Keluasan Rahmat dan Kemurahan Allah dalam Khazanah Tasawuf
Senin, 12 April 2021 | 07:00 WIB
Rahmat dan kemurahan Allah tidak terbatasi oleh kesalehan. Rahmat dan kemurahan Allah begitu luas. Rahmat dan kemurahan Allah tidak juga terikat pada hukum sebab akibat. Rahmat dan kemurahan Allah dapat mengalir kepada siapa saja yang dikehendaki.
ŁŁŁ Ų¹ŁŁ ŁŲ±Ł Ų§ŁŲ±ŲŁ Ł Ł Ų¹ŲŖŁ ŲÆŲ§ * ŁŲ§ ŲŖŲ³ŲŖŁŲÆ ŁŲ§ Ų„ŁŁ Ų¹ŁŁ ŁŁŲ§ Ų¹Ł Ł ŁŁŲ¶Ł Ų±ŲØŁ ŁŲ§ ŲŖŁ ŁŲ¹Ł Ł Ų¹ŲµŁŲ© * ŁŁŲ§ ŁŲ¶Ų§Ł Ų„ŁŁ Ų§ŁŲ£ŲŗŲ±Ų§Ų¶ ŁŲ§ŁŲ¹ŁŁ
Artinya, āJadilah kamu orang yang pada kemurahan Zat yang maha Rahman bersandar*tidak bertopang baik pada ilmu maupun amal//karunia Tuhanmu tidak tercegah oleh maksiat*tidak juga disandarkan pada tujuan (keuntungan) maupun sebab,ā (Syekh Ali bin Abdullah bin Ahmad Baras, Syifaāus Saqam wa Fathu Khazaāinil Kalim fi Maānal Hikam, [Beirut, Darul Hawi: 2018 M/1439 H], halaman 117).
Kebanyakan orang berpikir bahwa rahmat dan kemurahan Allah diberikan hanya kepada orang-orang yang saleh belaka. Dengan keliru berpikir seperti ini, banyak orang mengejar kesalehan lahiriah karena menganggap kesalehan sebagai sebab atas rahmat Allah.
Orang seperti ini akan ngedrop pesimis dan anjlok harapannya kepada Allah ketika ia terjebak dalam sebuah dosa yang sudah menjadi takdirnya. Tetapi sebaliknya, orang yang mengandalkan amal ibadahnya untuk mengharap rahmat dan kemurahan Allah akan merasa tinggi hati dan istimewa ketika melakukan suatu amal ibadah.
Ł Ł Ų¹ŁŲ§Ł Ų© Ų§ŁŲ§Ų¹ŲŖŁ Ų§ŲÆ Ų¹ŁŁ Ų§ŁŲ¹Ł Ł ŁŁŲµŲ§Ł Ų§ŁŲ±Ų¬Ų§Ų” Ų¹ŁŲÆ ŁŲ¬ŁŲÆ Ų§ŁŲ²ŁŁ
Artinya, āSalah satu tanda seseorang bersandar pada amal adalah kurang harapannya kepada Allah ketika suatu saat ia terperosok dalam sebuah dosa,ā (Ibnu Athaillah, Al-Hikam).
Adapun orang yang bersandar kepada Allah, bukan kepada ilmu atau amalnya tidak akan merasa tinggi hati ketika melakukan amal ibadah dan tidak merasa pesimis ketika terperosok dalam sebuah dosa.
Sebenarnya apa yang disebutkan Syekh Ibnu Athaillah itu hanya salah satu tanda seseorang bergantung pada amalnya. Tetapi itu sudah merupakan satu tanda atau petunjuk yang memadai. Salah satu ciri pembeda dari orang yang bersandar kepada Allah, bukan kepada ilmu dan amalnya adalah ia tidak merasa dirinya istimewa ketika suatu malam ia bertahajud. Sementara orang lain tertidur nyenyak. (Syekh Ali Baras, 2018 M/1439 H: 113).
Mereka yang bersandar kepada Allah lebih menyaksikan keesaan perbuatan Allah dalam menggerakkan hamba-Nya. Dengan demikian, mereka tidak merasa ujub ketika beribadah dan tidak berputus asa dari rahmat dan kemurahan Allah ketika ditakdirkan berbuat suatu kekhilafan. Namun demikian, keluasaan rahmat-Nya bukan alasan untuk bermalas-malasan atau bahkan berhenti dalam beramal. Wallahu aālam. (Alhafiz Kurniawan)
Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/123574/keluasan-rahmat-dan-kemurahan-allah-dalam-khazanah-tasawuf
===
Yuk, install NU Online Super App versi Android (s.id/nuonline) dan versi iOS (s.id/nuonline_ios). Akses dengan mudah fitur Al-Qur'an, Yasin & Tahlil, Jadwal Shalat, Kompas Kiblat, Wirid, Ziarah, Ensiklopedia NU, Maulid, Khutbah, Doa, dan lain-lain.
Terpopuler
1
H Dudu Rohman, Ketua PCNU Kota Tasikmalaya Resmi Dilantik Jadi Kakanwil Kemenag Jawa Barat
2
MTs NU Putri Buntet Bangga, Karya Gurunya Tampil di Pameran Sastra Nasional
3
Antara Kenaikan Gaji DPR, Peran DPRD, dan Program Makan Bergizi Gratis: Sebuah Catatan Kritis
4
Perlombaan Tradisional Meriahkan Peringatan HUT ke-80 RI di KBNU Limusnunggal
5
Lembaga Falakiyah NU Umumkan 1 Rabiul Awal 1447 H Jatuh pada Senin 25 Agustus 2025
6
Lakmud IPNU IPPNU Pangandaran 2025 Resmi Dibuka, Kader Muda Didorong Bumikan Nilai Aswaja
Terkini
Lihat Semua