Oleh KH Ahmad Ruhiyat Hasbi
Konferensi wilayah NU Jawa Barat yang akan digelar pada 30-31 Oktober 2021 dan Muktamar NU pada 23-25 Desember 2021 mendatang, sejatinya adalah arena kaum Nahdliyyin yang diwakili oleh Pengurus Cabang untuk menentukan para Pemimpin NU, baik di tingkat wilayah maupun pusat. Oleh karena itu kedua perhelatan itu hendaknya tidak dikotori oleh pihak manapun yang memiliki "kepentingan" dalam segala hal. Biarkan para Pengurus Cabang atau lebih spesifiknya Rais Syuriah dan Ketua Tanfidziah di PCNU masing-masing menentukan pilihannya sendiri.
NU sebagai ormas terbesar, memang ibarat gadis cantik yang selalu dikejar dan dikerumuni orang terlebih para politisi yang ingin mendulang suara kaum Nahdliyyin di Pemilu mendatang. Maka tak mengherankan jika pada setiap momen Konferensi atau Muktamar, mereka selalu "merecoki"nya, dengan ikut-ikutan mendukung calon Pimpinan NU, agar setidaknya mereka merasa sudah menaruh "saham" kepada calon yang didukungnya itu. Dukungan itu ada yang mustatir, ada juga yang bariz, ada yang sembunyi-sembunyi ada juga yang terang-terangan.
Para pengurus NU di berbagai tingkatan, hendaknya juga tetap Istiqomah untuk tidak tergoda dengan pragmatisme dari berbagai pihak dalam segala bentuknya , agar NU benar-benar mandiri, bermartabat dan tetap menjadi Jam'iyyah yang "suci". Saya teringat dengan "wasiat" Al magfurlah Mbah Maemoen Zubair, satu bulan sebelum beliau wafat :"NU itu mulia, muliakan NU, ya. NU itu luhur, tinggikan derajat NU, ya"
Semoga kita tetap Istiqomah
Penulis adalah Ketua PCNU Kabupaten Karawang