Kiprah KH Ubaidillah AB Merintis Ponpes Roudlotul Ulum
Senin, 7 Oktober 2024 | 10:55 WIB
Kabupaten Bandung, NU Online Jabar
Kiprah dan perjalanan KH Ubaidillah AB dalam merintis pendirian Pondok Pesantren (Ponpes) Roudlotul Ulum dilalui dengan keyakinan akan keberserahan diri kepada Allah Swt. Berbagai tantangan dan rintangan kala mendirikan Ponpes Roudlotul Ulum tidak menyurutkan tekadnya, namun menjadi pelecut semangat mewujudkan lembaga pendidikan keagamaan.
Berdoa, selalu berserah diri pada-Nya, diiringi tekad serta ihtiar, menjadi kekuatan bagi KH Ubaidillah AB yang secara bertahap membangun Ponpes Roudlotul Ulum. Sebagai media pembelajaran kehidupan, usahanya merintis Ponpes Roudlotul Ulum juga merupakan wahana aktivitas yang diharapkan dapat membawa kemaslahatan.
Baginya, apapun yang telah dijalani dalam pengembangan pesantren ini sejatinya karunia Allah Swt yang harus selalu disyukuri. Hal itu merupakan tanggung jawab dan amanah yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dalam ihtiar mengelola lembaga pendidikan dakwah agar bermanfaat bagi masyarakat.
“Alhamdulillah, berkat pertolongan Allah Swt, semangat kami mengembangkan pesantren ini tiada lain dilandasi rasa keikhlasan,” ucap KH Ubaidillah AB, sesepuh Ponpes Roudlotul Ulum, belum lama ini.
Dia menuturkan, seseorang menempuh pembelajaran tiada lain untuk mencapai derajat manusia yang dapat membawa kemaslahatan. Di alam dunia ini kehidupan manusia mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Tergantung kepada setiap individu dalam memaknai hidupnya di dunia.
Namun, satu hal yang wajib kita imani adalah bahwa setelah kehidupan di dunia, selanjutnya ada kehidupan alam akhirat yang kekal abadi. Karenanya, selama di kehidupan di alam dunia ini, hendaknya kita selalu mensyukuri atas segala karunia pemberian Allah Swt.
“Nah, wujud rasa syukur itu salah satunya yakni selalu berihtiar menabur kebaikan kapan pun dan dimana pun, selama kita masih diberi kesempatan hidup,” ujar KH Ubaidillah AB, yang akrab disapa Kang Ubay.
Pondok Pesantren Roudlotul Ulum berada di Kampung Cisasawi, Desa Cihanjuang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Badung Barat, saat ini dihuni 1.200 santri berasal dari berbagai wilayah tanah air.
Berawal dari hanya menempati lahan 70 meter persegi, dengan 1 musola, 2 kamar kecil, dan 2 orang santri, ahamdulillah, setelah 2 dekade kiprahnya, kini pesantren ini memperluas lahannya hingga 1 hektar. Lalu berdiri masjid besar, asrama putra dan putri, gedung madrasah, perpustakaan, serta laboratorium pendidikan.
Lebih lanjut dia mengatakan, perjalanan terbesar manusia di dunia ini adalah perjalanan menuju-Nya. Semua yang ada di semesta langit dan di bumi beserta seluruh isinya merupakan milik Allah sebagai Sang Khalik.
Seluruh semesta alam itu mutlak berada dalam kuasa-Nya. “Keyakinan kita terhadap Allah Swt akan terbukti nyata apabila kita senantiasa mensyukuri segala nikmat-Nya yang telah diberikan kepada kita,” tuturnya.
KH Ubaidillah AB lahir di Bandung, pada Senin 11 Juni 1983, dari pasangan KH Abdul Halim Bisyri dan Hj. Neneng Jubaedah. Menempuh pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Cisasawi, berlanjut ke SLTP Ponpes Al-Burhan Bandung, lalu ke Madrasah Aliyah (MA) Ponpes Daarul Ulum Sukaraja, Garut.
Sekolah formal dan nyantri dilakoninya. Sebagai santri, dia belajar di Ponpes Al-Wardayani Sukabumi, lalu ke Ponpes Al-Hidayah Jonggol, Bogor, serta di Ponpes Al-Qur’an Bogor.
Menimba ilmu juga di Ponpes Kadomas Banten, kemudian di Ponpes Lirboyo Kediri pimpinan KH Ma’sum, dan di Ponpes Fathul Ulum Kediri pimpinan KH Abdul Hanan Ma’sum. Selama proses pembelajarannya itu, Kang Ubay melakukan tabarruk ke Mbah Khim, dan ke 40 pesantren yang tersebar dari ujung Jawa Barat, Jawa Tengah hingga ke Jawa Timur, termasuk ke Madura.
Perjalananan itu penuh dengan i’tibar dan hikmah bagi kehidupannya. Selanjutnya, diawali dengan kalimat Bismillahirrohmanirrohim dan tekad yang kuat untuk berjuang di jalan Allah serta ajaran Rasulullah, tahun 2001 Kang Ubay mulai merintis Pondok Pesantren Roudlotul Ulum.
Dalam pengembangan pesantren itu, dia mendasarkan pada 7 prinsip yakni : yakin, ikhlas, tawadlu (rendah diri), waro (menjaga diri), qona’ah, sabar, serta husnudzon.
Selain mengadakan pendidikan pesantren salafiyah, kini di Ponpes Roudlotul Ulum juga terdapat SD, SMP, SMK, dan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI). Para santri pun mengimplementasikan kemandirian wirausaha seperti beternak ikan dan domba, berniaga, serta bercocok tanam berbagai jenis sayuran.
“Sebagai manusia kita hanya dapat berihtiar mengisi kehidupan di dunia ini dengan sebaik-baiknya sebagai bekal perjalanan menuju-Nya,” pungkas KH Ubaidillah AB.
Kontributor: Rameli Agam
Terpopuler
1
LD-PWNU Jawa Barat Gelar Madrasah Du'at ke-IV, Fokus Pengkaderan Da'i di Era Digital
2
Isi Kuliah Umum di Uniga, Iip D Yahya Sebut Media Harus Sajikan Informasi ‘Halal’ dan Tetap Diminati
3
Pengembangan Karakter Melalui Model Manajemen Manis
4
Diskusi Imam Al-Ghazali di Istana: Siapakah Ulama Itu?
5
Destinasi Ziarah Jamaah Haji di Madinah Difasilitasi Tanpa Biaya Tambahan
6
Perkuat Sinergi untuk Umat, PCNU Depok Audiensi dengan Wali Kota Supian Suri
Terkini
Lihat Semua