• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 3 Mei 2024

Keislaman

3 Ilmu Parenting ala Nabi yang Mesti Dicontoh Para Orang Tua

3 Ilmu Parenting ala Nabi yang Mesti Dicontoh Para Orang Tua
Ilmu parenting yang diajarkan Nabi.
Ilmu parenting yang diajarkan Nabi.

Parenting merupakan kegiatan yang dilakukan orang tua (ibu dan ayah) yang secara spesifik mengacu pada kegiatan mengasuh, membimbing, serta mendidik anak. Singkatnya, parenting merupakan pola asuh orang tua dalam mendidik anaknya dengan cara yang baik dan benar. 


Orang tua merupakan madrasah atau tempat pendidikan pertama bagi anak-anaknya. Oleh karena itu, sebelum membimbing dan mengasuh anak, orang tua harus memiliki ilmu terlebih dahulu.


Ustadzah Imaz Fatimatuz Zahra (Ning Imaz) dalam kanal Youtube NU Online menjelaskan bahwa ada tiga macam parenting yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. 


Pertama, tidak meninggikan suara


Rasulullah Saw tidak pernah meninggikan nada suaranya ketika berbicara terhadap siapa pun, termasuk dengan anaknya. Ia selalu bertutur kata dengan lembut kepada siapa pun.


Ning Imaz kemudian menjelaskan bahwa dalam beberapa penelitian jurnal mengatakan, suara keras orang tua terhadap anak dapat memutus beberapa sambungan di otaknya sehingga dapat memperlambat kinerja otak sang anak.


“Tindak lampah Nabi (sunnah) di sini sangat luar biasa sekali hikmahnya. Jadi hanya sekadar meninggikan suara saja, itu mampu memberikan efek buruk kepada anak. Makanya Nabi di sini mencontohkan beliau tidak pernah meninggikan suara kepada anak,” ujar Ning Imaz, diakses NU Online Jabar, Sabtu (23/9/2023).


Kedua, memilih waktu yang tepat untuk memberikan nasihat


Rasulullah Saw ketika ingin memberikan ilmu dan nasihat kepada para sahabatnya tidak melakukannya setiap saat. Dalam artian, nabi mengambil waktu-waktu yang tepat dalam memberikan nasihat kepada para sahabatnya.


Hal ini tentu bisa diaplikasikan dalam ilmu parenting, yakni bahwa orang tua harus memperhatikan waktu untuk menasehati anaknya, tidak melakukannya setiap saat agar anak tidak merasa terkekang.


Dalam ilmu parenting Imam Ghazali dikatakan bahwa ketika seorang anak terus-terusan diberi nasihat, maka dia akan kebal dan muak dengan nasihat tersebut. Oleh sebab itu, penting sekali orang tua memilih dan memilah waktu kapan sekiranya mampu menemukan waktu untuk memberikan nasihat kepada anak-anaknya.


“Yang jelas tidak terlalu sering, tidak terus meneruskan dan tidak dilakukan dengan cara yang deskriptif yakni dengan cara-cara yang mungkin bisa menghancurkan harga diri seorang anak. Misalnya, memarahinya di depan orang banyak atau mengatakan hal yang tidak-tidak terhadap anak sendiri,” jelasnya.


Ketiga, memanggil anak dengan sebutan yang baik


Rasulullah Saw mencontohkan dengan memanggil sayyidina Hasan dan Husen sebagai pemimpin para pemuda di surga. Panggilan tersebut dimaksudkan untuk dapat membentuk persepsi dan konsep diri yang positif terhadap diri seorang anak.


“Terbukti oleh ilmu psikologi sekarang bahwa salah satu penunjang kesuksesan seorang anak adalah harapan orang tuanya. Ketika dunia ini meragukannya tapi orang tuanya yakin bahwa dirinya bisa, maka anak itu akan yakin bahwa dia bisa. Maka penting sekali untuk memanggil dengan sebutan yang baik,” tandasnya.


Pewarta: Agung Gumelar


Keislaman Terbaru