Garut HARI SANTRI NASIONAL 2024

Jelang HSN, Sejumlah Pesantren Jadi Lokasi Fatayat NU Garut Gelar Talkshow Jihad Melawan Kekerasan Berbasis Gender, Ini Lokasi dan Jadwalnya

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:24 WIB

Jelang HSN, Sejumlah Pesantren Jadi Lokasi Fatayat NU Garut Gelar Talkshow Jihad Melawan Kekerasan Berbasis Gender, Ini Lokasi dan Jadwalnya

Jelang HSN 2024, Fatayat NU Garut Berencana Gelar Talkshow di Sejumlah Pesantren Membahas Jihad Melawan Kekerasan Berbasis Gender. (Foto: NU Online Jabar/Rudi Sirojudin A).

Garut, NU Online Jabar
Menjelang peringatan Hari Santri Nasional (HSN) yang dilaksanakan pada 22 Oktober 2024 mendatang, Fatayat Nahdlatul; Ulama (NU) Garut menggelar serangkaian kegiatan berbentuk talkshow dengan tajuk "Jihad Pesantren Melawan Kekerasan Berbasis Gender" ke beberapa pesantren daerah di Kabupaten Garut. 


Merespon hal tersebut, Ketua Fatayat NU Garut Hj Ai Sadidah mengatakan bahwa hadirnya Talkshow Goes to Pesantren  sebagai bentuk pengabdian Fatayat NU untuk memberikan edukasi kepada para santri terkait dengan kekerasan seksual berbasis gender.


"Mengapa kekerasan seksual yang jadi pembahasan? Karena banyak kasus kekerasan yang terjadi di sekitar kita. Terkini terjadi di Gorontalo. Ada juga kasus asusila yang dilakukan oleh seorang guru kepada siswanya. Itu artinya sekolah atau lembaga pendidikan menjadi sasaran empuk perilaku kekerasan seksual. Dengan kegiatan ini kami ingin meminimalisir hal itu," ucapnya saat menghubungi NU Online Jabar melalui sambungan WhatsApp, Kamis (10/10/2024). 


Hj Ai menjelaskan bahwa edukasi kekerasan berbasis gender dalam bentuk talkshow juga menjadi bagian sosialisasi agar anak-anak mempunyai ketahanan dari praktik-praktik kekerasan berbasis gender. 


"Kami prihatin terhadap maraknya tindak kekerasan seksual di lingkungan pendidikan termasuk di pesantren. Harapannya kedepan akan ada perubahan mindset dan perilaku jika masyarakat pesantren teredukasi sehingga kekerasan di sekitar kita menjadi tidak ada," tuturnya.  


Sementara itu, ketua LKP3A Fatayat NU Garut Risnawati menyebut bahwa kekerasan berbasis gender sering tidak disadari keberadaannya. Menurutnya hal itu dikarenakan kurangnya edukasi di kalangan masyarakat, terutama para remaja dan para santri. 


Risnawati juga menilai bahwa hal tersebut sangat beririsan dengan pemahaman konsep gender itu sendiri yang sering diartikan secara bias oleh masyarakat sebagai kodrat yang tidak bisa dirubah. 


"Kodrat dan gender memiliki perbedaan yang signifikan. Kodrat merupakan sesuatu yang tidak bisa dirubah atau ketetapan dari Allah SWT seperti melahirkan dan lain sebagainya. Sementara gender merupakan perubahan fungsi atau peran dari seorang manusia yang dibangun oleh masyarakat sebagai penyangga manusia," paparnya.


"Persoalan gender bisa dirubah karena berasal dari mindset dan kerangka berpikir masyarakat. Misalnya laki-laki dianggap pemimpin sehingga harus berpendidikan tinggi, sementara perempuan hanya di dapur maka pendidikan tidak usah tinggi-tinggi. Tentu hal itu sudah tidak relevan lagi di jaman sekarang," tambahnya. 


Risnawati mengajak kepada semua peserta terkhusus kepada para santriawati untuk tidak takut melaporkan atau speak up jika menemukan hal-hal berkaitan dengan kekerasan seksual berbasis gender. Menurutnya, hal tersebut karena selain dilindungi UU, juga menjadi salah satu persoalan fundamental jika dibiarkan. 


"Peran pesantren dalam mencegah kekerasan berbasis gender bisa dilakukan melalui pendidikan dan penyadaran gender, kajian Islam yang menekankan pentingnya keadilan, peraturan tertulis yang tegas yang melarang segala bentuk kekerasan berbasis gender, serta pembuatan protokol penanganan yang jelas untuk menangani kekerasan berbasis gender. Yang tidak kalah penting juga termasuk jalur pengajuan yg aman dan rahasia, serta prosedur investigasi yang adil dan transparan dalam pendampingan hukum," tandasnya.


Sebagai informasi, kegiatan diawali dengan mengunjungi Ponpes Nurul Hidayah Kecamatan Cikelet pada Sabtu (5/10/2024) lalu. Sehari setelah itu, kunjungan dilanjutkan ke Ponpes Nurul Huda Kecamatan Wanaraja pada Ahad (6/10/2024).


Adapun dalam dua pekan ke depan, Fatayat NU Goes to Pesantren akan digelar di empat pesantren berikut.

 
  1. Ponpes Sururon Pasirwangi pada Sabtu (12/10/2024);
  2. Ponpes Mabdaul Ulum Banyuresmi pada Ahad (13/10/2024);
  3. Ponpes Sinarsari Citeureup Pameungpeuk pada Sabtu (19/10/2024); dan
  4. Ponpes Raudlatul Mubtadiin Kersamanah pada Ahad (20/10/2024).