالَ تَعَالَى: فَاِذَا قُضِيَتِ الصَّلٰوةُ فَانْتَشِرُوْا فِى الْاَرْضِ وَابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Mengawali khutbah Jumat siang hari ini, mari sama-sama kita memanjatkan puji serta syukur kita kepada Allah Swt yang telah memberikan nikmat dan rahmatnya kepada kita selaku hamba-hambaNya, sehingga kita bisa melaksanakan amaliyah shalat Jumat berjamaah di kesempatan kali ini.
Shalawat serta salam tak lupa kita panjatkan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai sumber keteladanan dan manusia paling mulia di muka bumi ini. Mudah-mudahan kita mendapatkan syafaatnya di yaumil akhir.
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Dalam menjalankan kehidupan ini, umat islam dianjurkan untuk bekerja keras karena hal tersebut merupakan bagian dari ibadah yang mendatangkan pahala. Islam menekankan bahwa bekerja keras dengan niat yang benar dan mengikuti petunjuk agama dapat mendatangkan keberkahan dalam kehidupan.
Oleh sebab itu, bekerja tidak boleh dianggap sebagai beban atau kegiatan yang terpisah dari kehidupan beragama. Akan tetapi sebaliknya, bekerja merupakan sarana untuk bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Jumu'ah ayat 10:
فَاِذَا قُضِيَتِ الصَّلٰوةُ فَانْتَشِرُوْا فِى الْاَرْضِ وَابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Artinya, "Dan apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah (pada pekerjaanmu), dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung."
Terkait dengan ayat tersebut, dalam salah satu tafsir jilid VIII halaman 124 Imam Al-Baghawi menjelaskan:
أَيْ إِذَا فَرَغَ مِنْ الصَّلَاةِ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ لِلتِّجَارَةِ وَالتَّصَرُّفِ فِي حَوَائِجِكُمْ (وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ) يَعْنِي الرِّزْقَ وَهَذَا أَمْرُ إِبَاحَةٍ
Artinya, "Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi untuk berdagang dan carilah karunia Allah, yang berarti rezeki, dan ini adalah perintah yang diperbolehkan.”
Oleh karena itu, setiap usaha yang dilakukan dengan niat yang benar dan diiringi dengan doa serta tawakal kepada Allah, akan mendatangkan pahala. Allah menegaskan kembali dalam surat At-Taubah ayat 105:
وَقُلِ اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ وَسَتُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
Artinya, "Dan katakanlah, 'Beramallah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu pula Rasul-Nya dan orang-orang beriman.'"
Dalam kitab Mau'izhatul Mukminin jilid I, halaman 302, Syekh Jamaluddin Al-Qasimi menjelaskan:
إِنَّ الْخَالِصَ مِنْ الْعَمَلِ هُوَ الَّذِي لَا بَاعِثَ عَلَيْهِ إِلَّا طَلَبُ الْقُرْبِ مِنْ اللَّهِ تَعَالَى
Artinya, “Bentuk kerja yang paling murni adalah kerja yang tidak dimotivasi oleh apa pun selain untuk mencari kedekatan dengan Allah.”
Hal ini menunjukkan bahwa bekerja dengan niat yang baik adalah salah satu cara untuk mendapatkan pahala. Pekerjaan jika dilaksanakan dengan niat yang tulus untuk mencari rezeki halal, dapat menjadi ibadah. Bekerja tidak hanya sekadar mencari nafkah tetapi juga sebagai bentuk pengabdian kepada Allah.
Rasulullah saw merupakan contoh nyata keteladanan dalam kerja keras. Beliau seorang yatim piatu sejak kecil, namun tetap semangat membantu pamannya menggembala kambing, kemudian bekerja menjalankan perdagangan dengan penuh kejujuran.
Kerja keras merupakan hikmah keteladanan yang kemudian mengantarkan Rasulullah berhasil dalam dakwahnya selama 23 tahun.
Syekh Ramadhan Al-Buthi dalam kitabnya Fiqih Sirah An-Nabawiyah halaman 50 menjelaskan:
وَلَكِنَّ الْحِكْمَةَ الْإِلَهِيَّةَ تَقْتَضِي مِنَّا أَنْ نَعْلَمَ أَنَّ خَيْرَ مَالِ الْإِنْسَانِ مَا اكْتَسَبَهُ بِكَدِّ يَمِينِهِ وَلِقَاءِ مَا يُقَدِّمُهُ مِنْ الْخِدْمَةِ لِمُجْتَمَعِهِ وَبَنِي جِنْسِهِ
Artinya, "Tetapi hikmah Ilahi menghendaki agar kita mengetahui bahwa harta manusia yang terbaik adalaah harta yang diperoleh dari usaha sendiri, dan imbalan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dan saudaranya.”
Syekh Ramadhan Al-Buthi menjelaskan kembali, sebaliknya harta yang terburuk adalah yang didapatkan tanpa bersusah payah atau tanpa imbalan kemanfaatan yang diberikan kepada orang lain.
Hal seperti ini membawa kekacauan tatanan kehidupan dengan menyebarnya sifat malas bekerja. Rasulullah saw sangat menyanjung orang yang bekerja keras dengan usahanya sendiri. Beliau bersabda dalam hadis riwayat Imam Al-Bukhari:
مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَإِنَّ نَبِيَّ اللهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَامُ كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ
Artinya, “Tidak ada seseorang yang memakan satu makanan pun yang lebih baik dari makanan hasil usaha tangannya (bekerja) sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Allah Daud as. memakan makanan dari hasil usahanya sendiri.”
Terlebih lagi jika pekerjaan yang dilakukan tersebut diniatkan untuk memberi nafkah keluarganya, sebagaimana sabda Rasulullah saw yang diriwayatkan Ibnu Majah:
مَا كَسَبَ الرَّجُلُ كَسْبًا أَطْيَبَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَمَا أَنْفَقَ الرَّجُلُ عَلَى نَفْسِهِ وَأَهْلِهِ وَوَلَدِهِ وَخَادِمِهِ فَهُوَ صَدَقَةٌ
Artinya, "Tidak ada yang lebih baik dari usaha seorang laki-laki kecuali dari hasil tangannya (bekerja) sendiri. Apa saja yang dinafkahkan oleh seorang laki-laki kepada diri, istri, anak, dan pembantunya adalah sedekah."
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Kerja keras dalam Islam tidak berarti kita hanya fokus pada dunia dan melupakan akhirat. Seorang Muslim yang bekerja keras tetap harus menjaga keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat, sehingga orientasi kerja keras tersebut sebagai bentuk investasi di dunia dan akhirat.
Bekerja keras harus diiringi dengan ibadah kepada Allah, seperti melaksanakan shalat, berdoa, dan melakukan amal kebaikan lainnya. Semoga Allah memudahkan kita semua. Amin ya Rabbal 'alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ ِللّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ، فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هٰذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْن
Penulis: Ustadz Azmi Abubakar
Sumber: NU Online
Terpopuler
1
Nekat Berhaji Tanpa Visa Resmi, WNI Terancam Dideportasi dan Dilarang Masuk Arab Saudi 10 Tahun
2
KH Aceng Aam Sebut Anak Terbaik Adalah yang Melebihi Orang Tuanya dalam Kebaikan
3
Shalawat Haji Karangan KH M Nuh Addawami Mustasyar PBNU Asal Garut
4
Peringati Harlah ke-91, GP Ansor Kertasemaya Gelar Tasyakuran dan Halal Bihalal
5
PCNU Cianjur Bersama Kemenag dan BPN Gelar Sosialisasi Sertifikasi Tanah Wakaf
6
Penerima Beasiswa Pascasarjana Pergunu Depok Jalani Ujian Tesis di Universitas KH Abdul Chalim Mojokerto
Terkini
Lihat Semua