• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Indramayu

Sarasehan Paham Islam Transnasional, Ahmad Faozan: Risalah Aswaja, Bukti Tertulis Peran NU Kawal Keberagamaan yang Moderat

Sarasehan Paham Islam Transnasional, Ahmad Faozan: Risalah Aswaja, Bukti Tertulis Peran NU Kawal Keberagamaan yang Moderat
Sarasehan Paham Islam Transnasional, Ahmad Faozan: Risalah Aswaja, Bukti Tertulis Peran NU Kawal Keberagamaan yang Moderat. (Foto: Duljani).
Sarasehan Paham Islam Transnasional, Ahmad Faozan: Risalah Aswaja, Bukti Tertulis Peran NU Kawal Keberagamaan yang Moderat. (Foto: Duljani).

Indramayu, NU Online Jabar
Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) Nahdlatul Ulama Kabupaten Indramayu menggelar Sarasehan bertajuk "NU dan Paham Keagamaan Transnasional" perspektif kitab "Risalah Ahlussunah Wal Jamaa'ah" karya KH Hasyim Asy'ari dan kitab "Hujjah Ahlussunah wal Jama'ah" karya KH Ali Maksum, di Pondok Pesantren I'anatul Mubtadiin, Dukuh, Kabupaten Indramayu, Selasa (31/5). 


Pada acara tersebut mengundang dua narasumber yaitu KH Lukman Hakim, pengasuh Ponpes Babakan Ciwaringin-Cirebon dan Ahmad Faozan, Ketua Lakpesdam NU Indramayu.


Hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Indramayu, Kiai M Mustofa, dalam sambutannya mengatakan, wawasan keberagamaan itu penting, apalagi wawasan keagamaan yang moderat.


"Wawasan keberagamaan ini penting, NU Indramayu akan fokus untuk peningkatan kapasitas terhadap kader-kader NU yang siap memghadapi masalah itu, Maraknya infiltrasi paham dan gerakan transnasional, menjadi tantangan bagi penguatan wawasan keberagamaan yang moderat di Indonesia. NU sebagai organisasi terbesar di Indonesia memiliki sejarah panjang bersinggungan dengan paham dan gerakan transnasional,” katanya. 


Kiai Mustofa berharap kegiatan tersebut dapat memberikan manfaat terkait upaya peningkatan wawasan untuk masyarakat dan warga nahdiyin, khususnya untuk menghadapi soal maraknya gerakan Islam transnasional di Indonesia. 


Ketua Lakpesdam NU Indramayu, Ahmad Faozan memaparkan, Indonesia yang multikultur adalah blessing in disguise, dan tak banyak dimiliki negara bangsa lain. Ragam etnis, budaya, dan agama tersebar di berbagai wilayah. Keunikan budaya hampir dimiliki setiap wilayah. Kondisi ini menuntut penguatan wawasan keberagamaan yang moderat di Indonesia. 


"Adanya kitab Risalah Ahlussunah Wal Jama'ah yang ditulis Hadratusy Syeikh KH. Hasyim Asy'ari dan Hujjah Ahlussunah Wal Jama'ah oleh KH. Ali Maksum, menjadi bukti tertulis peran NU dalam mengawal model keberagamaan yang moderat sejak awal," jelas kang Faozan sapaan akrabnya. 


Sementara itu, KH Lukman Hakim menjelaskan, ciri khusus yang mudah ditebak dari paham dan gerakan transnasional yaitu yang abai terhadap kearifan lokal.


“Salah satu ciri yang benar-benar mudah ditebak dari paham ajaran dan gerakan Islam yang transnasional, yang merusak, adalah yang mengabaikan kearifan lokal dan meninggalkan tradisi,” ujarnya.


KH Lukman sapaan akrabnya, membagi dua secara umum atas gerakan transnasional, yakni gerakan sayap jihadi dan gerakan salafi. Dalam kitab Risalah Ahlussunah Wal Jama'ah yang ditulis oleh Hadratusy Syeikh KH Hasyim Asy'ari sudah memprediksi soal gerakan transnasional. 


"Kelompok ini sudah melakukan sosialisasi, kaderisasi dan hingga berupaya merebut kekuasaan. Mereka sudah menguasai di sektor-sektor strategis, misalnya di lembaga-lembaga keuangan, BUMN, dan lainnya," papar Kiai Lukman.


"Sejak 1912 M, pendiri NU ini sudah mencium aroma munculnya gerakan Islam transnasional, karyanya sangat visioner yang menawarkan solusi-solusi secara ilmiah dan argumentatif, menyuguhkan konsep soal batasan sunnah dan batasan bid'ah," pungkasnya. 


Pewarta: Makmun Rahman
Editor: Abdul Manap


Indramayu Terbaru