• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Hikmah

Kemuliaan Bulan Rajab (1)

Kemuliaan Bulan Rajab (1)
Bulan Rajab (ilustrasi: NU Online)
Bulan Rajab (ilustrasi: NU Online)

لبسم الله الرحمن الرحيم. سبحان الذي اسرى بعبده ليلا من المسجدا لحرام الى المسجد الاقصا الذي باركنا حوله لنريه من اياتنا انه هوالسميع البصير


Rajab adalah Bulan Haram (mulia)

Bulan Rajab adalah salah satu dari empat bulan Haram (mulia) selain Dzul Qo'dah, Dzul Hijjah, dan Muharram. Untuk menghormati dan memuliakan bulan-bulan haram ini, Allah Swt melarang kaum muslimin untuk mendzolimi (aniaya) terhadap diri sendiri, sebagaimana firman-Nya:


“Maka janganlah kamu mendzalimi dirimu dalam bulan-bulan (haram) itu,” baik secara fisik maupun non fisik dengan melakukan maksiat yang dampaknya dapat merusak dan merugikan diri sendiri dan orang lain; yang siksaannya dapat dirasakan di dunia maupun akhirat. 


Di samping itu diharamkan pula memerangi musuh; orang-orang kafir atau musyrikin. Sebagaimana Allah berfirman, “…Katakanlah bahwa berperang pada bulan itu (bulan haram) adalah dosa besar,". Kecuali untuk mempertahankan diri: "...Dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya."


Jika mendzalimi diri sendiri, memerangi musuh (kaum musyrikin), atau melakukan maksiat yang merugikan diri atau orang lain dilarang, maka di bulan haram ini untuk menghormati dan memuliakannya dianjurkan mengerjakan berbagai amal kebajikan; yang fardlu maupun sunnat, seperti puasa di awal dan akhir bulan, ayyaamil biid (tiga hari di tengah bulan), senin-kamis, atau puasa Daud, atau sebulan penuh jika mampu. Shalat fardlu beserta shalat sunnat yang dianjurkan; rawaatib, tahajuud, israq, dluha, dan sebangsanya.


Mengeluarkan zakat jika sudah waktunya, atau sedekah untuk menyantuni fakir miskin, menyayangi dan mengasihi orang yang membutuhkan, begitu juga jariah untuk sarana keagamaan dan fasilitas umum.


Di samping itu perbanyak beristighfar, bertaubat, berdzikir; tasbih, tahmid, dan takbir, serta tahlil, baca Al-Qur'an, shalawat, dan aurad-aurad lainnya. Namun, sangat disayangkan akhir-akhir ini sebagian kecil kaum muslimin di negeri ini banyak yang telah melakukan pelanggaran padahal mereka berbuat demikian karena merasa paling benar, paling islami. 


Meneriakkan takbir dengan tangan terkepal laksana menantang perang, genderang perang ditabuh dengan berbagai macam demo, mengusung kalimat tayyibah (tauhid) yang terukir di sehelai kain hitam. Mereka seolah berjihad fii sabiilillaah membela agama, padahal hakikatnya mereka telah merusak agamanya. Menghujat, mencaci pemimpin, mengolok-olokkan, menyerang lewat corong media sosial. Mereka hanya sebagai wayang yang digerakkan oleh sang dalang yang haus dan serakah harta dan kekuasaan, ada pula yang takut terbongkar kecurangannya di masa yang lalu.  


Kita doakan semoga mereka segera sadar atas kebenaran palsunya, kembali ke jalan yang benar bersama kita untuk sama-sama mengolah dan mengelola negeri ini, sesuai cita-cita para pendiri bangsa, Aamiin..


Rajab Bulan yang Diberkahi

Berkah menurut 'ulama adalah "ziyaadatul khoiri", tambah-tambah kebaikan. Sebagai contoh:  Sebuah keluarga terdiri dari seorang ayah, ibu, dan sejumlah anak. Dia tidak mempunyai penghasilan tetap, tidak bergantung pada usaha, tapi hanya bergantung sepenuhnya pada rahmat Allah, tapi dengan ikhlas berbuat kebajikan, baik di bidang agama maupun sosial. Ternyata dia bisa menghidupi keluarga, sandang, pangan dan papan terpenuhi, bahkan bisa membiayai anak sekolah atau mondok di pesantren. 


Contoh lain: Seseorang buruh, kuli atau buruh bangunan, pabrik, mempunyai tanggungan keluarga yang secara logika tidak akan cukup dibiayai dengan penghasilannya, tapi terkadang bisa menyekolahkan putera-puterinya sampai perguruan tinggi atau pesantren, entah karena beasiswa atau bantuan orang. Begitu juga, sebuah keluarga mempunyai makanan hanya cukup untuk seluruh anggota keluarga, namun ketika datang sejumlah tamu, makanan tersebut bisa mencukupi semuanya. 


Rasul bersabda :"...Makanan satu orang mencukupi dua orang, makanan dua orang mencukupi empat orang, makanan empat orang mencukupi delapan orang, dan seterusnya..."


Ketika makanan tersebut dimakan sendiri, jika tidak diawali dzikir kepada Allah, maka kemungkinan ditemani setan atau hawa nafsu sehingga tidak merasa kenyang, tetapi jika dimakan dua orang, maka akan tumbuh di hatinya rasa sayang pada yang lain, hadirlah di situ sebuah berkah, sehingga keduanya merasa cukup. Itulah contoh-contoh berkah di antaranya.


Bulan Rajab diberkahi berdasar firman Allah "Alladzii baaroknaa haulahuu", yang telah kami berkahi sekelilingnya. Menurut sebahagian mufasir, diberkahi sekelilingnya itu yaitu Rasulullah ketika Isra’ Mi'raj lewat masjidil Aqsha, baitul maqdis, tempat Allah swt menurunkan dan menugaskan para Rasul. 


Di samping itu, Palestina (Syam) merupakan daerah subur dengan bukit sinai yang disinari penuh oleh matahari, di sanalah tumbuh berbagai tumbuhan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, selain tiin dan zaitun yang di kemudian hari menjadi komoditas perdagangan yang mendunia


Namun jika melihat ayat lain sebagaimana Allah swt berfirman :"Wamaa arsalnaaka illaa rahmatan lil 'aalamiina", Tidaklah Aku mengutus Engkau (Muhammad) kecuali rahmat bagi seluruh alam. 


Jadi Rasulullah saw, diutus, dilahirkan, dan diciptakan semata-mata rahmat bagi alam semesta. Dan Rasulullah diutus bukan hanya bagi bangsa Arab dan sekitarnya, melainkan bagi seluruh manusia di dunia. Bahkan Beliau diangkat menjadi nabi sebelum nabi Adam as bersatu antara jasad dan ruh. 


Seorang sahabat bertanya pada Rasul :"Wahai Rasulullah sejak kapan engkau diangkat jadi nabi?". Beliau menjawab :"Baina aadama warruuh", antara adam dan ruh. Artinya bahwa Rasulullah diangkat jadi nabi sebelum jasad dan ruh nabi Adam bersatu, atau sebelum nabi Adam menjadi manusia yang utuh.


Sebahagian ahli sufi memandang bahwa pada hakikatnya Allah swt menciptakan alam jagat raya ini untuk dimanfaatkan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya. Allah menciptakannya sedemikian rupa dengan rencana yang tidak ada cacat. Dan itu karena Nabi Muhammad saw akan diangkat jadi nabi dan rasul. 


Mengapa demikian? Karena Al-Qur’an adalah kalamullah yang qadim. Jadi diangkatnya nabi Muhammad saw jadi nabi dan rasul sebagai rahmat (kasih sayang Allah bagi semesta alam). Berapa derajatkah panas bumi, berapa ribu derajatkah panas matahari, berapa knotkah kecepatan angin akibat putaran bumi?


Dan masih banyak pertanyaan lain sehubungan dengan penciptaan alam. Itu semua karena nur nabi Muhammad Saw, sehingga semua bisa bermanfaat bagi makhluk hidup.


KH Awan Sanusi, A'wan PWNU Jabar


Hikmah Terbaru