• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Senin, 29 April 2024

Hikmah

Aceng Aum Ceritakan Ketawadluan Imam Syafi'i Saat Berkunjung ke Rumah Imam Hambali

Aceng Aum Ceritakan Ketawadluan Imam Syafi'i Saat Berkunjung ke Rumah Imam Hambali
pengasuh Pondok Pesantren Fauzan KH Aceng Aum Umar Fahmi. (Foto: NU Online Jabar/Salim)
pengasuh Pondok Pesantren Fauzan KH Aceng Aum Umar Fahmi. (Foto: NU Online Jabar/Salim)

Garut, NU Online Jabar
Sebagai penganut Islam Ahlussunnah wal Jamaah, pastinya kita sudah tidak asing lagi dengan para Imam Madzhab yang menjadi pijakan dalam hal fiqih. Namun, mungkin tidak banyak orang yang tahu tentang kisah yang menyelimuti mereka. Salah satunya kisah kunjungan Imam Syafi'i ke rumah muridnya Imam Ahmad bin Muhammad bin Hambal atau dikenal Imam Hambali.


Kisah tersebut diceritakan oleh salah satu pengasuh Pondok Pesantren Fauzan KH Aceng Aum Umar Fahmi saat mengisi pengajian Shahih Bukhari yang dilaksanakan hanya di bulan Ramadhan (pasaran) pada hari Rabu, 13 Maret 2024 bertepatan dengan tanggal 2 Ramadhan 1445 H.


Saat Imam Ahmad sedang bersama dengan putrinya, ia bertemu dengan gurunya yakni Imam Syafi'i. Saat bertemu, Imam Hambali langsung bersikap takzim kepada guru. Hal tersebut membuat putrinya terheran karena ayahnya yang merupakan ulama besar namun begitu takzim kepada Imam Syafi'i yang ia belum kenali.


Karena rasa penasaran tersebut, putrinya meminta ayahnya untuk mengundang gurunya tersebut ke rumah. Karena permintaan dari muridnya yang merupakan orang alim dan shaleh, Imam Syafi'i pun menerima undangan tersebut.


Sampai di rumah, Imam Hambali menyiapkan banyak makanan untuk gurunya, saat makanan tersebut dihidangkan, Imam Syafi'i melahap banyak makanan tersebut, kondisi itu menjadi perhatian putrinya dan membuatnya penasaran.


Di suatu malam, putrinya menyiapkan tempat air di depan kamar Imam Syafi'i istirahat. Saat malam tersebut, putrinya mengawasi sejak waktu Isya sampai Subuh. Namun selama dalam pengawasnya, Imam Syafi'i tidak nampak keluar berwudhu untuk melaksanakan shalat malam.


Hal tersebut membuat putrinya semakin penasaran, kenapa seorang ulama besar yang juga merupakan guru dari ayahnya tersebut tidak melaksanan shalat malam.


Karena rasa penasaran tersebut, ia sampaikan kepada ayahnya untuk ditanyakan kepada gurunya. Putrinya merasa aneh karena seorang ulama besar namun makannya begitu banyak, selain itu saat malam tidak nampak keluar bahkan air yang disiapkan pun tidak berkurang sedikitpun.


Pagi harinya, Imam Ahmad mencoba menanyakan rasa penasaran putrinya tersebut kepada Imam Syafi'i. Dengan rasa hormat dan takzim disertai dengan bahasa yang lemah lembut, Imam Hambali memberanikan diri untuk bertanya kepada Imam Syafi'i.


"Mohon maaf menganggu, kebetulan putri saya ada rasa penasaran kepada Tuan, kiranya bisa menyampaikan atas apa yang dilakukan oleh Tuan yang membuat putri saya heran," tanya Imam Hambali kepada Imam Syafi'i sambil menoleh kepada putrinya sebagaimana yang diperagakan oleh Aceng Aum.


Sambil tersenyum, Imam Syafi'i menanyakan hal apa yang membuat putrinya tersebut penasaran. Karena rasa malu, putrinya tersebut enggan menanyakannya langsung, ia pun meminta ayahnya untuk bertanya, karena permintaan putrinya tersebut, Imam Hambali langsung menanyakannya kepada Imam Syafi'i.


"Sebelumnya mohon maaf menganggu, kebetulan putri saya penasaran saat melihat guru makan begitu banyak makanan yang kami hidangkan. Kemudian pada malam hari putri saya mengawasi tuan semalaman sampai Subuh tanpa tidur, guru tidak nampak berwudlu untuk melaksanakan shalat malam. Hal itulah yang membuat putri saya penasaran,” tanya Imam Ahmad kepada gurunya.


Sambil tersenyum, Imam Syafi'i menyampaikan jawaban dengan begitu halus kepada putrinya, "Kebetulan bapak kamu adalah orang alim dan shaleh, sehingga saya mencari keberkahan dari makanan yang dihidangkan oleh bapakmu tersebut,” jawab Imam Syafi'i.


Lanjut Imam Syafi'i, "Kemudian pada saat istirahat, saya masih memiliki 70 masalah fiqih yang belum terpecahkan, sehingga saya terjaga semalaman untuk menjawab permasalahan fiqih tersebut. Namun baru bisa menjawab sebagian saja sampai menjelang pagi. Itulah sebabnya saya tidak bisa melaksanakan shalat malam,” jelasnya.


Dari kisah tersebut, Aceng Aum ajak para peserta pengajian kitab Shahih untuk meniru ketawadluan Imam Syafi'i, di mana seorang guru mencari berkah dari seorang muridnya sendiri. Selain itu ia pun mengajak untuk terus berfikir. Karena berfikir tengang kemaslahatan umat dan ilmu sama dengan ibadah. Sebagaimana keterangan bahwa berfikir satu jam sama dengan ibadah 60 tahun.


Sebagai Informasi, pengajian tersebut diikuti oleh Mustasyar, Katib, dan Sekretaris MWC NU Sukaresmi, puluhan ajengan dan berbagai daerah serta puluhan santri senior Pesantren Fauzan.


Pewarta: Muhammad Salim


Hikmah Terbaru