• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Hikmah

Mempunyai Dua Nama, Ini Sebutan Lain dari Bulan Rajab

Mempunyai Dua Nama, Ini Sebutan Lain dari Bulan Rajab
Ilustrasi Rajab (Foto: AM)
Ilustrasi Rajab (Foto: AM)

Rajab, bulan ketujuh dalam penanggalan Hijriyah, dikenal sebagai salah satu dari empat bulan mulia yang dipilih oleh Allah Swt (asyhurul hurum), yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharrram, dan Rajab. Selain memiliki keutamaan tersendiri, bulan Rajab juga diberikan dua sebutan khusus, yakni bulan fardu dan bulan asham.


Allah Swt mendedikasikan bulan Rajab ini sebagai bulan agung dan mulia, agar umat Islam bisa mengambil manfaat dan kemuliaan yang ada di dalamnya, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an:


إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ


“Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram.” (Surat At-Taubah ayat 36).


Syekh Wahbah bin Musthafa Az-Zuhaili menjelaskan bahwa empat bulan mulia ini, termasuk Rajab, memiliki nilai-nilai sakralitas yang tidak dimiliki bulan-bulan lainnya. Pahala ketaatan dan kemaksiatan pada bulan-bulan ini dilipatgandakan, menciptakan kesempatan unik bagi umat Islam untuk meningkatkan amal ibadah mereka. (Syekh Wahbah Zuhaili, Tafsir al-Munir fil Aqidati was Syari’ati wal Manhaji, [Damaskus, Beirut, Darul Fikr], juz X, halaman 198).


Namun, selain dikenal sebagai bulan mulia, bulan Rajab juga dikenal dengan dua sebutan lainnya menurut penjelasan Syekh Abu Abdillah Muhammad bin Sa’id Ruslan.


Pertama, bulan fardu yang bermakna satu. Bulan Rajab dijuluki bulan fardu karena merupakan satu-satunya bulan haram yang tidak bersamaan dengan tiga bulan haram lainnya, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Keistimewaan inilah yang memberikan identitas unik pada bulan Rajab sebagai bulan fardu.


Kedua, bulan asham yang artinya tuli. Nama ini diberikan karena pada bulan Rajab, tidak terdengar gencatan senjata untuk berperang seperti yang dilakukan bangsa Arab jahiliah pada masa lalu. Tradisi damai menyelubungi bulan ini, di mana orang-orang Arab pada zaman itu menyimpan peralatan perang dan saling berdamai dengan musuh-musuh mereka. Bahkan, mereka berkunjung ke rumah orang-orang yang membunuh ayahnya di medan perang untuk menghormati bulan mulia ini. (Sai’id Ruslan, asy-Syahru Rajab, [Maktabah an-Noor], halaman 8). 


Dari penjelasan ini, tergambarlah bahwa bulan Rajab bukan hanya memiliki keagungan dalam aspek keagamaan, tetapi juga menunjukkan semangat perdamaian yang tinggi sejak zaman dahulu. Peperangan dihentikan sebagai bentuk penghormatan terhadap bulan mulia ini, menegaskan bahwa nilai-nilai sakralitas bulan Rajab tetap dijunjung tinggi oleh umat Islam.
 


Hikmah Terbaru