• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Senin, 29 April 2024

Garut

Halal Bihalal PCNU Garut, KH Imaduddin Utsman al-Bantani Ungkap Pentingnya Warga NU Jaga Stabilitas Keamanan Negara  

Halal Bihalal PCNU Garut, KH Imaduddin Utsman al-Bantani Ungkap Pentingnya Warga NU Jaga Stabilitas Keamanan Negara  
Halal Bihalal PCNU Garut, KH Imaduddin Utsman al-Bantani Ungkap Pentingnya Warga NU Jaga Stabilitas Keamanan Negara  
Halal Bihalal PCNU Garut, KH Imaduddin Utsman al-Bantani Ungkap Pentingnya Warga NU Jaga Stabilitas Keamanan Negara  

Garut, NU Online Jabar
Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Banten KH Imaduddin Utsman al-Bantani mengungkapkan bahwa warga NU mempunyai tugas yang begitu berat dalam menjaga stabilitas kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Ia menilai, kontribusi warga NU menjadi sangat berat terlebih saat dua putera terbaik NU yaitu KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) menjadi presiden Republik Indonesia ke-4 dan KH Ma’ruf Amin yang menjadi Wakil Presiden mendampingi Presiden Joko Widodo. 


Oleh karena itu, warga NU harus mampu menunjukkan partisipasinya dalam mengisi kegiatan di berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia.


“Ketika para guru kita berhasil menduduki puncak pimpinan pemerintahan Indonesia, maka sebagai warga NU, kita harus lebih mampu menjaga ketertiban dan perdamaian di seluruh pelosok negeri Nusantara,” ucap kyai Imaduddin saat mengisi tausiyah di hadapan ribuan warga NU Kabupaten Garut pada acara Ziarah Bersama dan Halal Bihalal Menjemput Abad Ke-2 NU di Komplek Makam Keramat Assyaikh Abdul Qohhar Pasir Astana Pasirwaru Limbangan yang digagas PCNU Garut pada Sabtu (13/05/2023) lalu.


Kiai Imaduddin menyebutkan, salah satu kontribusi NU dalam mewujudkan kedamaian di negeri Indonesia adalah saat NU menjadi inisiator dalam pembubaran gerakan radikalisme di Indonesia. Ia menilai, pembubaran gerakan radikalisme di Indonesia yang diinisiasi NU menjadi penegas NU sebagai ormas yang akan tetap setia dalam menjaga kemakmuran negeri Indonesia. 


Menurutnya, negeri Indonesia merupakan negeri baldatun toyyibatun warobbun ghofur yang sangat menghargai perbedaan antar ras, suku, etnis, golongan, maupun agama. Ia menilai, karena Islam di Indonesia disebarkan oleh para wali songo, maka agama Islam dapat tumbuh dengan baik.
 
“Islam Indonesia adalah Islam Nusantara, yakni Islam yang mampu menghargai perbedaan agama, suku, adat istiadat, budaya, dan bahasa. Atas dasar itulah maka setiap gagasan kebangsaan dan kenegaraan yang dicetuskan bangsa Indonesia selalu mengedepankan kebijaksanaan dengan berpegang teguh pada prinsip bhineka tunggal ika,”ucap kiai yang juga salah seorang anggota Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PBNU itu. 


Lebih lanjut, kiai Imaduddin mengungkapkan akan pentingnya persatuan dalam menjaga kebhinekaan Indonesia. “Jangan sampai satu suku bangsa di Indonesia merasa paling tinggi derajatnya dibandingkan dengan suku yang lain. Semua suku bangsa di Indonesia sama, yakni sebagai pewaris-pewaris negeri Indonesia,” ucapnya.
 
Untuk menjaga agar negeri Indonesia tetap aman, kiai Imaduddin menegaskan bahwa yang harus tertanam dalam setiap diri bangsa Indonesia adalah dengan tetap menganggap bahwa semua warga negara Indonesia adalah satu derajat. 


“Adapun yang membedakan diantara warga negara Indonesia hanya ilmu pengetahuan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa saja," tegasnya.
 
Kiai Imaduddin pun mendorong kepada semua warga negara Indonesia termasuk warga NU agar tetap setia untuk mematuhi para pemimpin di setiap bidang kehidupan. “Meskipun jabatan seseorang dalam pemerintahan itu setingkat RT, maka kita harus tetap mematuhinya,” tandasnya.
 
Ia mengutip firman Allah SWT:


يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ 


Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu.” (QS an-Nisa [4]: 59). 


Pewarta: Rudi Sirojudin Abas
Editor: Muhammad Rizqy Fauzi


Garut Terbaru