• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Khutbah

KHUTBAH JUMAT

Khutbah Jumat: Kedamaian Jadi Landasan Utama Kehidupan Manusia

Khutbah Jumat: Kedamaian Jadi Landasan Utama Kehidupan Manusia
Khutbah Jumat: Kedamaian Jadi Landasan Utama Kehidupan Manusia
Khutbah Jumat: Kedamaian Jadi Landasan Utama Kehidupan Manusia

Khutbah I


الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى; يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ


Hadirin rahimakumullah
Puji dan syukur kita ucapkan pada Allah swt yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan pada kita sehingga bisa berkumpul menunaikan ibadah Jumat. Shalawat dan salam kita haturkan pada Baginda Nabi Muhammad yang syafaatnya kita harapkan kelak di hari kiamat. Sebagai umat, sudah sepatutnya kita memperbanyak shalawat, terutama di hari Jumat, yang mulia ini. 


Selaku khatib sudah menjadi kewajiban bagi kami untuk mengajak hadirin jamaah Jumat untuk senantiasa meningkatkan takwa pada Allah. Pasalnya, ini adalah modal manusia dalam menjalani kehidupan di duniawi. Tujuannya, agak kelak mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah. 


وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ


Artinya; "Berbekallah karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat." (QS Al-Baqarah: 197).


Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah SWT
Kedamaian merupakan suatu kondisi yang dicita-citakan oleh semua orang di dunia. Kedamaian berarti terbebas dari segala bentuk konflik, kekerasan, dan permusuhan. Dengan demikian, kedamaian adalah kondisi ideal yang harus diperjuangkan oleh setiap orang.


Pada sisi lain, tak bisa dipungkiri, kedamaian memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Kondisi damai dapat menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk hidup. Di lingkungan yang damai, manusia dapat mengembangkan potensinya secara maksimal. Kedamaian juga dapat mendorong terciptanya kerja sama dan saling pengertian antar sesama.


Profesor Quraish Shihab dalam buku Toleransi; Ketuhanan, Kemanusiaan, dan Keberagamaan, halaman 31 menyebutkan bahwa kedamaian adalah landasan terkuat dalam kehidupan manusia. Pun kedamaian merupakan fondasi yang kokoh untuk membangun kehidupan yang lebih baik. Tanpa kedamaian, kehidupan manusia akan menjadi kacau dan penuh dengan konflik. 


Terdapat hubungan yang sangat erat antara kedamaian dengan agama. Agama dan perdamaian merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Agama mengajarkan tentang kedamaian, sedangkan perdamaian merupakan tujuan dari ajaran agama. Semua agama mengajarkan umatnya untuk mencintai perdamaian dan tidak terjebak dalam kekerasan. 


Hadirin rahimakumullah
Lebih lanjut, dalam konteks agama Islam, agama yang dibawa baginda Nabi Muhammad ini mengajarkan umatnya untuk saling menghormati, saling menyayangi, dan saling membantu. Pun Islam juga mengajarkan umatnya untuk menjauhi kekerasan dan permusuhan. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Al-Anbiya [21] ayat 107; 


وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ


Artinya; "Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam."


Hadirin sidang Jumat yang di muliakan Allah
Menurut Abu Muzhaffar as Sam'ani dalam kitab Tafsir As Sam'ani, jilid 3, halaman 413, ayat ini menjelaskan bahwa Nabi Muhammad adalah hadiah dari Allah, untuk sekalian makhluk. Artinya, Islam, sebagai ajaran yang dibawa Nabi Muhammad anugerah yang diberikan Allah seluruh Makhluk.


من الْمَشْهُور الْمَعْرُوف عَن النَّبِي أَنه قَالَ: " إِنَّمَا أَنا رَحْمَة مهداة " أَي: هَدِيَّة من الله، ثمَّ اخْتلفُوا فِي الْعَالمين على قَوْلَيْنِ: فأحد الْقَوْلَيْنِ: أَنهم الْمُسلمُونَ، فَهُوَ رَحْمَة للْمُسلمين، وَالْقَوْل الثَّانِي: أَنهم جَمِيع الْخلق، وَهَذَا القَوْل أشهر


Artinya;  "Salah satu hadits yang masyhur dari Nabi Muhammad SAW adalah "Sesungguhnya aku hanyalah rahmat yang dihadiahkan." Artinya, rahmat dari Allah. Kemudian, para ulama berbeda pendapat di dunia pada dua pendapat. Pendapat pertama adalah bahwa rahmat itu ditujukan kepada umat Islam, sehingga beliau adalah rahmat bagi umat Islam. Pendapat kedua adalah bahwa rahmat itu ditujukan kepada seluruh makhluk, dan pendapat inilah yang lebih masyhur."


Ini berarti Nabi Muhammad adalah rahmat bagi seluruh makhluk karena beliau membawa ajaran Islam yang membawa kebaikan dan kesejahteraan bagi seluruh makhluk. Untuk itu, perdamaian merupakan salah satu nilai dasar dalam Islam. Islam mengajarkan bahwa perdamaian adalah tujuan akhir dari semua ajarannya. Perdamaian tidak hanya ditekankan dalam hubungan antar sesama Muslim, tetapi juga dalam hubungan antar umat beragama dan antar bangsa.


Pasalnya, dalam Islam semua manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan dengan setara. Oleh karena itu, semua manusia berhak untuk hidup dalam kedamaian dan keamanan. Islam juga mengajarkan bahwa perbedaan agama, suku, dan ras tidak boleh menjadi alasan untuk saling bermusuhan. Sebaliknya, perbedaan tersebut harus menjadi sarana untuk saling mengenal dan memahami, sehingga dapat hidup berdampingan dalam damai dan harmoni.


Dalam konteks Indonesia, ajaran Islam tentang perdamaian sangat relevan untuk diterapkan. Indonesia adalah negara yang majemuk, dengan berbagai macam agama, suku, dan ras. Oleh karena itu, penting untuk menjaga perdamaian dan kerukunan antar umat beragama dan antar bangsa.


Hadirin pendengar khutbah Jumat yang mulia
Pada sisi lain, Allah swt menganjurkan untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Pasalnya, persatuan dan kesatuan merupakan kunci keberhasilan suatu bangsa. Tanpa adanya persatuan dan kesatuan, suatu bangsa akan mudah terpecah belah dan mengalami kehancuran. Oleh karena itu, Islam sangat menganjurkan untuk menjaga persatuan dan kesatuan anak bangsa. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S Ali Imran [3] ayat 107;


وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖوَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ


Artinya; "Berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, janganlah bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara. (Ingatlah pula ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk."


Hadirin pendengar khutbah Jumat yang mulia
Dalam Tafsir Al-Baghawi, jilid II, halaman 78, Imam Abu Muhammad al Baghawi, menyebut  Islam, sebagai agama, senantiasa menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan di antara umatnya. Nilai-nilai ukhuwah Islamiyah, yang berarti persaudaraan dalam Islam, menjadi landasan utama dalam mewujudkan harmoni dan solidaritas di tengah masyarakat yang majemuk. 


Dalam ajaran Islam, persatuan bukanlah sekadar slogan atau konsep ideal, melainkan tuntunan yang wajib dipraktikkan oleh setiap Muslim. Imam Baghawi berkata;


عَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّهَا حَبْلُ اللَّهِ الَّذِي أَمَرَ اللَّهُ بِهِ، وَإِنَّ مَا تَكْرَهُونَ فِي الْجَمَاعَةِ وَالطَّاعَةِ خَيْرٌ مِمَّا تُحِبُّونَ فِي الْفُرْقَةِ


Artinya; "Hendaklah kalian berpegang teguh dengan jamaah, karena jamaah adalah tali Allah yang Dia perintahkan. Sesungguhnya apa yang kalian benci dalam jamaah dan ketaatan lebih baik daripada apa yang kalian sukai dalam perpecahan."


Hadirin rahimakumullah
Dengan demikian, Islam sangat menganjurkan untuk bersatu, tidak terpecah belah. Artinya, jelaslah bahwa perdamaian merupakan salah satu nilai dasar dalam Islam.  Agama yang dibawa Rasulullah ini mendorong umatnya untuk senantiasa hidup dalam kedamaian dan harmoni, baik dalam hubungan antar sesama Muslim, antar umat beragama, maupun antar bangsa.


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ، فَاعْتَبِرُوْا يَآ أُوْلِى اْلأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.!


Khutbah II


الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّااللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ


أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى. فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ: وَالْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْر. إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِى الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.


اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ


عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ


Penulis: Dr Abdul Karim Munthe, Dosen Hukum Islam, Fakultas Hukum Universitas Indonesia
Sumber: NU Online


Khutbah Terbaru