• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Daerah

MWCNU Krangkeng Ajak Rangkul dan Bina Keluarga Terduga Teroris

MWCNU Krangkeng Ajak Rangkul dan Bina Keluarga Terduga Teroris
Ketua MWCNU Krangkeng, Kiai Ubaidillah mengajak kepada seluruh warga NU di wilayahnya untuk tidak mengucilkan keluarga teroris, tidak menstigma dan bahkan memusuhi atau menjauhi keluarga itu (Foto: NU Online Jabar/Iing Rohimin)
Ketua MWCNU Krangkeng, Kiai Ubaidillah mengajak kepada seluruh warga NU di wilayahnya untuk tidak mengucilkan keluarga teroris, tidak menstigma dan bahkan memusuhi atau menjauhi keluarga itu (Foto: NU Online Jabar/Iing Rohimin)

Indramayu, NU Online Jabar
Masyarakat Indonesia tentu masih mengingat peristiwa teror bom di Kawasan Jalan MH Thamrin, Sarinah, Jakarta, Kamis 14 Januari 2016. Aksi terorisme tersebut semakin mencekam dengan terjadinya tembak-menembak antara polisi dengan para pelaku teror.

Salah seorang terduga pelaku teroris yang tewas pada saat itu adalah warga Desa Kedungwungu, Kecamatan Krangkeng, Indramayu yang bernama Ahmad Muhazan. Jenazah teroris itu akhirnya dibawa pulang ke desanya dan dimakamkan di tempat kelahirannya tersebut. 

Kini 4 tahun telah berlalu, namun keluarga pelaku teroris tersebut masih terkena dampak dan terstigma negatif oleh masyarakat akibat ulah anaknya. Padahal pihak keluarga tidak mengetahui sama sekali tindakan anaknya yang menjadi teroris dan bahkan pihak keluarga hanya mengetahui bahwa anaknya sedang bekerja di Jakarta. 

Stigma buruk yang diterima keluarga pelaku teroris itu mendapat perhatian serius dari MWCNU Kecamatan Krangkeng, Indramayu, dalam acara MWC NU Krangkeng turun ke bawah (Turba) ke 11 yang bertempat Majelis Taklim Ash-Sholihiyah Desa Krangkeng, Selasa Malam (08/09) terungkap pertanyaan dari warga NU tentang bagaimana cara menyikapi keluarga teroris yang ada di wilayah Kecamatan Krangkeng. 

Menjawab pertanyaan tersebut, Ketua MWCNU Krangkeng, Kiai Ubaidillah mengajak kepada seluruh warga NU di wilayahnya untuk tidak mengucilkan keluarga teroris, tidak menstigma dan bahkan memusuhi atau menjauhi keluarga itu.

“Pengurus Ranting NU di setiap desa  agar segera melaporkan atau melakukan koordinasi dengan MWCNU jika melihat kegiatan di lapangan yang mencurigakan. Hal ini untuk mendeteksi hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu kami mengimbau kepada seluruh Nahdliyin khususnya pengurus MWC dan Ranting NU untuk merangkul dan membina keluarga tersebut dengan cara mengajak aktif di kegiatan ke-NUan, memberikan akses sosial dan tidak dikucilkan,” tegas Ketua MWCNU Krangkeng.

Sementara, Rais Syuriah MWC NU Krangkeng, KH Badrudin Badruddin Yuha mengimbau agar seluruh Nahdliyin benar-benar memperhatikan dan mengontrol perilaku anak, bahkan ketika anak berada di perantauan pun harus tetap bisa dipantau dan jangan sampai terpapas gerakan radikalisme atau terorisme, karena risikonya sangat berat, selain ancaman kematian, hukuman pidana yang berat dan juga ada hukuman yang lebih berat lagi dari masyarakat yang disebut dengan hukuman sosial.

Namun meski demikian, kata Rais Syuriyah MWC, warga NU tidak boleh menstigma buruk terhadap keluarga teroris, karena jika keluarga teroris dikucilkan maka dampaknya akan semakin runyam.

“Kita harus tetap merangkul dan membina keluarga teroris, jangan sampai mereka dibenci dan ditinggalkan, justeru kita harus mengajak mereka dalam berbagai kegiatan yang positif, semisal pengajian, jam’iyahan atau tradisi NU yang lainnya, agar keluarga teroris tidak putus asa yang ditakutkan malah akan terbawa pada kelompok radikal atau kelompok teroris yang sudah sangat pasti akan terus mengincar mereka,” ungkap KH Badrudin Yuha.

Ditambahkan oleh Rais Syuriyah MWCNU Krangkeng, ancaman radikalisme dan terorisme nyata adanya dan buktinya salah seorang warga Krangkeng telah terbawa pada kelompok tersebut. Oleh karenanya pihaknya secara rutin melakukan turun ke bawah (turba) salah satunya adalah untuk terus mengingatkan dan mengajak Nahdliyin agar tetap waspada dan jangan menganggap remeh ancaman tersebut.

“Bukti nyata sudah ada di depan mata kita dengan adanya pelaku teroris dari Krangkeng, lalu apakah kita akan diam saja? Tentu tidak, kita harus terus bekerja keras menangkal gerakan radikalisme dan terorisme di wilayah kita, kita harus terus membentengi warga dengan berbagai kegiatan positif, menjaga dan menghidupkan tradisi dan amaliyah NU, karena amaliyah tersebut akan mampu mengarahkan kita pada pemahaman Islam yang rahmatan lil alamin,” pungkas KH Badrudin Yuha. 

Pewarta: Iing Rohimin

Editor: Abdullah Alawi
 


Daerah Terbaru