Kabupaten Tasikmalaya

Lesbumi PWNU Jabar Gelar Ngabuburit di Bale Desa Cipakat Tasikmalaya

Jumat, 5 April 2024 | 08:12 WIB

Lesbumi PWNU Jabar Gelar Ngabuburit di Bale Desa Cipakat Tasikmalaya

Lembaga Seniman dan Budayawan Muslim Indonesia (Lesbumi) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat menggelar acara ‘Ngabuburit di Bales Desa’ di Bale Desa Cipakat, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (2/4/2023). (Foto: NU Online Jabar/Aji)

Tasikmalaya, NU Online Jabar
Lembaga Seniman dan Budayawan Muslim Indonesia (Lesbumi) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat menggelar acara ‘Ngabuburit di Bales Desa’ di Bale Desa Cipakat, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (2/4/2023). 


Acara ini mengangkat tema Desa sebagai Tempat Lahirnya Para Pejuang Nasional dan dihadiri oleh para santri, masyarakat desa setempat, dan tamu undangan lainnya dengan melibatkan pengurus NU setempat.


Acara Ngabuburi di Bale Desa Cipakat dimeriahkan dengan berbagai macam acara seni dan budaya seperti lomba nadzom lawas kanjeng Nabi Muhammad Saw, Pentas Seni Angklung Sered masyarakat Cihaur, penampilan Tari Tradisi Tasikmalaya oleh para siswi SMK As-Saabiq Singaparna, dan Guar Budaya Tasikmalaya: Talk Show membahas seni dan budaya di Tasikmalaya dengan narasumber Dadan Madani (Ketua Lesbumi Jabar) dan Agus Abdul Wakih (Budayawan).


Pada sesi Guar Budaya, kedua narasumber membahas tentang asal-usul Angklung sered dan Rudat yang memiliki unsur ajakan kebaikan dalam setiap makna dan filosofisnya.


Agus menyampaikan bahwa seni dan budaya di wilayah Tasikmalaya memiliki keterkaitan dengan aktivitas budaya pesantren dalam melawan penjajahan Belanda masa pra-kemerdekaan Indonesia.


"Angklung Sered sebagai bentuk lambang perjuangan melawan penjajahan Belanda kala itu, dengan mulanya Agklung Sered dijadikan sebuah seni adu antar sesama jawara dalam memainkannya, konteks melawan penjajahan Belanda, Angklung Sered menjadi instrumen santri dan pribumi dalam ambil bagian melawan penjajahan saat itu," paparnya.


Selain itu, Agus juga menerangkan geliat jurus pergerakan silat setempat dari Tasikmalaya memiliki sanad keilmuan dari Syekh Abdul Muhyi. Dijelaskan bahwa budaya daerah kala itu terdapat jurus silat 17 dengan asma Allah Swt menjadi sebuah keterampilan pergerakan silat yang memiliki keterhubungan 17 itu yakni dari jumlah rakaat shalat.


“Agar mendakwah Islam di Nusantara dengan silat berbarengan perjuangan melawan para penjajah di Tasikmalaya dan keterhubungan ilmu pengetahuan sampai pergerakan jurusnya didapatkan dari Syekh Abdul Muhyi," ungkapnya.


Sementara itu, Ketua Lesbumi NU Jabar Dadan Madani merefleksikan khazanah dan kiprah pejuang penggerak hingga pendiri NU di Kabupaten Tasikmalaya dengan berdoa dan bertawasul bersama.


"Desa Cipakat ini merupakan salah satu bagian desa yang melahirkan para pejuang di Kabupaten Tasikmalaya. Pahlawan nasional dan pejuang masa awal kalangan Nahdlatul Ulama diantaranya KH Zainal Mustafa, Mama Ruhiyat, Mama Subandi, KH Ilyas Ruhiyat Cipasung ada di lingkungan desa ini," ujarnya.


Kegiatan Ngabuburit di Bale Desa Cipakat ditutup dengan bedug adzan penanda saatnya berbuka puasa. Selain itu, warga masyarakat Desa Cipakat juga menggelar Bazaar berupa bagi-bagi Takjil Gratis kepada para pengunjung, peserta, dan panitia.


Kegiatan ini merupakan salah satu program prioritas "Sapa Budaya Desa" dari Lesbumi PWNU Jabar yang bertujuan untuk membina potensi seni dan budaya di desa sebagai warisan para leluhur.


Kontributor: Aji