• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Nasional

Nahdliyin Jangan Ikuti Genderang Kelompok Lain, Tapi Harus Menabuh Genderang Sendiri

Nahdliyin Jangan Ikuti Genderang Kelompok Lain, Tapi Harus Menabuh Genderang Sendiri
Wakil Ketua PWNU Jabar, KH Kiagus Ahmad ZM (Foto: NU Online Jabar/Iing Rohimin)
Wakil Ketua PWNU Jabar, KH Kiagus Ahmad ZM (Foto: NU Online Jabar/Iing Rohimin)

Indramayu, NU Online Jabar
“Nahdlyin adalah ashabul haq, kita memiliki fikrah, amaliyah, harakah dan siyasah yang jelas, dengan memiliki sanad keilmuan sampai kepada Nabi Muhammad SAW, maka sudah seharusnya kita bisa menabuh genderang sendiri, bukan malah ikut genderang atau irama yang dimainkan oleh kelompok lain yang bertujuan menyimpang dan bahkan ingin merusak tatanan yang ada,” demikian ditegaskan oleh Wakil Ketua PWNU Jabar, KH Kiagus Ahmad ZM dalam sambutan saat membuka MKNU angkatan ke-5 PCNU Indramayu yang digelar di Ranting NU Desa Druntenwetan Kecamatan Gabuswetan, Indramayu, Sabtu (5/9).

Pria yang akrab dipanggil Kang Deden itu kembali menegaskan, Nahdlyin harus mengingat ungkapan yang disampaikan oleh Sahabat Ali Bin Abi Thalib, yakni al-haqqu bilā nidhomin qod yaglibuhu al-bāthilu bin nidhōm, kebenaran yang tidak terorganisir bisa saja akan dikalahkan oleh kebathilan yang terorganisir. 

“Kebathilan di depan kita sangat terorganisir, kekuatan Wahabisme, radikalisme, kapitalisme, liberalisme dan kelompok-kelompok lain telah terorganisir dan mengorganisir diri, solid serta bahu membahu satu sama lain menyerang NU dan ingin menghancurkan negeri ini, maka kita harus bersatu padu menguatkan barisan kita, memperkokoh jam’iyah dan jamaah agar tidak terbawa irama yang mereka mainkan, tetapi kita mampu memainkan irama sendiri karena kita jelas-jelas bertujuan untuk kemaslahatan umat serta menebarkan Islam yang rahmatan lil alamin,” tegas Kang Deden.

Dikatakan lebih jauh oleh Kang Deden, saat ini bangsa-bangsa lain di dunia sudah mulai melirik NU dan bahkan ada beberapa negara yang sudah mendirikan organisasi seperti NU di negaranya, karena NU memiliki semboyan hubbul wathan minal iman atau cinta tanah air adalah sebagian dari iman. Hal itu bukan hanya menjadi semboyan tetapi telah mampu dibuktikan sebagai kekuatan ideologi rakyat Indonesia khususnya Nahdliyin sejak masa penjajahan dulu hingga saat ini dalam menjaga dan mempertahankan bangsa dan negara ini dari serangan dan rongrongan gerakan yang ingin menghancurkan bangsa dan negara ini.

Hubbul wathon minal iman bukanlah hadits tetapi quote hasil ijtihad pendiri NU Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, dengan kekuatan pemahaman bahwa cinta tanah air adalah sebagian dari iman, maka mampu menjaga keutuhan NKRI, meskipun bangsa ini terdiri dari berbagai suku, ras, budaya. bahasa dan agama yang berbeda,” beber Kang Deden.

Selain itu, menurut Kang Deden dengan kekuatan besar yang dimiliki warga NU, maka genderang atau irama yang dimainkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia harus benar-benar dimainkan untuk menjaga keberagaman, kebinekaan, menghargai budaya dan adat istiadat yang telah ada berkembang di masyarakat sejak zaman nenek moyang dahulu hingga saat sekarang ini. 

“Sikap atau  karakter utama Ahlussunah wal Jamaah yaitu at-tawassuth (sikap di tengah-tengah), at-tawazun (seimbang dalam segala hal), al-i'tidal (tegak lurus), dan tasamuh (toleransi), telah menjadikan warga Nahdliyin sebagai Muslim yang moderat serta siap untuk menghadapi segala tantangan zaman dengan memegang teguh prinsip Almuhafazhah alal qadimis shalih wal akhdzu bil jadidil ashlah (menjaga perihal lama yang baik dan mengadopsi gagasan baru yang lebih baik) kemudian disempurnakan dengan al-ishlah ila ma huwal ashlah tsummal ashlah fal ashlah, atau yang dapat diartikan sebagai upaya perbaikan ke arah yang lebih baik lagi dan seterusnya,” pungkas Kang Deden.

Pewarta: Iing Rohimin
Editor: Abdullah Alawi


Nasional Terbaru