Cirebon, NU Online Jabar
Majelis Taklim Baitussalam yang terletak di Desa Slendra Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon mempunyai caranya tersendiri untuk meningkatkan rasa persaudaraan sesama umat Muslim. Mereka rutin menggelar pengajian setiap akhir pekan tepatnya di hari Sabtu.
Pengajian yang digelar Majelis Taklim Baitussalam ini merupakan bagian dari pada Ukhuwah Islamiyah yang menjaga tradisi Nahdlatul Ulama yang berpaham Ahlussunnah wal Jamaah. Hal ini dikarenakan dalam pengajian setiap orang akan bertatap muka, saling mengenal, dan bercengkrama dalam lingkup kegiatan keagamaan yang diselenggarakan oleh Majelis Taklim Baitussalam.
“Tujuan pengajian ini adalah untuk mempererat hubungan Ukhuwah Islamiyah antara warga Desa Slendra khususnya sekitar Majelis Taklim Baitussalam, mendokan kerabat yang sudah meninggal, meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, serta memperbanyak bekal ilmu agama,” kata Pengasuh Majelis Taklim Baitussalam Sihabudin, Sabtu (5/11/2022).
Sihabudin mengatakan, sebagian daerah juga sering mengadakan pengajian tinggkat desa khususnya para ibu-ibu. “Biasanya pengajian rutin dilakukan setiap Ahad dengan mendatangkan tokoh agama atau ustadz untuk pengajian tersebut,” terangnya.
Sebagaimana yang dikatakan Sihabudin, Majelis Taklim Baitussalam juga turut mengundang tokoh agama seperti ustadz Soni Abdul Basit dan ibu-ibu anggota majelis yang mendengarkan ceramah.
Ustadz Soni abdul basit menyampaikan manfaat mengikuti pengajian rutinan di majelis ta'lim baitussalam ini adalah meningkatkan kesadaran beragama khususnya masyarakat yang mengikuti pengajian yang membuat orang menjadi lebih sabar dan lebih taat kepada Allah.
“Perubahan sikap yang kita rasakan seperti bertutur kata menjadi lebih baik, lebih menghargai orang lain saat berbicara dan lebih suka bergaul dengan masyarakat setempat dan lebih meningkatkan tegur sapa dengan masyarakat sekitar,” tutur ustadz Basit.
“Ibu-ibu lebih bersyukur dengan adanya pengajian ini, yang diadakan di Majelis Taklim Baitussalam karena merubah hidup dan perilaku dari ibu-ibu sebelum mengikuti pengajian dan setelah mengikuti pengajian di majelis ta'lim tersebut,” katanya.
“Al ummu madrasatul ula, ibu adalah madrasah pertamanya anak. Jadi pengajian ibu-ibu ini harus berlangsung di tengah gempuran globalisasi dan keterbukaan yang tak sedikit memberikan efek negatif terhadap akhlak generasi penerus. Terlebih ibu-ibu yang merupakan posisi yang tetap untuk memfilter arus informasi yang diterima oleh kalangan anak-anak,” tutupnya.
Pewarta: Muhammad Hayyan
Editor: Agung Gumelar