Profil Singkat PWNU Jabar
PROFIL SINGKAT
NAHDLATUL ULAMA JAWA BARAT
a. |
Nama Organisasi |
: |
NAHDLATUL ULAMA
|
b. |
Tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun Berdiri |
: |
Surabaya, 31 Januari 1926 M. / 16 Rajab 1344 H.
|
c. |
Nama Perwakilan Organisasi |
: |
Nahdlatul Ulama Jawa Barat
|
d. |
Alamat Lengkap |
: |
Jl. Terusan Galunggung No. 9 Bandung 40263 Telp. 022-7315915 Fax. 022-7315914 Email : sekretariat@jabar.nu.or.id / Website : http://www.jabar.nu.or.id
|
e. |
Nama Pendiri |
: |
KH. M. Hasyim Asy’ari
|
f. |
Pimpinan PWNU Jabar |
: |
Rois Syuriah
Ketua Tanfidziyah
|
g. |
Latar Belakang Berdiri |
: |
Kalangan pesantren gigih melawan kolonialisme dengan membentuk organisasi pergerakan, seperti Nahdlatut Wathan (Kebangkitan Tanah Air) pada tahun 1916. Kemudian tahun 1918 didirikan Taswirul Afkar atau dikenal juga dengan Nahdlatul Fikri (Kebangkitan Pemikiran), sebagai wahana pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri. Selanjutnya didirikanlah Nahdlatut Tujjar, (Pergerakan Kaum Sudagar) yang dijadikan basis untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan adanya Nahdlatul Tujjar itu, maka Taswirul Afkar, selain tampil sebagi kelompok studi juga menjadi lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa kota. Sementara itu, keterbelakangan, baik secara mental, maupun ekonomi yang dialami bangsa Indonesia, akibat penjajahan maupun akibat kungkungan tradisi, menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangkan martabat bangsa ini, melalui jalan pendidikan dan organisasi. Gerakan yang muncul 1908 tersebut dikenal dengan Kebangkitan Nasional. Semangat kebangkitan memang terus menyebar ke mana-mana--setelah rakyat pribumi sadar terhadap penderitaan dan ketertinggalannya dengan bangsa lain, sebagai jawabannya, muncullah berbagai organisai pendidikan dan pembebasan. Berangkat dari berbagai organisasi yang bersifat embrional dan ad hoc, maka setelah itu dirasa perlu untuk membentuk organisasi yang lebih mencakup dan lebih sistematis, untuk mengantisipasi perkembangan zaman. Akhirnya muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926). Organisasi ini dipimpin oleh KH. Hasyim Asy'ari sebagi Rais Akbar. Untuk menegaskan prisip dasar orgasnisai ini, maka KH. Hasyim Asy'ari merumuskan Kitab Qanun Asasi (prinsip dasar), kemudian juga merumuskan kitab I'tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Kedua kitab tersebut kemudian diejawantahkan dalam Khittah NU , yang dijadikan dasar dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan dan politik.
|
h. |
Pedoman, Aqidah, dan Asas |
: |
Pedoman : Nahdlatul Ulama berpedoman kepada Al-Qur’an, As-Sunnah, AlIjma’, dan Al-Qiyas. Aqidah : Nahdlatul Ulama beraqidah Islam menurut faham Ahlusunnah wal Jama’ah dalam bidang aqidah mengikuti madzhab Imam Abu Hasan Al-Asy’ari dan Imam Abu Mansur al-Maturidi; dalam bidang fiqh mengikuti salah satu dari Madzhab Empat (Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali); dan dalam bidang tasawuf mengikuti madzhab Imam al-Junaid al-Bagdadi dan Abu Hamid al-Ghazali. Asas : Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, Nahdlatul Ulama berasas kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
|
i. |
Tujuan dan Usaha |
: |
Tujuan : Berlakunya ajaran Islam yang menganut faham Ahlusunnah wal Jama’ah untuk terwujudnya tatanan masyarakat yang berkeadilan demi kemaslahatan, kesejahteraan umat dan demi terciptanya rahmat bagi semesta. Usaha :
|
j. |
Jumlah Cabang |
: |
27 PCNU
|
k. |
Jumlah Majelis Wakil Cabang |
: |
615 MWC NU
|
l. |
Jumlah Ranting |
: |
5.822 Ranting NU
|
m. |
Jumlah dan Nama-nama Lembaga |
: |
|
n. |
Jumlah dan Nama-nama Badan Otonom |
: |
|