Workshop Keberagaman dan Toleransi, Fatayat NU Kabupaten Tasikmalaya Dorong Desa Inklusif dan Adil
Ahad, 9 Juni 2024 | 12:00 WIB
Tasikmalaya, NU Online Jabar
Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Kabupaten Tasikmalaya menggelar acara workshop bertajuk “Mewujudkan Desa Inklusif dan Adil: Keberagaman dan Toleransi dalam Perspektif Gender di Desa Cilolohan dan Cibalanarik” di Balai Latihan Kerja SMK PK Al Falah Tanjungjaya, Sabtu (8/6/24).
Acara ini diselenggarakan atas kerjasama PC Fatayat NU Kabupaten Tasikmalaya dengan JISRA PW Fatayat NU Jawa Barat. Workshop ini dihadiri oleh berbagai tokoh lintas agama, perwakilan organisasi perempuan, dan masyarakat setempat. Beberapa di antaranya adalah perwakilan dari Wahidiyah, IJABI, Persistri, Aisyiyah, IPPNU, IPNU, serta PKK dari Desa Cibalanarik dan Cilolohan. Acara ini merupakan salah satu program dari Joint Initiative for Strategic Religious Action (JISRA) PW Fatayat NU Jawa Barat yang telah banyak mengadakan kegiatan serupa di wilayah Tasikmalaya dan Garut.
Ketua Fatayat NU Kabupaten Tasikmalaya, Lilik Latipah dalam sambutannya mengungkapkan bahwa acara ini merupakan kelanjutan dari dialog kebangsaan yang sebelumnya diadakan di Desa Cilolohan. “Semoga kegiatan lanjutan ini dapat semakin memperkuat kerukunan umat beragama yang telah terjalin baik di Desa Cilolohan dan Cibalanarik,” harapnya.
Workshop ini dibagi menjadi tiga sesi yang masing-masing difasilitasi oleh pakar di bidangnya: Sesi I mengenai Pemetaan Masalah Sosial Keagamaan di Tasikmalaya difasilitasi oleh Risdo Simangunsong, Sesi II mengenai Memahami Persoalan Keberagaman dan Toleransi dalam Perspektif Gender difasilitasi oleh Dr. Isti’anah, dan Sesi III mengenai Solusi dan Rekomendasi atas Persoalan Keberagaman dan Toleransi dalam Perspektif Gender juga difasilitasi oleh Risdo Simangunsong.
Lilik Latifah menjelaskan bahwa Desa Cilolohan dikenal sebagai desa percontohan dalam hal kerukunan umat beragama. Meskipun mayoritas penduduknya beragama Islam, “Mereka memiliki karakteristik ormas dan pemahaman agama yang beragam, setiap kelompok di desa ini rutin mengunjungi pengajian kelompok lain, menunjukkan hubungan yang harmonis dan saling menghargai di antara mereka,” jelasnya.
Menurut Lilik, di sisi lain, Desa Cibalanarik menunjukkan dukungan kuat terhadap kesetaraan gender dan kepemimpinan perempuan. Desa ini dipimpin oleh seorang kepala desa perempuan, dan beberapa kepanitian penting juga diketuai oleh perempuan. “Hal inilah yang membuktikan bahwa desa tersebut mengedepankan prinsip-prinsip inklusivitas dan keadilan gender,” terangnya.
Selama acara, peserta aktif berbagi pengalaman terkait kehidupan beragama mereka, baik tantangan seperti diskriminasi maupun kerukunan yang dirasakan. Diskusi ini membuka wawasan dan memberikan inspirasi bagi semua yang hadir untuk terus memperkuat semangat toleransi dan keberagaman.
Acara workshop ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi peserta untuk bertukar pikiran dan pengalaman dalam mewujudkan desa inklusif dan adil. Dengan demikian, keberagaman dan toleransi dalam perspektif gender dapat terus ditingkatkan, membawa manfaat bagi seluruh masyarakat desa Cilolohan dan Cibalanarik.
Terpopuler
1
Lafal Niat Puasa Asyura Puasa Sunah pada 10 Muharram
2
Besok Sunah Puasa Tasua, Ini Lafal Niatnya
3
Agar Hati Tak Mati, Inilah Doa-doa Pilihan di Hari Asyura 10 Muharram
4
Angka Kematian Jamaah Haji 2025 Capai 423 Orang, Penyakit Jantung Jadi Penyebab Utama
5
Perkuat Ukhuwah dan Semangat Dakwah di Masyarakat, GP Ansor Cigerenem Gandeng Latansa 2 Gelar Pengajian Syahriahan
6
Gelar Konferensi Pers, DPP K-Sarbumusi Ultimatum Menhub Dudy dan Menko AHY Respons Tuntutan Aksi ODOL
Terkini
Lihat Semua