• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 20 April 2024

Hikmah

Siapa yang Tak Mau Menyayangi, Maka Tidak Akan di Sayangi

Siapa yang Tak Mau Menyayangi, Maka Tidak Akan di Sayangi
Orang yang penyayang itu bukan hanya menyayangi dirinya sendiri, tetapi mereka yang menyayang dirinya dan orang lain.”(Shahih Bukhari: 6484)
Orang yang penyayang itu bukan hanya menyayangi dirinya sendiri, tetapi mereka yang menyayang dirinya dan orang lain.”(Shahih Bukhari: 6484)

Oleh Ustadz Asep Purnawan

“من لا ير حم لا يرحم"

Tidak akan masuk syurga kecuali ia orang yang penyayang. Rasulallah SAW bersabda: ”Orang yang penyayang itu bukan hanya menyayangi dirinya sendiri, tetapi mereka yang menyayang dirinya dan orang lain.”(Shahih Bukhari: 6484)

Arti sayang kepada dirinya sendiri adalah menyayangi agar terhindar dari siksa Allah SWT dengan meninggalkan maksiat kepada-Nya, taubat dari maksiat tersebut dan mengerjakan segala perintahnya, dan ikhlas dengan perbuatannya. Adapun arti sayang kepada orang lain adalah dengan tidak menyakiti sesama Muslim.

Sebagaimana sabda Nabi SAW: ”Orang Muslim adalah orang yang ketika di sekelilingnya merasa aman dari tangan dan ucapannya.”Dan juga perlu menyayangi binatang, yaitu tidak memaksakan kehendak yang tidak mampu dilakukan. (Shahih Bukhari: 6009)

Disamping menyayangi sesama umat islam, kita pun diharuskan menyayangi sesama manusia secara umum, berdasarkan sabda Nabi SAW:

حَدَّثَنَا جَرِيرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏”‏ مَنْ لاَ يَرْحَمُ النَّاسَ لاَ يَرْحَمُهُ اللَّهُ ‏"‏ ‏.‏ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ ‏

"Barang siapa yang tidak memenuhi belas kasih terhadap orang lain (manusia) maka Allah SWT tidak akan berbelas kasih kepadanya.

Diriwayatkan dari Imam Bukhari dan Imam Muslim

روى البخاري ومسلم عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: «بينما رجل يمشي بطريق اشتد عليه العطش فوجد بئراً فنزل فيها فشرب، ثم خرج فإذا كلب يلهث يأكل الثرى من العطش، فقال الرجل: لقد بلغ هذا الكلب من العطش مثل الذي كان قد بلغ مني، فنزل البئر فملأ خفه ماء، ثم أمسكه بفيه حتى رقي فسقى الكلب، فشكر الله له فغفر له»، قالوا: يا رسول الله، إن لنا في البهائم أجراً

Sesungguhnya Rasulallah SAW bersabda: ”Suatu ketika ada seorang laki laki sedang berjalan. Saat itu dia merasa sangat kehausan dan menemukan sebuah sumur, lalu dia menuruni sumur itu dan meminumnya. Kemudian dia melihat seekor anjing yang menjulurkan lidahnya karena kehausan seperti yang dia alami. "Dipenuhilah kantong air minum laki laki tersebut dan menuangkannya kemudian meminumkannya kepada anjing itu. Kemudian Allah SWT memberi nikmat kepada laki laki tersebut dengan memberi ampunan kepadanya. Mereka berkata, Ya Rasulallah apakah kita akan mendapatkan pahala dengan memperlakukan binatang.”Beliau bersabda:

«في كل كبدٍ رطبة أجر»

“Pada setiap yang bernyawa ada pahala daripadanya”(Kitabul Aulia, hal: 58)

Diceritakan pada suatu ketika Imam Asy Syibli (Nama aslinya adalah Abu Bakar bin Dulaf ibnu Juhdar Asy-Syibli, seorang sufi) di dalam mimpinya ditanya mengenai keadaan setelah ia meninggal, jawabnya: Allah SWT memberikan pemahaman kepada ku;

‘Wahai Abu Bakr, tahukah karena sebab apakah Allah SWT mengampuni mu?

Aku menjawab: Karena amal salehku?

Dia berkata: Bukan.

Aku pun menjawab kembali; Karena keikhlasanku dalam melaksanakan Ibadah?

Dia menjawab: Bukan.

Aku berkata: Karena hajiku? Puasaku? Shalatku?

Dia menjawab: Bukan karena hal tersebut.

Aku berkata; Karena aku telah berhijrah menuju orang orang saleh juga karena aku senantiasa menuntut ilmu?

Dia menjawab: Bukan.

Allah memberikan petunjuk kepada ku;

“Ingatkah kamu ketika berjalan jalan di kota Baghdad, lalu kau melihat seekor kucing yang lemah karena kedinginan, kucing itu menggigil karena kedinginan, lalu kau memungutnya dengan penuh kasih sayang untuk diselamatkan pada kantong yang kau bawa hingga kucing itu merasa nyaman.”

Aku pun Menjawab: Ya aku ingat.

”Allah memberikan petunjuk kepadanya:

“Karena kasih sayangmu terhadap kucing itu, Allah SWT mengampuni dan menyayangimu.”(dikutip dari kitab Nashaihul Ibad berdasarkan kepada atsar sahabat/ tabiin)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَا لَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗ

"Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.”(QS. Az-Zalzalah 99: Ayat 7)

Sebagaimana Nabi SAW bersabda:​​​​​​​

إِنَّمَا يَرْحَمُ اللَّهُ مِنْ عِبَادِهِ الرُّحَمَاءَ

“Sesungguhnya yang di sayangi Allah hanya diantara hamba hamba-Nya yang penyayang.” (HR. Bukhari). Juga sabda Nabi SAW:

ارْحَمُوا مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السماء

“Sayangilah makhluk yang ada di bumi niscaya yang di langit akan menyayangimu."

Sifat kasih sayang adalah memberi maaf kepada orang lain yang berbuat kekeliruan, memberi maaf kepada orang yang berbuat kesalahan, menolong orang yang membutuhkan, membantu orang yang lemah, memberi makan orang yang lapar, memberi pakaian orang yang tidak berpakaian, mengobati orang yang sakit, dan berbela sungkawa kepada orang yang sedang berduka. Wallahu a'lam.

Sumber: Mukasyafatul Qulub, Nasha Ihul Ibad, Minhajul Muslim

Penulis adalah Ketua Ranting NU Kelurahan Cibadak, Kabupaten Sukabumi


Hikmah Terbaru