• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Hikmah

Kolom Buya Husein

Deklarasi Eliya

Deklarasi Eliya
(Ilustrasi: NUO)
(Ilustrasi: NUO)

Oleh: KH Husein Muhammad
Abu Ja’far Muhammad Ibn Jarir al-Thabari, guru besar para ahli tafsir, ahli fiqh, dan sejarawan besar, menulis buku penting dan masyhur berjudul Tarikh al-Umam wa  al-Muluk (Sejarah Bangsa-bangsa dan Raja-raja). Orang lebih mudah menyebutnya Tarikh Al Thabari. Di dalamnya ia mencatat dokumen sejarah penting tentang perjanjian yang dibuat dan ditandatangani oleh Khalifah Umar bin Khattab dengan umat Nasrani di Yerussalem.

 

Perjanjian ini dikenal dengan nama “Mu’ahadah Elia”, karena dideklarasikan di Elia, nama kuno Yerussalem, tahun 15 H/636 M. Ada yang menyebutnya : 'Mu'ahadah Umar". Teksnya berbunyi : 
 

بسم الله الرحمن الرحيم، هَذَا مَا أَعْطَى عَبْـدُ اللهِ أَمِيرُ الْمُؤمِنِينَ عُمَر، أَهْلَ إِيلِيَا مِنَ الْأَمَـانِ، أَعْطَـاهُمْ أَمَـانـاً لِأَنْفُسِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ وَلِكَنَائِسِهِمْ وَلِصُلْبَانِهِمْ وَمُقِيمِهَا وَبَرِيئِهَا وَسَائِرِ مِلَّتِهَا، إِنَّهَا لَا تُسْكَنُ كَنَائِسُهُمْ وَلَا تُهْدَمُ وَلَا يَنْتَقَصُ مِنْهَا وَلَا مِنْ حَدِّهَا وَلَا مِنْ حِيَّزِهَا وَلَا مِنْ صلْبَانِهِمْ، وَلَا شَيْء مِنْ أمْوَالِهم، وَلَا يُكْـرهُـون عَلى دِينِهم، ولَا يُضَارُّ أَحدٌ مِنهم،.... شَهِـدَ عَلى ذلـك خَالِـدُ بن الـوليد، وعمرو بن العـاص، وعبد الرحمن بن عوف، ومعاوية بن أبي سفيان. كتب وحضر سنه خمس عشرة .
 

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Inilah yang diberikan oleh hamba Allah, Umar, pelayan orang-orang yang beriman, kepada penduduk Elia. Umar memberikan jaminan keamanan/perlindungan atas hak hidup, hak milik, bangunan-bangunan gereja, salib-salib, orang-orang yang lemah, orang-orang merdeka dan semua sekte-sekte. Gereja-gereja mereka tidak boleh diduduki, tidak boleh dihancurkan, tidak boleh ada hal-hal (sesuatu) yang dikurangi dari apa yang ada dalam gereja itu atau diambil dari tempatnya; tidak juga salib-,salibnya dan tidak pula harta benda mereka, penduduknya tidak dipaksa (meninggalkan) agama mereka dan tidak satu orangpun dari mereka yang boleh disakiti..”.

 

Penandatangan perjanjian ini disaksikan oleh Khalid Ibn al-Walid, Amr bin ‘Ash, Abd al-Rahman bin ‘Auf, Mj’awiyah bin Abi Sufyan dan ditetapkan pada tahun 15 H. 

 

Perjanjian yang dibuat Umar Ibn al-Khatthab, di atas menggambarkan pandangannya yang sangat mendalam tentang kerahmatan (kasih sayang) Islam yang tidak hanya diberikan kepada bangsa dan umatnya sendiri, melainkan kepada semua umat manusia apapun agama yang dianutnya.

 

Sumber: FB Husein Muhammad


Hikmah Terbaru